"Aduh ini gimana ya?" gumam Rose saat tau darah haidnya bocor, cewek itu menggigit kukunya sambil berpikir. Tapi tak lama sebuah tangan menyondorkan jaket padanya.Rose menoleh dan mendapati Lisa dengan wajah datarnya. "Pake, disakunya ada pembalut juga." ucap Lisa sambil meraih tangan Rose untuk menerima jaket yang ia berikan lalu pergi.
Lisa meremas tangannya sendiri, dia tidak mau menoleh ke belakang. Ini sulit, tapi dia juga tidak tega pada Rose setelah mengetahui mental cewek itu dari Mingyu.
Lisa akan tetap baik pada Rose, tapi jika untuk sedekat dulu---Lisa tidak bisa. Semuanya telah berbeda, jika pun Lisa berusaha nanti yang tersakiti tetap hanya dirinya saja. Karena membohongi diri sendiri.
Rasa kecewanya pada Rose memang sangat dalam, tapi dia tidak mau terus-terusan menghindar. Itu melelahkan.
"Lis, lo abis dari mana gue cariin tau." ucap Jihyo lalu memberikan es krim yang sempat dia beli dikantin tadi.
"Nih buat lo."
Lisa terkekeh. "Utututu baik banget sih bestie ku ini."
"Eh tadi lo belum jawab."
"Gue abis dari toilet."
"Oh ya udah, kita ke lapangan yuk. Anak-anak lagi latihan buat praktek senam mingdep."
Jihyo tak menunggu Lisa menajawab dan langsung membawanya kelapangan. Sebenarnya bukan untuk melihat teman-temannya yang latihan, tapi untuk melihat Daniel latihan. Biasalah anak muda.
Sementara diujung koridor sana---Rose menatap Jihyo dan Lisa dengan sendu.
"Ini salah lo, kenapa lo merasa paling tersakiti sih?"
"Lo drama banget, Rose."
❇❇❇
Hari ini Lisa terpaksa pulang cepat dan meminta izin pada guru karena kakaknya yang manja itu masuk ke rumah sakit dan menyuruh Lisa untuk cepat-cepat ke sana.
Berlebihan memang, Lisa yang dulu sakit dan hanya diberi obat penurun panas oleh Jaehyun---ahh lagi-lagi Liss teringat cowok itu.
Setelah Lisa menjauh dan tidak menganggap Jaehyun ada, cowok itu belum menunjukan batang hidungnya lagi.
Bagaimana ya kabar Jaehyun? Bohong kalau Lisa tidak rindu padanya. Jelas Lisa rindu pada sosok yang mengisi hari-harinya selama setahun lebih. Tapi yang Lisa rasakan cukup membuat dirinya tersiksa.
Apalagi mengingat tentang masalah kemarin, rasanya menyesakan.
Singkat cerita, Lisa sudah sampai dirumah sakit tempat Taeyong dirawat inap. Karena sudah tau ruangan kakaknya itu, Lisa langsung berjalan menuju lantai dua.
Setelah dilantai dua ia langsung mencari kamar Taeyong dan masuk tanpa ragu. Tapi lagi-lagi dirinya langsung disambut oleh tatapan teman-teman Taeyong.
Lisa berdecak, sambil diam-diam mencoba untuk menahanndirinya untuk tidak gugup.
"Tuh kan gue disini ada banyak yang jagain lo, kenapa harus ganggu sekolah gue sih?" ucap Lisa sambil menaruh tasnya dinakas.
Taeyong tertawa kecil lalu mencari sesuatu ditangan Lisa. "Lo gak bawa apa-apa?"
"Hah? Bawa apa?"
"Ya kalo jenguk orang mah bawa buah tangan kek anjir, jangan bawa diri doang."
"Buat apa? Lo bukan orang penting yang harus dibawain apa-apa kalo sakit."
"Sialan."
"Bodo ah, gue mau cemilan. Beliin sana ke kantin rumah sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
With J✔
Novela JuvenilWith J, Lisa will be happy but also painful at the same time. ⚠ follow sebelum membaca ⚠ ©pursueadream Start: Juli 2020 publis ulang: Agustus 2021