Hai kalian, yang udah baca sampe part ini tpi masih diem" bae apa ngga bosen? Nongol lah kali-kali, mari kita berkenalanಥ‿ಥ2.140 Words
Semoga kalian ngga mabok bacanya:')
.
.
.Irene memandangi penampilannya di depan cermin. Sekarang ia nampak rapi dengan setelan blazer warna dongker berpadu heels hitam sepuluh senti. Rambut hitam panjangnya diikat satu ke belakang dan kacamata hitam yang bertengger di kepala menambah kesan elegan, lebih ke arah girl crush ala-ala.
Ia menyambar tas kecil di atas meja, lalu menghampiri seseorang yang masih terlelap dengan damainya di kasur.
"Hei, Tuan Pengangguran. Kau harus segera mengantarku ke tempat syuting," titah Irene menggoyang-goyangkan tubuh suaminya.
Pria ini menggeliat sambil mengerjap-ngerjapkan matanya. "Lima menit lagi," ucapnya malas.
Suho beralih posisi, menarik kembali selimutnya tanpa ada niatan untuk segera bangun. Semenjak dipecat secara tidak hormat dari perusahaan, tanpa pesangon, bahkan dicoret dari nama pemegang saham. Beginilah kehidupannya sekarang, berbeda seratus delapan puluh derajat.
Pengangguran? Tidak juga. Bisa dibilang pekerjaannya malah bertambah banyak. Mulai dari antar jemput istri, memasak, sampai beres-beres rumah ia lakukan. Tapi itu bukan masalah, karena Suho sendiri menikmatinya.
Semalam ia pulang larut, karena menghadiri acara meet up dengan komunitas fotografernya. Masalah karir, Suho sendiri sudah ada planning untuk kedepan. Ya... intinya tidak jauh dari hal yang berbau bisnis. Tapi, ia ingin bersantai sedikit lebih lama, menikmati kehidupan bebas tanpa tekanan yang jarang ia rasakan sebelumnya.
Hae Jin memanglah biadab. Namun, Suho bersyukur. Setidaknya masih ada ibu dan istri yang selalu mendukung dan berada di sampingnya, sampai sekarang.
"Kau lupa kalau ini hari yang sangat penting buatku?" Irene menyibakkan selimut itu dengan kesal.
Pria ini sontak membuka mata dan langsung bangun dari tidurnya. "Kau sungguh akan melakukannya?"
Irene tersenyum lebar lalu menunjukkan dua amplop putih di hadapan suaminya. "Yang satu untuk agensi dan satunya untuk si keparat dari Tiongkok itu. Aku bahkan menulis surat pengunduran dirinya dengan tanganku sendiri, hebat 'kan?" ujarnya bangga.
"Kau yakin? Bukankah kau sangat menyukai pekerjaanmu?"
"Ada pekerjaan yang lebih penting dari itu."
Lelaki ini mengernyit, menampakkan raut wajah bertanya-tanya. Ia terkesiap ketika sebuah kecupan singkat mendarat di pipi mulusnya tanpa aba-aba. Dilihatnya sang istri yang kini masih mengulum senyum manis, tanpa rasa bersalah usai membuat degup jantungnya berdetak diatas ambang batas normal.
"Be a good wife for my beloved husband," lanjut Irene setengah berbisik. "Cepatlah bersiap, aku tunggu di bawah."
Manik mata Suho masih setia menatap punggung Irene yang mulai menjauh lalu menghilang di balik pintu kamar. Semakin hari sikap gadis itu membuatnya jatuh hati dan tidak ingin kehilangan.
Irene miliknya, dan itu hak paten.
☂☂☂
"Kita harus merayakan kemenangan ini, Mr. Park." Jackson bangkit dari duduknya, berjalan menghampiri Chanyeol yang tengah sibuk dengan ponsel ditangannya.
Jackson nampak sangat puas, setelah apa yang direncanakan berjalan mulus. Berhasil mengadu domba antara ayah dan anak, hingga mendapatkan posisi CEO di HJ Group seperti yang diharapkan sebelumnya. Kini tinggal satu langkah lagi untuk membuat Irene kembali ke dalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
180 DAY'S || SURENE FAN-FICTION ||
FanfictionIni kisah Romeo yang tak menginginkan kehadiran Julietnya. Bukan cerita romantis seorang Pangeran yang jatuh cinta dengan Cinderella pada pandangan pertama. Hanyalah sepenggal kisah lika-liku perjalanan rumit Kim Suho dan Bae Irene dalam skenario...