.
.
.Gereja Presbiterian Korea dipenuhi ratusan undangan yang sudah duduk manis, ditemani alunan paduan suara yang menyanyikan lagu Ave Maria. Para Bridesmaids; Lisa, Nayeon, Dahyun, Seulgi, dan juga Chaeyoung tengah disibukkan untuk melayani para tamu. Mereka memakai baju dengan warna sama, namun modelnya berbeda-beda.
Sedangkan para Groomsmen; Jaehyun, Taeyong, Seokjin, Kyungsoo, dan Baekhyun sibuk menistakan mempelai pria yang nampak sangat gugup. Kesepuluh pendamping pengantin itu sangat di sorot, melihat bagaimana visual mereka begitu menonjol. Utamanya sang mempelai pria-Oh Sehun- tampak gagah dan tampan berdiri tegap di hadapan pastor.
Lagu Adibe With You mengalun merdu. Pertanda mempelai wanita sedang berjalan menuju altar. Jisoo, masuk dari pintu gereja besar dengan membawa sebuket bunga mawar putih di tangannya.
Wanita ini nampak anggun dengan gaun putih dan potongan rendah di bagian lengan. Rambutnya ditata rapi ke atas, berhias mahkota putih gading di kepalanya. Ia menikmati setiap langkahnya menuju altar, sambil menampilkan senyum indahnya.
Di salah satu kursi tamu, Irene tersenyum melihat bahagianya kedua mempelai itu. Entah kenapa suasana ini seperti dejavu. Belum sempat otak bernostalgia dengan masa lalu, ia di kagetkan dengan kemunculan Wendy yang menepuk pundaknya tiba-tiba.
"Aku kira kau tak bakal datang," celetuk Wendy yang langsung mengambil duduk di sebelah Irene.
"Bukankah tidak sopan jika mengabaikan undangan pernikahan dari teman?"
"Teman? Sejak kapan kalian punya hubungan seperti itu?" Nada pertanyaan wanita berambut pirang ini terdengar agak sinis. Seakan tak percaya dengan yang barusan Irene katakan. "Datang ke acara ini sudah cukup aneh, apalagi menganggap Jisoo temanmu. It's so impossible."
Irene terkikik kecil, menggeleng keheranan dengan tingkah Wendy yang seolah tidak terima dirinya berteman dengan Jisoo. Ya, mungkin aneh mengingat ia pernah terlibat cinta segitiga konyol dengannya dan juga Suho. Tapi itu dulu, sekarang keadaannya sudah lain. Mereka punya jalan hidup masing-masing, dan Irene tak punya alasan untuk terus-menerus membenci wanita itu.
"Setidaknya aku harus memberinya selamat, Wendy." Irene memalingkan wajahnya kembali melihat kemesraan Sehun dan Jisoo di altar. "Mereka berdua tampak serasi."
Wendy mengangguk setuju, arah pandangnya juga mengikuti tatapan Irene. "Semoga mereka bahagia dan nasib pernikahannya tidak berakhir mengenaskan seperti yang kualami," ujarnya menghela napas berat.
"Atau menyedihkan seperti rumah tanggaku," sambung Irene.
"Tapi kalian belum sampai pada perceraian. Dan jangan sampai itu terjadi," tegas perempuan berambut pirang ini. "Tuhan hanya sedang mengujimu. Kau hanya perlu bersabar untuk itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
180 DAY'S || SURENE FAN-FICTION ||
FanfictionIni kisah Romeo yang tak menginginkan kehadiran Julietnya. Bukan cerita romantis seorang Pangeran yang jatuh cinta dengan Cinderella pada pandangan pertama. Hanyalah sepenggal kisah lika-liku perjalanan rumit Kim Suho dan Bae Irene dalam skenario...