LIAN POV
"Li, lo gapapa? Gue kaget banget sama kejadian tadi gila! (Menoleh ke arah Lashon) Shon! Lo keren banget tadi sumpah! Kayak yang ada di film-film action anjir!" ucap Rosa ketika sudah berada di samping Lian.
"Aku gapapa, Lashon sama Farel aja yang terlalu berlebihan. Huh," jawabku.
Lashon pun mengacak rambutku dan terkekeh lalu duduk dibrankar sampingku, membuka HPnya.
"Tapi lo gapapa kan Li?", tanya Naya.
"Wih tumbenan si santuy nanya. Biasanya lo bodoamat, haha", potong Rosa ketika aku akan menjawab.
"Lian mah gapapa njir, yang parah tuh Sean anjay. Dia sampe pinsan digebukin Lashon sama ditonjok Farel. Gila emang nih manusia berdua!", kata Raid.
"Iya anjay, lo semua kalo tadi ikut ke tempat kejadian.. behhhhhhh parah! Plo semua pasti ikut merinding! Gue aja nih, yang misahin Lashon...kayak ngrasa cari mati tau nggak.", lanjut Dane.
"Hah? Trus si Sean Sean itu sekarang dimana?", tanya Anya penasaran.
"Udah, diurusin tuhhh sama si Lashon.", jawab Gab. "Tapi gila ya si Lashon bisa tenang banget habis gebukin orang. Cuman ngasih kartu nama trus udah deh kelar," Gab angkat suara.
"Wih, coba gue tadi lolos buat ikut lo pada. Kayaknya seru tuh liatin Lashon maen tonjok, hahha", Ben pun ikut buka suara.
"Sialan!", jawab Lashon ke Ben sambil terkekeh membuat yang lain ikut tertawa.
"Lo tapi tadi kenapa sih Li?", tanya Gahar karena dia kepo sejak tadi.
Akupun menceritakan kesialanku hari ini, Farel dan Lashon kulihat hanya memainkan hpnya tanpa peduli jalan cerita yang aku ceritakan.
"Gila, kayak gitu bisa bikin orang pingsan trus masuk rumah sakit?! Kagak berani-berani deh Li gue gangguin lo lagi di kelas!", ucap Dennis, membuat fokus Farel dan Lashon dari hpnya teralihkan menatap Dennis.
"Maksud lo?!", tanya Farel dengan suara rendah.
"Ih apaan sih Lof", potongku sambil memalingkan wajah Farel yang memandang Dennis tajam ke arahku.
"Duh, kenapa sih Dennis pake ngomong kayak gitu sekarang. Emosi Farel sama Lashon kan belum ilang, ih mau habis apa sama Farel", batinku.
"Dennis cuman kadang bercanda sama aku Lof, ngga berlebihan kok", tatapku ke Farel teduh agar dia percaya.
"Ampun bos! Aku bocahmu", celetuk Dennis cepat. "Biasalah kadang gue sama Tio sama Ben suka jailin Lian cs. Hehe", lanjutnya sambil menggaruk tengkuk.
"Lah, apa lo bawa-bawa gue!", sanggah Tio.
"Iya njir, lo yang kena bawa-bawa kita. Mana Agar-Agar ngga disebutin juga lagi, ngga setia kawin lo!", ucap Ben.
"Udah ih, kalian kenapa jadi ribut sih!", kesalku pada mereka.
"Pokoknya aku ngga mau tau nanti Cair sama Lofa harus minta maaf ke Sean Sean itu!"
"NGGAK!", jawab Farel dan Lashon serempak.
"Aku nggak mau tau ya pokoknya harus! Atau aku bilang ke Bang Zain biar dia terbang balik lagi ke sini!" ancamku pada mereka berdua.
"NGGAK! JANGAN!" ucap mereka bersamaan lagi.
"Iya, nanti gue minta maaf." ucap Lashon mengalah.
"Farel juga!", ucapku pada Farel.
"Nggak gue ngga mau, laporin aja ke Bang Zain. Gue mending hadepan sama Bang Zain daripada harus minta maaf ke dia", ucapnya padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
RomansaCerita ini cerita regresi (alur mundur), menceritakan kisah percintaan remaja menuju dewasa. Konflik menegangkan yang tak tertebak di part akhir cerita Lian yang pertama dan didukung dengan cerita Lian kedua. Mengusung konflik sosial-keluarga diteng...