Chapter 10

16.6K 918 3
                                    

Happy New Year 2015
Semoga di tahun 2015 kita semua menjadi lebih baik. Amin... :)

Normal pov

Prilly sedang duduk di bangku taman kampusnya. Sambil membaca buku untuk keperluan skripsinya, ia juga berpikir tentang Ali. Yah, pikiran Prilly tak lepas dari Ali. Sebenarnya ia sangat rindu dengan Ali, tapi di sisi lain egonya menolak untuk memaafkan Ali.

Prilly memejamkan mata. Menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya pelan. Tiba-tiba Prilly merasakan bahwa ada yang duduk di sebelahnya.

Prilly segera membuka matanya.

"Hai," sapa seseorang yang ternyata Ali. Prilly terkejut dan ia hampir saja terjengkang ke belakang, namun untungnya Ali segera meraih tangan Prilly.

"Ali kamu bikin aku kaget, hampir jatuh ini aku," kesal Prilly memperbaiki posisi duduknya. Ali hanya terkekeh geli.

"Ketawa lagi," Prilly semakin cemberut dan menggembungkan pipinya.

"Maaf maaf...lagian sampai segitunya banget kagetnya, tuh pipi pengen aku gigit ya?" Ali berbicara di sela tawanya. Melihat Ali tak berhenti tertawa, Prilly segera melayangkan pukulannya.

"Aww...aww" rintih Ali.

"Kamu sih, mukanya deket-deket gitu, nih-nih rasain," ucap Prilly masih memukul Ali. Akhirnya Prilly lelah dan berhenti memukuli Ali.

"Udah, capek?" tanya Ali melihat Prilly terengah. Ia hanya mengangguk pelan.

"Sini-sini," Ali menarik kepala Prilly untuk bersandar di pundaknya. Prilly sangat rindu dengan perhatian Ali. Tapi...

"Ali, aku belum maafin kamu loh," ucap Prilly setengah hati. Ali mengela nafas.

"Aku tau, tapi biarkan seperti ini dulu, lalu terserah mau kamu apakan aku," ucap Ali sambil memejamkan mata dan mengelus kepala Prilly.

Prilly mendongakkan kepalanya melihat Ali. Wajah Ali begitu tenang.

"Alii...malu diliatin orang," Prilly berusaha melepas pelukan Ali. Tatapan orang sekitar lebih tepatnya...mereka kelihatan iri dengan kemesraan Ali dan Prilly.

"Gak papa, aku mau peluk kamu untuk yang terakhir sebelum aku berangkat," ucap Ali tenang. Seketika Prilly menatap Ali heran dan bingung. 'Apa maksud perkataan Ali' batin Prilly.

"Kamu mau kemana?" tanya Prilly berusaha biasa.

"Aku mau pergi," jawab Ali singkat. Itu bukan jawaban yang diinginkan Prilly.

Prilly pov

What?, Ali akan pergi. Aku terkejut mendengar pernyataan Ali itu. Kenapa Ali senang sekali membuatku terkejut.

"Kamu mau kemana?" tanyaku berusaha biasa, nanti dia kira aku perhatian.

"Aku mau pergi," jawaban apa itu. Itu bukan yang aku inginkan. Dan kenapa, mataku memanas. Jangan, jangan menangis Prilly. Kenapa, saat di berkata ingin pergi, kata-kata itu membuatku takut untuk kedua kalinya.

"Nanti malam aku mau ajak kamu ke suatu tempat, kamu mau kan?" Ali mengajakku pergi nanti malam. Aku berpura-pura berpikir. Padahal aku bisa menjawabnya cepat dengan kata "mau".

"Iya mau, emangnya kita mau kemana?" tanyaku balik. Ali tersenyum.

"Ada deh, pokoknya kamu harus dandan yang cantik, jam 7 aku jemput," jawabnya.

Ali kembali menarik kepalaku untuk bersandar dipundaknya dan mengelus kepalaku seperti tadi. Kamu tau ini sangat nyaman. Aku memberanikan diri untuk memeluknya dari samping. Mataku terpejam, takut air mataku jatuh. Aku sudah tidak peduli dengan tatapan orang yang berlalu lalang. Kenapa aku tidak bisa marah ke Ali, tidak seperti cewek lain yang gampang marah terhadap pacarnya. Sebenarnya aku sudah memaafkan Ali, tapi ini semua karena ego dan gengsi, ah...sialan. Aku sudah memaafkanmu Ali, sudah kumaafkan.

Expired Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang