2. Masih Awal

2 1 0
                                    

Bersamaan dengan kedatangan guru muda yang masuk duduk dibangku guru, datanglah 2 perempuan yang mengisi meja depan Lian dan Rosa. Kedua orang itu pun menengok ke belakang lalu menyapa Lian dan Rosa.

Lian merasa kedua orang ini bisa menjadi temannya, bahkan sahabatnya sampai dia lulus nanti. Diapun lalu tersenyum karena merasa senang dan lega bisa mendapat teman baru dilingkungannya yang baru.

LIAN POV

"Hei!" sapa perempuan di depanku yang menengok ke arahku dan Rosa diikuti teman sebelahnya.

"Hei juga!" ucapku dan Rosa bersamaan.
Lalu guru didepan kelas membuka percakapan dan kelasku hari ini.

"Good Morning Class! Perkenalkan, nama saya Betari Ayudyana wali kelas kalian di kelas IPS 2 ini.. Emm, wali kelas sampai kalian lulus. Jadi, semoga ibu bisa membimbing kelas ini bersama kalian dengan baik dan mohon bantuannya ya. Salam kenal semua...", ucap wali kelasku yang merangkap menjadi Guru Bahasa Jawa.

Berhubung hari ini hari pertama kelas X masuk sekolah untuk memulai pelajaran, maka upacara ditiadakan dan diganti dengan perkenalan diri setiap siswa di kelas masing-masing.

Perkenalan diri akan dipandu oleh wali kelas dan kelasku memulai perkenalan diri menurut urutan tempat duduknya. Di awali dari baris pertama banjar pertama dekat pintu,

"Kamu.. iya kamu", ucap Bu Betari menunjuk teman sekelasku untuk memperkenalkan diri. Bu Betari mengarahkan jari telunjuknya, menunjuk temanku yang berada di ujung depan samping pintu untuk berdiri memperkenalkan dirinya di depan kelas dan begitupun seterusnya sampai barisan terakhir.

Sampai pada wanita itu. Kalian tau maksudku? Dia, wanita yang menatap ke arahku sebelumnya.

"Hai gaes, nama gue Aranis Kiranna Zanna biasa dipangil Ara. Gue dari SMP 1 Surabaya yang hits itu lohhh, salam kenal ya semua. Semoga pada bisa akrab sama gue, bisa banget kok save nomer gue. Ntar gue kasih setelah ini, follow ig gue juga. Araaanna a-r-a-a-a-n-n-a", katanya lalu tersenyum manis setelah selesai memperkenalkan diri. Ets, tapi tanpa melihat ke arahku ya. Bahkan sepertinya, melirikku saja dia enggan.

Aku semakin yakin akan ada hal yang tidak kuinginkan, jika aku berdekatan dengannya. Yang jelas pastinya akan membuatku pusing kepala atau bahkan merugikanku. Huh, aku hanya bisa menanti saat itu tiba.

Selesai perkenalan diri, Bu Betari meminta kita melanjutkannya dengan pembuatan struktur kelas dan jadwal piket. Aku ditunjuk Ara menjadi wakil ketua kelas.

Ah, sebenarnya aku tidak mau. Malas sekali harus melakukan ini itu, apalagi yang menunjukku dia! Huh, aku lebih suka melakukan hal yang kusuka bersama sahabat-sahabatku.

Sialnya, teman-teman sekelasku pun sama saja.. yang lain menolak karena terlalu merepotkan untuk menjadi struktur kelas. Mereka tidak mau ditunjuk, apalagi mengajukan diri.

Pada akhirnya mereka mendukung usulan Ara. Yaa, bahkan hari pertamaku sudah dia jadikan sebagai alasan kebenaran prediksiku atas karakternya. Sial,

Terpaksa aku mengalah dan membantu Ben dalam tugasnya menjadi ketua kelas, dan Rosa menjadi sekertaris.

Perdebatan masih belum berakhir. Sekarang kelasku memperdebatkan masalah bendahara kelas. Kalian pasti tau, memegang uang kelas tak semudah yang dibayangkan. Ditambah jika ada manusia-manusia yang nunggak bayar uang kas kelas. Iya kan??? Ah, merepotkan sekaliii..

Setelah lama saling tunjuk dan tak mau mengalah, Naya.. perempuan yang duduk di depanku mengalah. Dia akhirnya bersedia, bahkan menawarkan dirinya untuk menjadi bendahara. "Muak", kata yang dia keluarkan saat mendengar perdebatan teman sekelasku yang menurutnya tak penting. Buang-buang waktu. Itu alasannya, keren kan?

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang