D u a P u l u h D u a

2.5K 166 4
                                    

~Happy Reading~

***

Blam!

Segera, sang pemilik mobil keluar dari mobilnya. Ia buru-buru menghampiri gadis yang hampir saja dirinya tabrak.

"Mbak gapapa?! Gak ketabrak 'kan?! Gak ada yang luka 'kan?!" tanyanya kepanikan. Sang gadis hanya mengangguk pelan sambil menunduk.

Si pemilik mobil berjongkok, menyamakan posisinya dengan gadis itu. Ia menatap lekat wajah sang gadis. Matanya melotot lebar kala terlihat kenal dengan wajah gadis itu. "Latisha?!"

Latisha menengadahkan wajahnya saat namanya terpanggil.

"Lo ngapain hujan-hujanan?!" Segera sangat pemilik memapah Latisha untuk berdiri dan membawanya berteduh di halte. "Wait! Hidung lo keluar darah! Gua bener-bener nabrak lo, yah?! Duh maaf!"

Latisha cepat-cepat menggeleng. "Kamu gak nabrak aku."

"Terus kalo gitu, kenapa hidung lo keluar darah dan lo duduk di jalan?! Gua pasti udah nabrak lo! Gua--"

"Rendra kamu gak nabrak aku! Jangan merasa bersalah kayak gitu! Aku cuman mimisan, dan tadi cuman kaget jadinya sampe duduk di jalanan," ralat Latisha. Ia masih menyumbat hidungnya yang tak henti mengeluarkan darah.

"Beneran?! Ah intinya kita ke rumah sakit dulu! Mau lo mimisan kek, apa kek, intinya kita check dulu!" tegas si pemilik mobil yang tak lain adalah Narendra. 

"Gak! Gak usah Rendra aku--" Belum selesai Latisha melanjutkan kalimatnya, tiba-tiba saja gadis itu jatuh pingsan. Beruntung Rendra yang berada di sebelahnya langsung menahan tubuh gadis itu dengan sigap.

"Tisha! Tisha lo kenapa?! Tisha bangun!" Rendra menepuk-nepuk pipi Latisha. Dia kepanikan sekarang.

Tanpa banyak omong, Narendra menggendong Latisha dan membawanya masuk ke dalam mobil. Mereka pun pergi menuju ke rumah sakit terdekat.

.

"Mas, tolong!" Narendra memanggil seorang perawat pria yang kebetulan lewat di depan rumah sakit.

Langsung saja, sang perawat masuk ke dalam lalu mengeluarkan sebuah brangkar. Narendra dengan cepat membaringkan Latisha ke brangkar itu, lalu membantu mendorongnya memasuki rumah sakit.

"Anda tunggu di sini saja," ucap sang perawat membawa Latisha memasuki ruang UGD sendirian.

Narendra menghentikan langkahnya saat pintu ruangan itu tertutup. Ia berdiri dengan khawatir sembari menunggu kabar selanjutnya.

Tring ... Tring ...

Sebuah suara tiba-tiba mengalihkan atensinya. Ia menatap tas berwarna hitam milik Latisha yang tengah dirinya pegang saat ini. Segera, ia membuka tas tersebut dan mendapati ponsel Latisha yang tengah berdering, menampilkan panggilan masuk dari seseorang.

Gavi🐱

Nama kontak yang terpampang lebar di ponsel Latisha saat ini.

Tut!

"Halo?" Sahutan dari sebrang sana terdengar usai Narendra memencet tombol hijau.

This Really Hurts [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang