Ali pov
Gue melihat pergelangan tangan Prilly yang memerah. Apa gue terlalu kuat pegangnya. Gue mencoba meraih tangan Prilly lagi. Namun, Prilly menangkis tangan gue kasar.
"Jangan pegang gue, " ucap Prilly dingin. Ini pertama kalinya Prilly mengeluarkan kata sedingin itu.
"Maafin aku sayang...aku bisa jelasin semua, " ucap gue memelas. Gue beneran masih sayang dan cinta banget sama Prilly.
"Jangan panggil gue sayang!! " bentak Prilly. Gue melihat wajah Prilly memerah, seperti menahan amarah. Kemudian, dia menghembuskan nafas berat.
"Sekarang gue tanya, kenapa lo tega nyakitin gue, lo...lo selingkuh sama...Becca li, sahabat gue sendiri..., " ucap Prilly yang sambil menangis.
Gue gak tega ngeliatnya, gue ingin memeluknya, tapi tubuh gue kaku seperti patung.
"Ali...kita itu pacaran udah 3 tahun, itu wakil yang lama li, dan sekarang lo mudah banget lupain semua canda tawa kita dulu, gue tau lo udah bosan kan sama gue, jawab li....jawab jangan diem aja... " teriak Prilly sambil memukul tubuh gue. Lidah gue kelu. Apa mungkin yang dikatakan Prilly benar??, kalau gue udah bosan.
"Ya udah kalo lo gak mau jawab, gini, kita sampai di sini saja, lo bisa deket sama perempuan mana pun yang lo suka, termasuk...sahabat gue, lo bebas! " ucap Prilly tegas. Gak...gak gue gak mau putus sama Prilly. Gue meraih tangan Prilly, namun sekali lagi dia menangkisnya.
"Prill, aku minta maaf...aku bener-bener nyesel," sesal gue. Gue gak mau putus Prill.
"Gue gak butuh maaf lo, gue minta lo pastiin siapa yang ada di hati lo, kalo itu gue...gue mungkin bisa nerima lo kembali, tapi kalo itu orang lain, gue rela demi kebahagiaan lo, " ucap Prilly lembut. Tapi, itu kalimat menyakitkan buat gue. Tiba-tiba....
Cup...
Prilly mencium pipi kanan gue lama. Gue terpaku. Gue liat Prilly yang masih menangis. Prilly melepas ciumannya. Hati gue sedikit kecewa saat Prilly melepasnya.
"Makasih kebahagiaan yang kamu berikan selama 3 tahun terakhir ini, mungkin aku akan sulit melupakanmu, " ucap Prilly pelan dan lembut. Telapak tangan Prilly mengelus kedua pipi gue. Hangat rasanya.
"I love you, " ucap Prilly sambil tersenyum manis. Dan gue tau, itu mungkin senyuman paling manis yang terakhir bagi gue saat ini.
Kemudian, Prilly meninggalkan gue yang masih terpaku. Hati gue sakit banget. Gue menatap punggung Prilly yang semakin menjauh dari pengelihatan gue.
"I love you too, Prilly, " gumam gue. Ini semua memang salah gue. Ali begoo.......
***
Keesokan harinya gue menjemput Prilly di rumahnya. Namun, Prilly udah berangkat kata mamanya. Alhasil, gue berangkat ke kampus sendirian. Sesampainya di kampus, gue segera mencari keberadaan Prilly. Tiba-tiba, seseorang orang menepuk pundak gue.
"Becca? " dan ternyata dia adalah Becca. Yah...gue kira Prilly.
"Ali kamu cari siapa? " tanya Becca.
"Prilly, kamu tau Prilly dimana? " tanya gue balik.
Becca terlihat tidak suka dengan pertanyaan gue.
"Gak tau, " jawab Becca cuek. Kemudian, dia meninggalkan gue begitu saja. Hih...dasar cewek.
Akhirnya, gue hari ini mengikuti mata kuliah dengan sangat tidak mood. Gue kepikiran Prilly terus. Gue sadar, gue emang salah.
Prilly pov
Gue sebenarnya males banget pergi ke kampus hari ini. Gue belum sanggup untuk ketemu Ali. Gue gak habis pikir, kenapa mereka tega sama gue.
Dan sekarang...gue di kantin sendirian. Biasanya gue sama Ali selalu makan bersama. Tiba-tiba...
"Hai... " sapa seseorang itu. Dan ternyata itu Reno, teman satu jurusan gue.
"Oh, hai Reno, " balas gue singkat.
"Gue boleh duduk di sini?" tanyanya.
"Ya bolehlah, ini kan tempat umum, " jawab gue mempersilakan.
"Tumben gak sama Ali? " tanya Reno lagi.
"Gue udah putus, " jawab gue seadanya.
"Kenapa putus? " tanya Reno lagi dan lagi.
Dia sebenarnya mau makan atau interogasi gue sih.
"Kalo lo banyak tanya, mending gue pergi atau lo yang pergi, " balas gue dingin .
"Iya iya maaf, gue gak tanya lagi, " akhirnya dia diam. Dan gue bisa menikmati makanan gue, walaupun hati gue masih sedih dan sakit. Gue gak akan biarin tubuh gue juga sakit karena terlalu mikirin Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Expired Love?
RomanceSeseorang yang telah menjalin hubungan yang lama mungkin sedikit merasa bosan. Namun, apakah akan seperti sebuah produk yang mempunyai tanggal kadaluarsa? Di sisi lain, cinta sejati itu juga ada. Mencintai dengan ketulusan, kasih sayang, dan tanpa n...