8. Khawatir

2 1 0
                                    

"Woi Se! Masih idup kan lo?", tanya sahabat Sean bernama Richard.

"Wih, rame banget ni tempat. Se! Lo habis berantem, malah ngadain arisan. Haha", ucap Galvin terkekeh.

"Setan lo semua!", ucap Sean membalas.

"Lo yang tadi narik Sean kan?! Lo keren!", seru Knox saat melihat Lashon.

Lashon hanya menatap ke arah Knox sambil terkekeh tanpa membalas ucapannya. Farel juga menatap Knox lalu berkata,

"Knox Marquez Z, heh?!", lalu bersmirk.

Hal itu membuat Knox beralih menatap Farel lalu menaikkan satu alisnya pertanda bingung, begitupun Lian dan semua orang yang ada diruangan itu.

"Dia tau marga gue, anj*ng siapa dia? Ngga ada yang tau nama marga mafia gue kecuali dia juga.. bangs*t!", batin Knox melihat Farel tersenyum tipis.

Farel lalu menunduk kembali memainkan hpnya, tak berselang lama hp Lian berbunyi.

.

.

.

Ting!

*derrrreeeedddddddddd

.

Suara notifikasi masuk itu mengintrupsi Lian dan lagi getaran hpnya yang tak berhenti menandakan bahwa itu adalah pesan penting dari Farel. Lian yang tau itu langsung menatap Farel tanda bertanya, karena dia tak mungkin membuka pesan di hpnya disaat ada Lashon di sebelahnya.

Farel lalu berdiri mengajak Lian untuk keluar ruangan itu dengan alasan menemani Lian untuk mengangkat telfon.

"Gue temenin dia dulu ngangkat telfon.", ujar Farel dingin.

"Ayo", lanjut Farel ke Lian.

Lian pun berdiri dari duduknya mengikuti Farel tanpa mengatakan apapun bahkan menengok ke arah manapun.

Mereka yang ada di dalam ruangan melanjutkan percakapan mereka, sambil memperkenalkan diri mereka satu persatu.

Knox dibalik obrolannya sempat berfikir kenapa Farel mengetahui namanya, bahkan mereka belum pernah kenal sebelumnya.

Nizar pun berfikir demikian, hanya saja dia langsung mengarahkan fikirannya ke geng atau mafia mana karena dari nama dan wajahnya saja dia pasti bukan asli orang Indonesia. Farel yang tau bahwa Lian pasti juga akan dekat dengan sahabat Sean langsung mengantisipasi hal itu dengan memberi tau identitas Knox.

.

Di lain tempat, di tengah taman rumah sakit Lian dan Farel sekarang duduk bersama.

LIAN POV

"Lo bisa buka disini sekarang", kata Farel.

Akupun mengeluarkan hpku lalu membuka pesan dari Farel di aplikasi "S" darinya. Aku melihat identitas Knox sampai menganga, dan menoleh lagi ke arah Farel.

Farel pun mengangguk lalu menyuruhku membaca identitas sahabat Sean lainnya.

Namun yang membuatku tercengang hanya Knox, karena dia merupakan anggota mafia besar di Spanyol. Walaupun hanya anggota, namun dia masuk ke mafia yang cukup kejam di Spanyol dan pernah menyelundupkan narkoba ke Rusia lalu digagalkan oleh mafia milik Farel. Hal itu membuatku bertanya-tanya untuk apa dia di Indonesia.

"Apa dia mata-mata? Apa dia mencari Farel? Oh tuhan ini membuatku tak tenang", batinku.

"Kamu harus berhati-hati dengan Knox, jangan sekali-kali berdua saja dengannya. Tetap didekatku, Lashon, atau Nizar. Dan kalaupun tak ada kita bertiga tetaplah dikeramaian. Paham?", jelasnya padaku.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang