Akupun yang berdiri tak bisa menahan emosiku lagi. Kulihat, Galvin, Knox dan Naya langsung ikut berdiri ketika melihat aku berdiri.
Ya, mereka berdua tau jika orang yang biasanya suka bercanda sepertiku kalau marah akan lebih seram daripada mereka. Sean sedari tadi hanya makan lalu memegang tangan Aln agar melepaskan tangannya di rambut Lian melihat situasi makin panas dan banyak siswa lain yang melihat pertengkaran mereka di meja masing-masing. Sementara penjual makanan di kantin tak ada yang berani ikut campur masalah siswa karena bisa saja malah merugikan mereka.
"Lian!", ucap Galvin dan Naya serempak.
Aku hanya mengangkat tanganku meminta mereka berdua tak ikut campur urusanku atau menghentikanku. Akupun menengok ke arah Aln dan menatapnya, sedangkan yang lain masih bertengkar dengan lawan masing-masing.
"U-udah deh, lo juga yang salah", kata Knox tergagap melihat mataku yang sudah memerah dan rahangku mengeras.
"Iya Li, ngga usah diladenin" ucap Sean.
"Kalian ngga usah ikut campur ya! Ini masalah kita sama bitchy ini! Apa lagi ni bule miskin yang belagunya selangit, lacur aja sok-sokan!" kata Aln.
.
Plak!
.
Bunyi tamparanku saat aku tak lagi bisa menguasai emosiku.
.
.
.
Plak!
.
.
.
.
Tamparku lagi karena dia tak melepas cengkraman di rambutku.
.
.
.
.
Plak!
.
.
.
.
Tamparku lagi karena emosiku belum reda, saat tamparan keduaku sebenarnya Aln telah melepaskan rambutku dan mundur dua langkah sambil memegangi kedua pipinya yang memerah dan darah mengalir di kedua ujung bibirnya.
Naya dan Galvin hendak beranjak dari tempat mereka berdiri ketika melihat tanganku terayun menampar Aln yang ke empat.
"Stop! Tolong jangan ikut campur urusan saya", ucapku sambil menahan emosi mengambil hpku, lalu maju mendekat ke arah Aln dan menggapai sejumput rambutnya yang tergerai lalu memainkannya dengan jariku.
"Asal anda tau Mrs. Aln, saya tak pernah melakukan hal yang anda katakan barusan. Lihat (menunjukkan layar hpku), saya telah merekam semua pembicaraan kita dari awal sampai sekarang. Saya bisa menuntut anda atas tindak pencemaran nama baik terhadap saya-"
.
.
.
Plak!
.
.
.
.
"Gue nggak takut sama bule miskin kayak lo!" ucap Aln.
Aku pun tersenyum indah, mungkin bagi mereka senyumku cantik manis dan lembut tapi bagi sahabatku dan mafia-mafia seperti Knox pasti tau maksud senyumku adalah pembalasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
RomanceCerita ini cerita regresi (alur mundur), menceritakan kisah percintaan remaja menuju dewasa. Konflik menegangkan yang tak tertebak di part akhir cerita Lian yang pertama dan didukung dengan cerita Lian kedua. Mengusung konflik sosial-keluarga diteng...