Author POV
Tak..
Tak..
Tak..
Bunyi langkah kaki Lian cepat menaiki tangga fakultas kedokteran kampus barunya, sambil menggerutu di dalam hati dan mencebikkan bibirnya.
(Ets.. ets.. jangan fikir Lian masuk jurusan kedokteran ya, haha jangan harap cita-citanya dulu kesampaian. Lian dan teman kelasnya hari ini cuman numpang kelas di fakultas kedokteran karena dosennya mengumumkan bahwa beliau tidak bisa hadir dan digantikan keponakannya yang mengajar di fakultas kedokteran, Jadilah Lian melipir sampai fakultas kedokteran wkwk. -author)
"Rasain deh lu Li, gue buat capek hari ini", -author
"Sialan lu thor, kalo ngga ada gua juga cerita lu nggak bakalan naek", - Lian
"Njir nglunjak lu! Gue ganti tokoh utamanya ilang dah lu!" -author
"Eh, jangan dong.. berzyanda bos! Kalo berjanda ogah gua haha. Dah ah sono lanjut cerita!", -Lian
"Hm, yaudin!", -author
Lian yang mulai kelelahan, meremat HP ditangan kanannya sementara tangan kirinya digunakannya untuk berpegangan pada pegangan tangga di lantai 2.
"Ya Allah, baru juga aku masuk kelas hari ke 2 udah dibuat ribet aja kelasnya di pindah ke fakultas kedokteran. Ini dosen lagi sakit atau emang jahat yak, fakultas ekonomi loh di selatan kedokteran di utara. Mana jalannya jwauhhhh bwuangettt lagi!", gerutu Lian dalam hati.
"Hih, apesnya lagi lift full! Eskalator masih diperbaikin! Nah ini lagi kelas, di lantai 3. Huh, nasib-nasibbb.. he-ee ee ehhhh!!!" Saat akan berbelok naik ke tangga lantai 3...
Brukkk!
"Aduh, anjayyyy. Eh Astaghfirullah.. Lah! Aku nyebut. Udah insyaf gua kalik yak wkkw" batin Lian yang jatuh terduduk akibat seseorang menabraknya.
Seorang laki-laki yang menuruni tangga dengan cepat tak sengaja menabrak Lian yang berjalan naik ke atas. Laki-laki itu akhirnya jatuh terduduk dengan barang bawaannya yang jatuh berserakan. Tersadar, dia langsung melihat ke arah seseorang yang dia tabrak masih terduduk diam.
"Hey, are you okey? Sorry, I'm in a hurry." Laki-laki itu bersuara membuat lamunan Lian buyar dan menatap laki-laki dihadapannya yang juga terduduk seperti dirinya. ("Hei, kamu tidak apa-apa? Maaf, aku sedang terburu-buru").
"Hah!?" Jawaban Lian tersentak dari lamunannya.
"Are you okey? I'm so sorry, I'm in a hurry right now. Because of that I ran hurriedly and acidentally hit you", jelasnya sambil mencoba berdiri, lalu berjongkok kembali membereskan barang-barang dan dokumennya yang tercecer. ("Apa kamu baik-baik saja? Aku minta maaf, aku sedang terburu-buru sekarang. Karna itu aku berlari dan tidak sengaja menabrakmu")
"Ah, ya.. I'm okey. Don't worry about it", jawab Lian yang memang merasa tidak apa-apa kala itu. Setelahnya Lian baru sadar HP yang tadi ia genggam tak ada ditangannya. Dia langsung berdiri dan menengok ke kanan dan ke kiri mencari HPnya. ("Ah, iya.. Aku tidak apa-apa. Tidak masalah")
"What is wrong? What are you looking for?", tanya laki-laki itu ketika melihat Lian seperti kebingungan saat dia membereskan dokumennya yang berserakan. ("Ada apa? Apa yang sedang kamu cari?")
"My phone... Ah! There!", Lian melihat Hpnya berada dibelakang pria itu, dekat dengan dinding tangga. Lian pun berjalan menuju HPnya berada dan mengambilnya, namun seketika dia terkejut melihat kondisi layar HP buah tergigitnya padahal baru setahun lalui ia beli sebelum dia berangkat ke Jerman menjalani beasiswanya. ("HPku! ... Ah! Disana!")
"Ck...huh", hela Lian melihat layar HPnya retak akibat terjatuh (hmm, terlempar mungkin wkwk, - author)
Lelaki itu pun menatap ke arah HP Lian setelah mendengar helaan nafas Lian. Dia merasa bersalah, tapi tiba-tiba kembali panik ketika melihat jam di HP Lian yang sedang menyala menunjukkan pukul 10.02 CET waktu Jerman. (Kalau setau author sih jam setengah 6 matahari baru terbit di Jerman, trus sekolah dimulai jam 8 gitu - author)
"Oh God damn it! So-sorry, emm I will take responsibility. I will fix it or replace it even, okey don't be panic. So, can we meet here again later? Ah, this is my card and this is my ID card. I have class now, I see you are a student too. My class might end sooner today, can we meet 1 hour from now?", jelas laki-laki itu menatap Lian lalu dengan cepat mengambil dompet di saku celananya. Laki-laki itu kemudian memberikan kartu nama dan SIM-Anya ke Lian sebagai ID card, tak lupa dengan wajah paniknya karena terburu-buru. ("Oh sial ya Tuhan! Ma-maaf, emm aku akan bertanggung jawab. Aku akan memperbaikinya atau menggantinya bahkan, oke jadi tidak usah panik. Jadi, apa kita bisa bertemu disini lagi nanti? Ah, ini kartu namaku dan ini kartu identitasku. Aku ada kelas sekarang, kulihat kamu juga mahasiswa disini. Kelasku akan selesai lebih cepat hari ini, jadi apa kita bisa bertemu 1 jam dari sekarang?")
Lian menatap cermat mulut lelaki dihadapannya dengan seksama, bukan karena dia menyukai lelaki dihadapannya itu. Tapi karena lelaki itu menggunakan bahasa Inggris dan berkata cukup cepat membuat dia fokus ke bibir laki-laki itu agar mengerti apa yang lelaki itu ucapkan.
"Okey, I accept this card. Em, sorry maybe I can't. How about at 3 o'clock, my class will end at 3 today. And let's meet again here at 3 o'clock. How?", jawab Lian memutuskan lalu mengulurkan tangan untuk menerima ID card lelaki itu. ("Oke, saya menerima kartu ini. Em, maaf mungkin aku tidak bisa. Bagaimana kalau jam 3, kelasku akan berakhir jam 3 hari ini. Dan ayo bertemu lagi di sini jam 3. Bagaimana?")
"okey, here at 3 o'clock. I must hurry up, I'm late now. Bye, see you here at 3 today", jawab lelaki itu lalu berbalik dan kembali berlari cepat menuruni tangga.("okey, disini jam 3. Aku harus cepat, aku telat sekarang. Sampai jumpa jam 3 hari ini")
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
RomanceCerita ini cerita regresi (alur mundur), menceritakan kisah percintaan remaja menuju dewasa. Konflik menegangkan yang tak tertebak di part akhir cerita Lian yang pertama dan didukung dengan cerita Lian kedua. Mengusung konflik sosial-keluarga diteng...