S e m b i l a n

1.4K 126 6
                                    

"Udah gua jelasin semuanya 'kan? Jadi sekarang, tolong jangan ganggu gua lagi."
~Gavian Aditama Bagaskara~

~Happy Reading~

***

Latisha saat ini tengah berdiri di depan gerbang rumahnya. Ia tampaknya sedang menunggu seseorang datang. Sepertinya, dia akan pergi ke suatu tempat, sebab terlihat dari pakaiannya yang tampak rapi dan cantik.

Ckit!

Sebuah motor besar berwarna merah berhenti tepat di depan Latisha. Latisha tersenyum simpul kala melihat orang yang sudah cukup lama ia tunggu, akhirnya datang juga.

"Udah lama nunggu?" tanya si empunya motor yang tak lain adalah Gavian Aditama Bagaskara.

Latisha menggeleng cepat. "Gak, kok," jawabnya dengan senyum manis.

"Kalo gitu ayo naik," ajak Gavian sembari menyerahkan sebuah helm ke Latisha.

Latisha mengangguk lalu memakai helm yang diberikan oleh Gavian, kemudian naik ke atas motor remaja itu. Setelahnya, mereka pergi meninggalkan kawasan rumah keluarga Xavier.

.

"Jadi kamu mau ngomongin apa?" ucap Latisha menatap Gavian yang duduk di sebelahnya.

Kini mereka berdua telah sampai di suatu tempat. Tepatnya, di salah satu taman bunga yang berada di tengah kota. Taman yang sangat-sangat terkenang bagi mereka berdua sebab taman ini menjadi saksi bisu pertemuan mereka pertama kali. Di mana saat itu, Latisha kabur dari rumah seusai dimarahi habis-habisan oleh papanya.

Mereka bertemu dalam keadaan yang sama-sama kacau. Baik Latisha maupun Gavian, keduanya sama-sama menangis waktu itu.

***

Flashback on

Latisha berlari kencang memasuki sebuah taman di pusat kota. Beberapa menit yang lalu ia baru saja dimarahi habis-habisan oleh papanya hanya karena melakukan sebuah kesalahan kecil. Karena malas untuk berdebat, serta tak ingin membuat hatinya semakin hancur, ia memutuskan untuk pergi dari rumah dengan menaiki ojek yang kebetulan lewat di depan rumahnya saat itu.

Dengan penuh emosi dia jadi mengatakan alamat asal-asalan ke ojek yang ia naiki. Hingga sampailah dia di sebuah taman yang berada tepat di tengah kota Jakarta.

Di sana, hampir satu jam lamanya ia menangis tak henti-hentinya. Dia sengaja mencari bagian taman yang cukup sepi, agar tak banyak orang yang memperhatikannya. Jadi dia bisa menangis sepuasnya.

Namun, tiba-tiba ia terkaget kala mendengar isakan tangis dari orang lain. Isakan itu terdengar cukup dekat dengannya. Karena penasaran, akhirnya Latisha menghentikan tangisnya dan menghampiri suara tersebut.

Dan seketika, Latisha melihat seorang anak laki-laki tengah menangis pelan di kursi taman. Gadis itu mendekatinya.

"Kenapa kamu juga nangis?" tanya Latisha seraya menduduki dirinya di samping anak itu.

Reflek, anak laki-laki itu menghentikan tangisannya dan menatap Latisha. "S-siapa lo?!" serunya menatap aneh Latisha.

"Gak perlu tau. Aku cuman nanya kenapa kamu juga nangis di sini? Padahal rencana awalnya aku mau nangis sendirian di sini, tapi karena kamu ngacau aku jadi berenti nangis 'kan," ungkap Latisha.

This Really Hurts [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang