.
HAI GAES
PEMBERITAHUAN PEMBERITAHUAN.
DITUJUKAN KE PEMBACA SEKALIAN YANG BUDIMAN DAN BAIK HATINYA
KABAR BAIK YANG BUNA SAMPAIKAN ADALAH BUNA INSYAALLAH AKAN BERUSAHA UPDATE 1-2 HARI SEKALI! YEY
JADI BUNA MOHON TERUNTUK PEMBACA SETIA BUNA YANG NGIKUTIN BUNA DARI AWAL, JANGAN BERPALING YA DARI CERITA BUNA TERUS LIKE AND VOTE!.
JANGAN LUPA JUGA UNTUK SELALU NINGGALIN JEJAK KALIAN DI KOMOL EH KOLOM KOMENTAR BIAR BUNA BISA LIKE LIKE LIKE KALIAN!
SUPPORT BUNA TERUS YA GAES
SUPPORT BUNA TERUS JUGA BIAR TIAP KALI BUNA UPDATE NASKAHNYA SELALU LEBIH DARI 1000(SERIBU) KATA
DAN
JANGAN LUPA FOLLOW SOSIAL MEDIA BUNA YANG TERTERA PADA BIO UNTUK SELALU MELIHAT AKTIFITAS BUNA SEHARI-HARI YANG SERU BANGETSAYANG KALIAN!
.
TERIMAKASIH!
.
.
.
*Brakkkkk
"LO ANJ*NG KALOK NGGA BISA DIEM SEKARANG JUGA, GUE PASTIIN BUNUH LO SETELAH INI! CANDAAN LO BERDUA NGGA LUCU SETAN! GOBLOK LO PADA!", marah Lashon yang sedari tadi nahan emosinya karna lagi mabar.
"Kita pergi", ucap Lashon dingin menarik tanganku keluar dari kantin.
Huh, ternyata dia masih sedikit sama. Masih peduli denganku walau tak pernah punya banyak waktu dekat denganku lagi. Aku sedikit tersenyum saat kita berdua berjalan menjauhi kantin karena perlakuan Lashon yang masih care terhadapku. Aku beruntung punya sahabat yang peduli sama semua hal tentangku termasuk masalahku sekarang. Semoga kalian akan tetap sepeduli ini sampai nanti kita saling sulit ketemu. Lanjut ya. Aku tak sekalipun menoleh ke belakang setelah Lashon menarikku keluar dari kantin. Aku menghargai tindakan Lashon yang tak terima oleh candaan Knox dan Richard terhadapku. Ah iya, Lashon membawaku kembali ke kelas dan kita berdua duduk di kursi depan kelas.
"Lo kenapa sih Li, sampe dibully gitu. Masih mikirin Farel yang nggak ada kabar?", tanyanya padaku.
"Emm..", aku ragu menjawabnya tapi tak lama akupun mengangguk.
"Kenapa sih Li? Kayak lo ngga tau Lofa aja. Dia kan emang tiap bulannya balik ke Rusia, apa bedanya sih sama biasanya? Karna dia pergi waktu kalian masih kelahi? Karna dia ngga ngabarin lo? Atau karna dia ngga ada kabar dan ngga bisa dihubungin?", tanyanya terus menerus.
Aku hanya menatap Lashon, mendengar semua pertanyaannya itu tanpa niat ingin menjawab. Perasaanku memang tak tenang karna semua pertanyaan Lashon itu, tapi aku tak mau menjawab "iya" kepadanya. Aku tak mau dia ikut memusingkan aku yang resah memikirkan Farel. Memang apa salahku merasa tak tenang seperti ini? Karna aku memikirkannya sampai berlarut-larut? Bagaimana mungkin aku tak memikirkannya terus jika Farel bahkan tak bisa dihubungi dan ini sudah hampir 2 minggu lamanya. Biasanya dia tak selama ini, jika lama pun dia pasti bisa dihubungi. Tak seperti ini.
"Gini deh Tis, lo tau lah kalok Lofa balik ke Rusia itu pasti bakalan susah dihubungin. Dulu juga pernah dia 2 hari ngga bisa dihubungin dan waktu balik kesini dia fine aja tuh. Jadi apa yang salah Tis? Semua hal yang sekarang berkeliaran di kepala kecil lo ini, semata-mata karna rasa bersalah lo yang baru kelahi sama Farel. Percaya deh. Lofa ngga mungkin marah sama lo selama ini. Pasti dia disana memang banyak urusan, perusahaannya mungkin? Lo tau kan kita udah saling pegang bisnis satu sama lain. Jadi udahlah, take it easy", katanya lagi.
"Aku ngga bisa bohongin diri gue kalok gue khawatir sama dia Shon, gue udah lakuin itu tapi tetep aja. Tapi lo bener, aku bakalan usahain buat lebih tenang. Huh, thanks Cair. Maaf buat lo susah", kataku tulus.
Dia mengacak atas kepalaku sambil tersenyum menampilkan deret gigi putih rapinya.
"Iyaa udah kewajiban gue. Mau lo udah punya anak 5 pun semisal lo ada masalah gue pasti bakalan tetep ada buat lo. Itu janji gue ke diri gue sendiri. Maaf juga karna akhir-akhir ini ngga selalu ada buat lo dan sibuk sama dunia gue sendiri. Malah Nizar yang malah kena iimbas sasaran lo tempelin, gue cukup ngrasa ngga ada buat lo saat lo lagi kayak gini. Sorry ya Tis, gue siap kok kena tampol Lofa. Gue ngaku salah"
Aku menggelengkan kepalaku.
"Nggak, lo nggak salah apa-apa Cair. Aku kemana-mana sama Nizar karna memang ngga mau ganggu lo kok, trus Nizar juga nawarin diri. Toh Farel dulu bilangkan, Nizar bisa dipercaya waktu Cair sama Lofa ngga ada. Jadi aku ngga masalah sama Nizar, maslah kita jadi deket. Dan Cair tau apa yang seru?! Nizar juga dianggap anak loh sama keluarga aku! Sekarang aku panggil Nizar itu Hyatt! Jadi Cair juga boleh panggil Nizar Hyatt. Okey?", jelasku pada Lashon yang kuakhiri dengan cengiran khasku. Hihi
"Wah nambah sodara baru nih gue, asik deh punya adek. Ngga jadi bungsu akhirnya, haha", balasnya lalu terkekeh. Akupun ikut tertawa mendengar celetukannya.
Tak lama bel berbunyi, geng kelasku, Lashon, dan Sean belum kembali saat aku dan Lashon beranjak memasuki kelas. Geng kelasku baru memasuki kelas saat sebelum guru kelasku memasuki kelas.. mereka nampak biasa saja, walau sedikit terbesit difikiranku apa yang terjadi saat setelah aku meninggalkan kantin bersama Lashon. Sebenarnya aku penasaran, tapi niatku untuk bertanya kuurungkan sebab aku merasa tak enak untuk bertanya kepada mereka. Merekapun sepertinya tak ingin menceritakan apa yang terjadi, buktinya tak ada satupun dari mereka yang membahas kejadian di kantin setelah aku pergi.
Hari ini aku pulang bersama Lashon karena Nizar ada jadwal ekstrakulikuler. Sebenarnya aku hendak pulang bersama supirku, tapi Lashon memintaku untuk pulang bersamanya. Lashon bilang dia ingin membagi waktunya denganku, setidaknya setiap minggunya ada hariku dengan Lashon walau hanya mengantar-jemputku atau pergi jalan-jalan bersama. Lashon ingin memperbaiki hubunganku dengannya yang kemarin agak sedikit renggang karna dia sibuk bucin, hihi.
Lama Lashon di rumahku, sampai-sampai saat hendak pulang mama Tisha tak memperbolehkannya karena masih rindu katanya. Karna Lashon memang sudah lama tak menginap di rumahku, maka hari ini jadwalnya untuk menginap. Walau harus dengan paksaan mama. Yahhh, bagaimana mau menginap. Memunculkan batang hidungnya di rumahku saja tidak. Hmm.. akhirnya setelah sekian lama, rumahku ramai kembali dengan adanya candaan Lashon malam ini. Kita duduk berbincang di ruang keluarga sambil bermain PS bersama kak Aile. Sejenak fikiranku kembali ke Farel. Jika saja ada Farel saat ini, pasti rumah ini akan semakin hidup dan terasa lengkap. Aku tak melupakan bang Zain, tapi terkadang sosok Farel seperti menggantikan bang Zain. Itu mengapa Farel membuatnya seperti pelengkap.

KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
RomanceCerita ini cerita regresi (alur mundur), menceritakan kisah percintaan remaja menuju dewasa. Konflik menegangkan yang tak tertebak di part akhir cerita Lian yang pertama dan didukung dengan cerita Lian kedua. Mengusung konflik sosial-keluarga diteng...