19. Anak Angkat

2 1 0
                                    


.

.

.

AUTHOR POV

Lian memasuki rumahnya lalu langsung pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri. Karena hari ini adalah hari Jumat, dia menyempatkan diri untuk berendam.

Ingatkan? Di hari Jumat sekolah Lian dibubarkan pukul 4 sore, dari rumah ke sekolah memakan waktu 30 menit dengan mobil. Jika macet yaahhh bisa sampai 45 menit apalagi hari senin, dan 20-15 menit dengan motor.

Lian lalu berendam di bath up sambil memejamkan mata memikirkan perkataan Nizar di mobil. Dia semakin tak nyaman jika memang Farel kecewa dengan permintaannya semalam.

Setelah menghabiskan waktu 1 jam untuk berendam Lian kemudian menunaikan ibadah sholat Asharnya lalu duduk di depan meja riasnya menggunakan skincare yang dia miliki. Selesai dengan kegiatannya merawat diri, Lian mengambil hpnya di nakas samping tempat tidurnya kemudian berbaring.

Dia menghubungi Farel lewat aplikasi "S" tanpa memberikan notifikasi darurat karena Lian takut itu akan membuat Farel terganggu. Lian menghubungi Farel untuk minta maaf mengakui kesalahannya, menanyakan kabar, dan meminta untuk segera menghubungi Lian saat memiliki waktu luang.

Jam menunjukkan pukul 6, Lian bersiap menunaikan ibadah sholat Maghrib. Setelah dia selesai beribadah Lian langsung turun ke bawah membantu menyiapkan makan malam. Kemudian Lian ikut makan bersama keluarganya dan para pekerja di keluarganya.

Meja makan milik keluarga Lian memang sangat sangat besar dan panjang muat untuk menampung 32 orang, memang sengaja diperuntukkan untuk keluarga besar Lian jika berkunjung. Apabila tak ada keluarganya berkunjung, pekerja di rumah Lianlah yang menduduki kursi-kursi kosong di meja makan Lian. Keluarga para pekerja di rumah Lian juga ikut makan disana, karena memang masakan di rumah mereka juga diambil dari sebagian masakan rumah Lian.

Keesokan harinya tepat pukul 6, Lian sudah siap untuk berangkat ke sekolah dan bergegas turun ke bawah untuk membantu menyiapkan sarapan. Jam 6.45 semua keluarga Lian sudah turun ke bawah untuk sarapan.

Tak berselang lama saat Lian mengambil Sandwich yang tadi dia buat, satpam rumahnya masuk ke meja makan.

"Selamat pagi tuan, nyonya, non.. maaf menganggu, di depan teman non Lian sudah menjemput", ucap satpam rumah Lian Pak Ngadi namanya, suami Embak Asmi.

"Oh, iya Pak makasih. Lian ke depan dulu ya, minta temen Lian buat nunggu", kata Lian diangguki ayahnya.

Ibunya yang melihat Lian keluar ruang makan lalu meletakkan mangkuk salad yang baru selesai dia buat ke meja makan.

"Lian mau kemana?", tanyaTisha (mama Lian).

"Ada temen Lian mah, jemput", kata Aile (Kakak Lian).

"Farel atau Lashon? Kok tumben nggak masuk, padahal masih jam segini. Apa temen Lian yang lain? Tapikan yang tau rumah ini hanya sahabat sekelas Lian", tanya Tisha lagi yang dibalas gelengan oleh Lud (papa Lian) dan kakak Lian.
"Yaudah mamah ke depan dulu ya, kalian lanjut makan", kata Tisha lalu berlalu mengikuti Lian.

Di depan rumah

"Kok kamu udah dateng sih, kan aku bilang jam 7", kata Lian mendekati Nizar yang masih duduk dimotor dengan memainkan hpnya.

"Katanya lo nggak mau telat, yaudah gue jemput sekarang. Mana tau kepagian menurut lo", jawab Nizar kesal. Emang cewek selalu bener, haduhhhh.

"Yaudah tunggu bentar ya, aku baru sarapan", kata Lian dijawab anggukan lalu hendak berbalik untuk masuk rumah.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang