10. The Chili Girls

1 1 0
                                    

Waktu berlalu sangat cepat, 1 bulan telah berlalu setelah kejadian upacara waktu itu. Selama jangka waktu itu, kehidupan Lian dapat dibilang baik-baik saja tak ada masalah berat yang harus ia hadapi. Singkat cerita, karena keributan yang dibuat Lashon saat upacara ditambah laporan pihak OSIS tentang pengeroyokan Lashon dan Farel terhadap Sean, membuat mereka berdua harus diskors dan ditulis alpha.

Farel saat itu hanya di skors selama 1 hari dan Lashon 3 hari, selama itu Lashon tetap mengantar jemput Chala sekalian melihat keadaanku. Sedangkan Farel, dia menjemput dan menungguku pulang di warung depan disatu hari masa skorsnya. Setiap hari aku memang menjenguk Sean ke rumah sakit walau hanya sampai setelah Isya', berlanjut sampai 2 hari Sean diperbolehkan pulang.

Farel dan Lashon memang menemaniku bertemu Sean untuk menjagaku, bukan karena mereka merasa bertanggung jawab dengan Sean katanya. Saat Sean sudah diperbolehkan pulang, mereka berdua juga ikut menemaniku saat menjenguk Sean. Hari ke 3 Sean di rumah, orang tuanya pulang. Sehingga kami semua tak lagi menjenguknya karena takut orang tua Sean curiga.

Alasanku menjenguk Sean setiap hari akibat aku yang merasa bertanggung jawab kepadanya karena ulah Lashon dan Farel yang tak bersungguh-sungguh dalam meminta maaf. Aku mewakili diriku sendiri yang menjadi penyebab dia terluka, juga Lashon dan Farel sahabatku yang menjadi pelaku. Alasan lainnya karena mereka berdua menjaga Sean tanpa mengajaknya berbicara, untungnya geng mereka dan Dennis ikut tidur di RS waktu itu.

Sampai pada akhirnya Sean masuk sekolah setelah seminggu absen, aku juga tak lagi datang ke rumahnya toh orang tuanya sudah pulang saat terakhir aku berkunjung ke rumahnya. Sempat aku berkenalan dan berbincang dengan orang tua Sean. Karena semua itulah baik aku, Sean, dan sahabat-sahabat kita semua menjadi saling akrab satu sama lain.

AUTHOR POV

Di kantin sekolah pada hari itu..

"Aku aja ya yang pesen, kalian cari tempat duduk aja", kata Lian.

"Ya udah, samain aja semua Li. Biar ngga ribet", kata Naya.

"Ih kok disamain, gue kan pengen mie ayam. Kan Lian nggak kayak lo yang nggak suka di ribetin", kata Rosa sambil cemberut.

"Dasar lo Ros-Nah, udah ah kayak bocah aja. Yaudah samain aja semua mie ayam gue nggak pake sayur ya Li", kata Anya.

"Hahaha, iya iya dah ah aku mau pesen dulu kalian cari bangku trus kalo bisa yang deket kipas atau jendela ya", kata Lian.

"Iya tauk bawel", jawab Naya. Lian pun berlalu sambil terkikik geli, lalu setelah memesan Lian langsung mencari meja sahabatnya.

Sampai saat ini sahabat Lian belum tau kalau mereka berteman dengan anak salah satu orang berpengaruh di dunia. Itu sebabnya Lian sangat nyaman bersahabat dengan mereka, bahkan juga dengan Dennis, Ben, Gahar, dan Tio. Sahabat laki-laki Lian di kelas juga menjadi sahabat geng Farel, bahkan mereka membuat grup mereka sendiri.

Hubungan Lian dengan Farel dan Lashon juga masih sama, walaupun akhir-akhir ini mereka tidak pernah makan bersama. Geng Farel biasanya pergi makan di warung depan sekolah karena disitulah para lelaki biasanya nongkrong.

Saat mereka berempat makan, Sean dan sahabatnya duduk dimeja samping Lian lalu ikut bergabung dengan obrolan geng Lian.

"Hay Li, lo ditanyain nyokap tuh suruh main" kata Sean pada Lian.

"Hah? Buat apa aku ke rumah Sean?" kata Lian.

"Ngga tau tuh mama gue, mungkin mau ngajak kamu buat bikin kue bareng"

"Eh ikut dong! Masak Lian doang yang diajak", ucap Richard.

"Yee lo mah ikut-ikutan baek". Jawab Rosa.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang