Chapter 30A (revisi)

13.4K 781 19
                                    

Maaf tadi ada kesalahan, maunya dipost tapi alhasil malah kosong, untungnya file ceritanya nggak kehapus, tapi ada sedikit perubahan di sana sini
Maaf typo
-----------------------------------------------------
Aku ingin memilikimu Prilly. Entah apa status kita dulu, aku tidak peduli. Entah aku ingat atau tidak, yang pasti...
"Aku mencintaimu Prilly,"
-----------------------------------------------------

Prilly pov
Aku mulai tidak suka dengan kondisi seperti ini. Canggung. Setelah aku selesai makan, tiba-tiba Ali memegang tanganku. Lalu dia mengusap pipiku pelan. Wajahku memanas.

"Ali..." panggilku lirih mencoba menyadarkan Ali. Ali hanya diam saja sedari tadi. Terlebih tatapannya. Tatapan Ali sangat dalam. Lebih baik aku menundukkan kepalaku. Namun tangan Ali menarik daguku sehingga kepalaku mendongak dan mau tidak mau aku menatap Ali.
"Aku mencintaimu Prilly," ucap Ali lirih. Tetapi aku bisa mendengarnya, sangat jelas. Jantungku seperti terlepas dari tempatnya. Kenapa dengan Ali apa kepalanya terbentur lagi?, atau dia sudah ingat semuanya?
"Aku baik-baik saja," ucap Ali. Maksudnya?
"Maksudmu?" aku jadi bingung sekarang.
"Kepalaku tidak terbentur dan maaf aku belum bisa mengingatmu," apakah Ali seorang cenayang?, dia bisa membaca pikiranku.
"Aku mencintaimu Prilly, tapi maaf aku belum bisa mengingatmu, apakah itu kesalahan?" tanya Ali. Suasana berubah menjadi melankolis sekarang. Aku ingin dia ingat, mencintaiku lagi, tapi jika dia belum bisa mengingatku...
"Bukan, itu bukan kesalahanmu, jangan dipaksakan, aku juga tidak mau kau sakit lagi," balasku. Aku tidak mau Ali masuk rumah sakit lagi. Aku tidak mau dia mengerang kesakitan akibat mengingat kejadian dulu.
"Maaf...maaf jangan menangis," kau yang membuatku menangis seperti ini. Ali mengusap air mataku. Aku rindu saat kau menenangkanku saat bersedih, Ali.
"Aku tidak peduli kau mengingatku atau tidak, sejak dulu perasaanku tidak berubah..." Kenyataannya aku tidak bisa menghilangkan pikiranku tentang Ali. Tiba-tiba Ali memelukku erat.
"Terima kasih kalau kau masih mencintaiku Prilly," aku membalas pelukan Ali. Aku rindu pelukan ini. Pelukan hangat dan nyaman saat aku senang, sedih, atau semua perasaan yang membuncah dalam hatiku.
"Siapa bilang aku mencintaimu?" tanyaku. Aku melepas pelukan Ali. Aku ingin mencoba menggoda Ali.
"Kau tadi bilang perasaanmu masih sama sejak dulu," jawab Ali. Aku terkekeh geli mendengar jawaban Ali.
"Tapi kan aku tidak bilang aku masih mencintaimu, dan kau ja..mpphhft," aku membelalakkan mataku. Lagi-lagi Ali mencuri ciumanku. Aku memejamkan mataku. Beberapa detik kami berciuman, hanya beberapa detik. Kemudian, dia melepasnya.
"Aku akan membuatmu mencintaiku...lagi," kening kami masih menempel. Tangan kiri Ali masih berada di pipiku. Hembusan nafasnya masih menerpa wajahku. Harusnya aku yang bilang seperi itu.
"Ekhm," seseorang berdeham. Aku dan Ali saling menjauh dan melihat ke arah pintu.
"Calvin,"

Normal pov
Dua pria satu wanita di dalam ruangan yang sama. Mereka saling berdiam diri sibuk dengan pikirannya masing-masing. Sejak Calvin datang menjenguk Prilly, suasana di ruang rawat Prilly menjadi...mencekam.
'Bagaimana kutu beras itu bisa tahu Prilly dirawat?' pikir Ali. Dia berdiri di samping kiri brankar Prilly.
'Sialan, kalian tahu aku berdiri di depan pintu rawat Prilly sejak Ali...mencium Prilly,' pikir Calvin. Sedangkan Calvin berdiri di samping kanan brankar Prilly.
'Kenapa suasana jadi begini?' pikir Prilly yang menjadi aktris utama di momen ini.
'Semoga kutu beras itu datang saat aku menyatakan cintaku kepada Prilly, rasakan,' pikir Ali. Dia sedikit tersenyum karena satu langkah lebih maju untuk mendapatkan Prilly.
'Terserah jika kau lebih dulu menyatakan cintamu, aku takkan menyerah,' pikir Calvin semangat. Dia akan terus berusaha mendapatkan cinta Prilly. Ali dan Calvin saling menatap tajam, Prilly yang berbaring di tengah-tengah mereka hanya diam menatap mereka berdua secara bergantian.
'Coba saja kalau kau berani mendekati Prilly, Calvin, aku akan terus melindungi Prilly,' pikir Ali posesif. Dia tidak mau Prilly jatuh cinta dengan kutu beras yang ada di hadapannya ini.
Ali dan Calvin saling melipat tangan mereka di depan dada.
'Tunggu saja, aku pasti merebut Prilly darimu Ali,' Calvin tersenyum licik. Sedangkan Ali tersenyum remeh.
'Stop it,' pikir Prilly sudah muak dengan suasana seperti ini.

Expired Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang