E m p a t B e l a s

1.5K 140 15
                                    

"Cuman sahabat 'kan? Gak lebih."
~Latisha~

~Happy Reading~

***

"Tisha!" Seorang gadis berambut coklat terang, tampak berlari menghampiri gadis lainnya yang tengah duduk santai di dalam kelas.

Gadis tersebut adalah Bella Anastasya, yang kini telah berdiri tepat di depan meja Latisha Xavier.

"Tisha coba liat!" Bella menunjukkan sebuah kalung berwarna biru yang melingkar indah di lehernya, ke Latisha. "Bagus gak?!" tanyanya penuh semangat.

(Picture from Pinterest)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Picture from Pinterest)

Latisha menatap dalam kalung berbentuk hati tersebut. Udah dikasih ternyata, batinnya tersenyum kecut.

"Tisha? Gimana? Bagus?" Bella kembali mengulang pertanyaan.

Latisha sontak tersadar dari lamunannya kala mendengar suara Bella. "Ah, iya, bagus. Sangat bagus," jawabnya sedikit tergagap. Ia tersenyum simpul setelahnya.

"Pilihan Vian emang selalu bagus!" Bela tersenyum bangga menatap kalung di lehernya. "Oh ya, ada satu lagi yang mau aku omongin," tambahnya.

Latisha menautkan alisnya. "Apa?" tanyanya penasaran.

"Aku sama Vian ..." Bella menggantung ucapannya. "balikan!" serunya keras menyambungkan.

Deg!

"O-oh." Latisha mengalihkan pandangannya ke lapangan sekolah. Kenapa masih aja sakit? Padahal aku udah tau kalau mereka bakal kembali bersama? Matanya menatap sendu sosok Gavian yang tengah mengarahkan anak-anak OSIS untuk bertugas.

Sekarang aku percaya dengan kata-kata Evan, 'Gak ada yang namanya pertemanan maupun persahabatan di antara cowok sama cewek. Pasti ada yang nyimpen perasaan lebih'. Bener banget! Saat ini, aku lagi merasakan perasaan lebih itu, Vian. Mata Latisha mulai memanas kala mengingat semua yang telah dirinya dan Gavian lalui selama ini.

Apa aku salah telah berharap lebih ke kamu? Apa seharusnya dari awal kita gak perlu temanan biar rasa ini gak pernah ada?

***

"Tisha lo galau lagi?"

Mata coklat Latisha segera bergerak kala suara seseorang memasuki pendengarannya. Ia mendapati Rendra yang kini membawa sebotol air mineral.

"Nih, minum! Orang Anemia harus banyak-banyak minum, sama gak boleh terlalu banyak pikiran." Rendra menyodorkan air mineral itu tepat di depan wajah Latisha.

This Really Hurts [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang