Chapter 26

14K 798 7
                                    

Hai readers, happy weekend, happy satnight, selamat bermalam mingguan... :)
Ps : * Kalimat bercetak tebal adalah ingatan Ali.
Maaf typo.
-----------------------------------------------
"A P, inisial siapa ini?" aku masih bingung kenapa ada sepasang kalung dengan huruf yang berbeda. Di dalam kotak merah itu juga berisi sepucuk surat. Aku mengambil surat itu dan perlahan membacanya.
-----------------------------------------------

Author pov
Di saat Ali sedang sakit kepala dan mencari obatnya di nakas, Ali menemukan kotak berwarna merah. Ali sendiri juga tidak ingat kotak apa itu. Ali membuka kotak itu dan di dalamnya berisi sepasang kalung berinisial 'A' dan 'P'. Di dalamnya juga terselip surat. Perlahan Ali membuka surat itu dan membacanya.

'Jerman, 6 April 2019
Dear Prilly Zamoralie,

4 tahun sudah kita berpisah. Jarak dan waktu memisahkan kita. Jika kau berpikir aku di sini bahagia, mungkin kau salah. Aku di sini hanya cukup bahagia bisa membantu kedua orang tuaku. Tetapi, bahagia yang sesungguhnya tetap berada di negara kelahiranku. Tepatnya di seorang wanita yang sedang membaca suratku ini.'

Sakit kepala Ali mulai bertambah sehingga ia harus berpegangan pada sesuatu. Namun, dalam keaadan itu Ali tetapi ingin melajutkan membaca surat yang ada ditangannya. Sambil membaca ingatan-ingatan Ali mulai muncul diotaknya.
Ali menatap kalung berinisial 'A P' yang ia pegang. Tiba-tiba Ali sedikit menyingat sesuatu.

'Ma, aku membelikan kalung ini untuk Prilly,'
'Bagus sayang, pasti Prilly akan suka,'
Ali teringat pembicaraan bersama mamanya dulu. Kemudian, Ali melajutkan membacanya.
"Argh...," Ali memegang kepalanya. Sakit di kepalanya membuat Ali seperti berputar. Kemudian, Ali teringat sesuatu lagi.

'Asal kamu tau prill, aku akan tetap sayang dan cinta sama kamu, maaf kemarin aku nyakitin kamu, aku janji itu adalah kesalahan yang pertama dan terakhir yang aku buat,' Ali sedang menatap seorang wanita bermata hazel.
'Tapi aku rasa kita...sahabatan dulu, dengan aku di jerman dan kamu di Indonesia, kita tetap haris komunikasi dan jangan sampai lost contact,' Ali mengatakan itu.
'Oke, sahabat,' seorang wanita berjanji dengan mengacungkan kelingkingnya.

"Prilly," gumam Ali lirih. Ali belum yakin wanita yang ada di ingatannya itu Prilly. Jika memang Prilly, kenapa dia tidak berusaha mengingatkan. Ali benar-benar pusing dan bingung.

                                             'always love you,
                                             Aliando Geraldo'

Ali selesai membaca. Ali percaya jika yang menulis surat itu benar-benar dirinya. Pandangan Ali mengabur. Kepalanya semakin sakit, semua ingatan berputar-putar di otaknya. Dia ingin berteriak tapi jika dia berteriak kepalanya akan sakit. Semakin lama pandangannya menghitam dan Ali jatuh pingsan.

Prilly pov
Aku berlari mencari UGD untuk menemui tante Eci. Tadi saat aku di kantor setelah makan siang dengan Calvin, tiba-tiba tante Eci menelfonku dan mengatakan kalau Ali pingsan. Aku memacu mobilku seperti orang gila. Aku takut terjadi apa-apa dengan Ali. Bagaimana jika Ali kehilangan ingatannya secara permanen. Bagaimana jika,
"Tante," seruku saat aku melihat kedua orang tua Ali dan Alina duduk di ruang tunggu di depan UGD. Aku langsung memeluk tante dan Alina juga memelukku.
"Ali pasti baik-baik saja tante," ucapku menenangkan tante yang menangis. Kulihat Alina juga menangis, aku mengelus punggungnya lembut. Alina memelukku erat. Kugiring mereka berdua untuk duduk kembali menunggu dokter memeriksa Ali.
"Bagaimana keadaan putra saya dok," papa Ali menanyakan keadaan Ali sesaat dokter keluar dari UGD.
"Maaf keadaan putra anda memburuk, mungkin sebelumnya putra anda mengingat sesuatu yang berat," dokter menjelaskan keadaan Ali. Kenapa Ali selalu begitu. Mengingat sesuatu yang membuatnya kesakitan.
"Apa kami bisa masuk?" tanya tante Eci. Dokter mengangguk.
"Silahkan, tetapi jangan terlalu banyak, karena pasien masih belum sadar, besok pagi kita tunggu perkembangannya, saya permisi dulu," dokter mempersilahkan untuk melihat Ali. Dokter itu kemudian meninggalkan kami.

Expired Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang