D u a P u l u h T i g a

2.8K 161 4
                                    

~Happy Reading~

***

"Dok, gimana kondisi temen saya?!" Narendra menghampiri seorang dokter yang baru saja keluar dari ruang UGD, tempat Latisha dibawa.

Gavian yang baru saja menyusul Narendra juga ikut menghampiri sang Dokter.

"Kondisi teman kamu sangat darurat. Penyakitnya kambuh dan kami harus segera melakukan tindak operasi!" ucap sang Dokter, menjelaskan panjang lebar.

"Penyakit? Penyakit apa, Dok?!" Gavian menimpali dengan raut bingung.

"Leukimia."

Deg!

Sepatah kata dari sang Dokter, berhasil membuat Gavian dan Narendra mematung tak percaya.

"Bisa tolong kalian hubungi keluarganya? Kami perlu persetujuan untuk melakukan tindak operasi secepatnya." Sang Dokter bersuara, membuat Gavian dan Narendra tersadar.

"B-baik, Dokter. Akan saya hubungi." Gavian menganggukkan kepalanya.

Sang Dokter mengangguk sejenak, lalu melangkah dan masuk kembali ke dalam ruangan UGD.

Narendra menghela nafas panjang. Ia mendudukkan dirinya di kursi tunggu yang telah disediakan. Kepalanya berkecamuk sekarang.

"Dia selalu bilang ke gua kalau dia cuman Anemia, bukan Leukimia," gumam Narendra yang masih bisa didengar oleh Gavian.

"Gua juga gak pernah tau kalau sakitnya lebih parah dari yang dia ceritaiin," timpal Gavian.

Setelahnya, kedua lelaki tersebut hanyut dalam pikiran masing-masing, sampai Gavian terlihat buru-buru hendak pergi

"Mau ke mana lo?" tanya Rendra sontak.

"Ke rumah Latisha. Gua mau ngasih tau kedua orang tuanya," jawab Gavian, kemudian pergi dengan cepat menuju rumah Latisha.

.

Tok ... Tok ... Tok ...

Bunyi ketukan pintu terdengar, membuat seorang wanita paruh baya membukakan pintu rumah mewahnya.

"Siapa kamu?" Sang wanita mengerutkan alisnya saat melihat seorang remaja tengah berdiri di depan rumahnya.

"Saya Gavian, teman Latisha. Apakah Anda Ibu Latisha?" ucap remaja itu yang tak lain adalah Gavian.

"Ya, kenapa lagi sama anak itu?" Wanita itu berucap.

"Latisha masuk rumah sakit," jelas Gavian.

"Ha?! Gimana bisa?! Apa yang lagi yang udah anak nakal itu perbuat sampai dia bisa masuk rumah sa--"

"Lebih baik Tante ikut saya langsung saja ke Rumah Sakit Medika. Kondisi Latisha sedang gawat sekarang," ungkap Gavian dengan nada yang tak ingin dibantah. Persetan dengan sopan santun, pikirnya. Entah kenapa dia mulai kesal pada wanita yang mengaku sebagai Ibunya Latisha itu.

***

"Di mana Latisha?!" Gavian menghampiri Narendra yang nampak terduduk di kursi tunggu depan ruang UGD.

"Dia masih di dalam," jawab Rendra. "Lo udah ngomong ke orang tuanya?"

"Udah. Mereka bakal sampai sebentar lagi." Gavian menjelaskan dan Narendra menganggukkan kepalanya.

This Really Hurts [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang