S e m b i l a n B e l a s

1.6K 137 5
                                    

"Gavian beruntung punya kamu, Bella."
~Latisha~

~Happy Reading~

***

Latisha berjalan gontai keluar dari ruang UKS. Di sebelahnya ada Narendra yang menggenggam kedua tangannya erat, membantu gadis itu melangkah agar tak terjatuh.

Seminggu ini kesehatan Latisha benar-benar menurun drastis. Bahkan, di sekolah pun sudah hampir beberapa kali dirinya pingsan.

Para guru dan teman sekelasnya telah menyuruh gadis itu untuk izin dari tiga hari yang lalu, tapi kekerasan kepala Latisha membuat semuanya menyerah.
Gadis itu tetap ingin bersekolah apapun keadaannya, dan apapun alasannya.

Hanya satu orang yang bisa membuat nyalinya menciut, hanya satu orang yang bisa menghancurkan sikap keras kepalanya, dan orang itu adalah ...

"Astaga! Tisha!"

Latisha mengangkat kepalanya kala mendengar namanya dipanggil. Tepat di depannya sekarang, Bella Anastasya berdiri dengan raut wajah khawatir.

"Kamu pingsan lagi?" tanya Bella.

Latisha mengangguk pelan sembari menyinggungkan senyum simpulnya.

"Tisha, pokoknya hari ini kamu harus pulang! Gak ada lagi alasan buat kamu tetap ngelanjutin sekolah!" seru Bella tegas.

"Tapi--"

"Tisha tolong ... demi aku, please! Tolong pikirin kesehatan kamu. Kamu gak bisa maksain diri lagi," ucap Bella menatap sendu mata coklat gelap Latisha.

Latisha diam sejenak, lalu tak lama ia mengangguk pelan.

"Akhirnya! Kalau gitu aku bakal suruh Gavi buat nganterin kamu." Bella tersenyum senang kala Latisha setuju untuk pulang. Gadis itu langsung membalikkan tubuhnya, menghadap sang kekasih yang sedari tadi berdiri tenang di belakangnya.

"Gavi kamu anter Tisha, ya--"

Belum selesai Bella berbicara, Latisha lebih dulu menarik tangannya, sehingga membuat gadis itu kembali menghadap padanya.

Latisha menatap tajam kedua mata biru Bella. Setelahnya, ia menggeleng cepat. "Gak usah. Aku bisa pulang sendiri," tolaknya segera.

"Tapi Tisha kamu--"

"Gua bisa anterin dia, lo gak usah khawatir," potong Rendra menimpali percakapan antar Latisha dan Bella.

Sontak Bella melirik Narendra. Ia nampak menatap lekat remaja itu, seraya menimbang kalimatnya. "Oke. Tolong jaga dia," tukas Bella selanjutnya.

Rendra mengangguk sekali, kemudian ia kembali membopong Latisha, melewati Bella dan juga Gavian yang senantiasa menampilkan ekspresi tenangnya.

"Kamu sama Tisha lagi ada masalah?"

Gavian langsung menoleh, usai mendengar suara Bella. Atensinya yang semula menatap kepergian Narendra dan Latisha, kini beralih kepada sang kekasih.

"Nothing. Kami baik-baik aja," jawab Gavian singkat.

Bella hanya bisa memandang aneh Gavian. Dia tau betul jika laki-laki itu  sedang berbohong dengan jawabannya. Pasti ada masalah yang terjadi! Pikirnya

.

.

.

.

.

.

This Really Hurts [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang