15. Berubah

1 1 0
                                    

AUTHOR POV

Saat ini terhitung sudah 1 minggu sejak Sean dan Lian pulang bersama dan mampir makan di Tellame Restoran. Mereka berdua terlihat sangat dekat setelah kejadian Sean meminta izin mengantar Lian pulang saat itu. Bahkan tak banyak orang berfikir kalau mereka berdua memiliki hubungan khusus, ya pacaran maksudnya hehe.

Sean dan Lian juga terlihat sangat sering berjalan ke kanton dengan Lian tiap kali istirahat. Karna Sean memang sering bolos dan Lian selalu latihan piano di ruang musik membuat mereka sering berjalan bersama menuju kantin. Perlakuan Sean terkadang membuat Lian semakin lama semakin terbawa oleh perasaannya. Sean sering memakaikan sepatu Lian,  menjahilinya saat berjalan, mengantar Lian pulang ke rumahnya, membaut Lian jadi tambah berfikir bahwa Sean menyukainya.

Sekarang, Lian berada di kantin sekolah saat istirahat ke dua bersama sahabatnya dan geng Farel. Geng Dennis dan geng Sean berada di warung depan sekolah karena mereka sedang ingin nongkrong di sana.

"Bagi dong Li", pinta Gab pada Lian yang sedang makan Lays rumput lautnya.

"Nih ambil aja", Lian menyodorkan Laysnya ke Gab.

"Ini nih yang dibilang diam diam menghancurkan eh menghanyutkan", celetuk Dane sambil mengaduk nasi goreng yang diberi bubuk cabe olehnya.

"Hooh ya, mulus banget si kutu modusnya", Raid ikut berbicara.

"Lo, ngomongin apaan sih. Gue nggak mudeng", kata Rosa.

"Buat yang tau-tau aja ya nggak sih Zar", jawab Dane.

"Heh!", dengus Gab.
"Eh, ini Li lo makan coklat gue aja. Lays lo tinggal dikit juga, biar gue gantiin coklat aja ya.

"Nah kan modus", celetuk Raid.

"Gab! Lo suka sama Lian?", Gab melihat ke arah Naya, membuat sahabatnya menoleh ke arah Gab.

"Ya-ya nggak lah! Pa-pawangnya aja nyeremin. Mana berani gue!"

"Pengecut", celetuk Nizar lirih namun masih bisa didengar.

"Eh udah sih, kok malah godain Gab. Kasian tuh mukanya udah kayak kaos belum disetrika, LECEK! HAHAHA", kata Lian basi.

"Hahaaha", ketawa semuanya untuk menghargai Lian.

"Dih, nggak usah pura-pura ketawa kalok nggak lucu!"

"Eh tapi Li, gue penasaran deh. Lo baru pdkt sama Sean ya? Deket banget akhir-akhir ini", tanya Lashon.

"Uhuk..uhuk", bukan-bukan bukan Lian yang batuk, melainkan Farel dan Gab yang batuk bersamaan.

"Ini nih minum dulu Rel", Naya menyodorkan minumnya ke Farel.

"Minum dulu Gab, pelan ih kalok makan", kata Lian.

"Woy, jawab Li. Malah nepukin Gab, dia mah kalo mati bisa gali lubang sendiri. Nggak usah dipeduliin", ucap Raid bercanda.

"Yeee, muncung kau sembarangan!", Rosa menoyor Raid.

"Apaan sih sayang, sakittt", kata Raid.

"Dih, apaan sayang-sayang"

"Padahal kalok pulang sekolah chatan", gumam Raid pelan.

"Oh, Rosa sama Raid yang pdktan ternyata. Udah chat-chatan saben hari, paham gue paham sekarang", Dane ikut menggoda.

"Selamat ya Ros, semoga langgeng", kata Naya.

"Lo juga semoga langgeng ya Nay sama Dane!", kata Rosa.

"Hoi! Ini apaan sih, malah jodoh-jodohan. Gue baru nanya Lian nih!", kesal Lashon.

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang