D u a P u l u h T u j u h

3.4K 150 2
                                    

~Happy Reading~

***

Jam menunjukkan pukul dua siang, dan hari ini setelah sepulang sekolah, Gavian memiliki janji untuk menghabiskan waktu dengan Bella sebelum gadis itu kembali ke Australia besok pagi.

Usai mengganti seragam sekolahnya dan memperbaiki penampilannya menjadi tertata, kini Gavian tengah berjalanan menuju motornya. Setelah sampai, ia pun menaiki motor tersebut, lalu melaju normal menuju ke rumah sang kekas-ralat, mantan kekasih.

Tak butuh waktu lama, Gavian pun akhirnya tiba di depan rumah sederhana milik Bella. Kenapa sederhana? Karena rumah ini bukanlah rumah utama Bella. Rumah utama gadis itu berada di negara Kangguru. Bahkan, yang meninggalkan rumah ini hanya beberapa kerabat dekatnya saja.

Keluarganya juga sesekali saja akan menginap di sini saat berada di Indonesia. Mereka lebih sering menginap di rumah milik kakek-nya Bella yang jauh lebih besar dari rumah ini.

Namun, selama beberapa bulan mencoba bersekolah di Indonesia, Bella malah lebih suka tinggal di sini. Ia merasa jika hidup sederhana dan jauh dari keluarga besar nampaknya lebih menyenangkan. Gadis itu tipe orang yang mandiri. Ia tak mau menyulitkan orang lain atas masalah yang dirinya hadapi.

Setelah Gavian menghubungi Bella dan mengatakan bahwa ia sudah berada di depan rumah gadis itu, segera Bella dengan cepat keluar dari rumahnya usai selesai mendadani dirinya.

"Vian!" panggil Bella menghampiri Gavian di atas motornya yang terparkir tepat di depan rumah Bella. "Gimana penampilanku? Pretty?"

Gavian mengangguk sekali lalu tersenyum. "Yes. You always look pretty in my eyes," goda Gavian membuat Bella tersipu malu.

"Gombalan mautnya keluar 'kan, dasar buaya!" ejek Bella membalas kesal.

Gavian hanya terkekeh geli. "Udah ah, ayo pergi nanti keburu sore."

Bella kembali menoleh ke arah Gavian setelah lelaki itu berucap. Ia mengangguk, kemudian menaiki motor Gavian dan memasangkan helm yang cowok itu berikan.

"Sapi, go!" seru Bella mengangkat tangan kanannya ke atas.

"Gua bukan sapi, Bella!" bentak Gavian. Ia tak suka dengan panggilan baru yang dibuat Bella untuknya.

"Kamu sapi di mata aku! Udalah ayok jalan, katanya nanti keburu sore!" ketus Bella tak ingin berdebat.

Gavian menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Bella. Ternyata sifat anak-anak dari Bella-nya yang dulu, masih belum sepenuhnya hilang.

Tak banyak alasan lagi, dengan cepat Gavian menghidupkan motonya lalu melaju, membela jalanan kota yang ramai walau mentari bersinar terik siang ini.

.

Gavian dan Bella memasuki area Mall dengan langkah santai. Mereka baru saja sampai beberapa menit yang lalu.

Kedua mata Bella menelusuri seisi Mall dengan excited, ia memandang satu persatu toko-toko penjual, hingga tak lama matanya berhenti di sebuah toko.

"Vian, ayo ke sana!" tunjuk Bella mengajak Gavian untuk ikut bersamanya.

Gavian mengalihkan atensinya ke tempat yang ditunjukkan Bella, dan seketika ia mendapati toko perhiasan yang sering dirinya kunjungi saat hendak membeli beberapa perhiasan.

Gavian kembali menolehkan kepalanya ke Bella, ia mengangguk menyetujui ajakan gadis itu. Tanpa banyak basa-basi lagi, Bella dengan cepat menarik tangan Gavian agar mengikutinya.

This Really Hurts [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang