"Jadi orang itu jangan lemah! Kalo ada yang ganggu lo, bales aja!"
~Narendra Arya Putra~~Happy Reading~
***
Bugh!
Satu tinjuan berhasil mendarat di pipi Narendra, mengagalkan tendangan yang hendak ia layangkan ke arah sebuah bola futsal di depannya.
Ia tersungkur, memegangi pipi sebelah kirinya dengan telapak tangan. Sedikit darah segar berhasil mengalir dari sudut bibirnya. Dengan cepat, ia mengalihkan atensinya, menatap tajam orang yang sudah berani melukai seorang Narendra.
"Lo?!" desis Rendra tajam kala mendapati orang yang sangat ia kenal, kini tengah berdiri tepat di samping kirinya dengan arogan, menatapnya seperti meremehkan.
Secepat kilat Rendra bangkit, lalu menarik kuat kerah seragam orang tersebut. "Brengsek lo sialan!" matanya membara, menatap objek di depannya.
Orang itu hanya menarik bibirnya beberapa centi, menyeringai aneh. "Bukannya lo sendiri yang brengsek?" ucapnya tenang, namun mengintimidasi.
"Apa yang lo maksud anj*ng?!" murka Rendra semakin menarik kuat kerah baju orang tersebut.
"Heh! Pura-pura gak tau rupanya," balas orang itu masih dengan seringainya.
"Gua memang gak tau gob*ok!" Amarah Rendra semakin menjadi-jadi. Apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh orang yang berada di hadapannya saat ini? Terlalu berbelit-belit, pikirnya.
Orang itu berdecak kesal, kemudian menepis kasar tangan Rendra yang mencengkram kuat kerah seragamnya. "Gak usah berlagak sok gak tau apa-apa!" tutur orang itu seraya merapikan kerahnya yang sempat berantakan.
Dahi Rendra berkedut. Ia benar-benar tak mengerti apa yang dimaksudkan orang itu. "Gua beneran gak tau apa-apa, Gavian Aditama Bagaskara!" Rendra memekik kuat menyebutkan nama lengkap orang tersebut.
Ya, orang itu adalah Gavian. Gavian Aditama Bagaskara.
"Ck!" Gavian berdecak kesal. Ia balas menatap Narendra tajam. "Lo 'kan, penyebab akhir-akhir ini Latisha ngejauhin gua?!" tuduhnya menekankan setiap kata.
"Gua ... penyebab Latisha ngejauhin lo?" Rendra menautkan kedua alisnya. Jari telunjuknya menunjuk ke dirinya sendiri. "Hah! Hahahaha ...." Seketika tawa keras keluar dari mulutnya.
Tangan Gavian terkepal erat, melihat reaksi Narendra yang tiba-tiba tertawa keras. "Gak usah ketawa sialan! Jawab yang benar!"
Narendra melirik Gavian yang tampak menahan amarah. Remaja itu akhirnya perlahan menghentikan tawanya. Ia kembali berdiri tegak, berseringai di hadapan Gavian.
"Jadi, akhir-akhir ini Latisha ngejauhin lo? Hah, kasian ya lo." Bukannya menjawab, Narendra malah semakin memancing amarah Gavian.
Bugh!
Narendra kembali tersungkur usai Gavian melayangkan satu tinjunya lagi ke pipi sebelah kanan Narendra.
Gavian menghampiri Narendra, lalu menarik kerah seragam lelaki itu. "GUA CUMAN MINTA LO JAWAB!" amuknya.
Narendra mengelap kasar darah yang lagi-lagi keluar dari sudut bibirnya. "Asal lo tau, gua bukan cowok gila yang hobi ngancam cewek lemah sampai nyuruh dia buat ngejauhin sahabatnya sendiri!" seru Rendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Really Hurts [END]
Teen Fiction[Teenfic, Friendship, Angst, Romance] ~Second Story~ 🎖 # 1 Penderitaan - 24 Mei 2023 🎖 # 1 Angst - 28 Januari 2022 🎖 # 1 Kesedihan - 7 Januari 2022 🎖 # 1 Rapuh - 14 Agustus 2021 🎖 # 1 Hancur - 25 Agustus 2021 🎖 # 1 Broken - 30 Agustus 2024 🎖...