Votment juseyeo(✯ᴗ✯)
Happy Reading^^
.
.
.Di sini lah dua orang itu sekarang. Depan pintu masuk sebuah Disneyland khas Korea Selatan--Lotte World. Areanya sangat luas lengkap dengan berbagai macam wahana, cocok sebagai destinasi wisata saat hari libur. Suho mengernyit, menatap Irene heran. Saat mengajak wanita ini untuk melakukan hal yang menyenangkan, ia mengira Irene bakal meminta ke mall atau butik untuk shopping, seperti yang dilakukan oleh kebanyakan wanita di luar sana.
"Kenapa mengajakku kemari?" tanya Suho.
"Kau tadi yang menawariku 'kan? Untuk bersenang-senang."
"Tapi kita bukan anak kecil lagi, Irene." Suho meraih pergelangan tangan gadis itu, berniat mengajaknya pergi. "Aku tidak mau di sini, kita cari tempat lain."
Irene melepaskan cengkeraman tangan itu dengan paksa. Wajahnya terlihat kesal atas penolakan Suho. Namun jangan salah, Irene masih punya banyak macam cara untuk membuat pria ini menuruti permintaannya. Ia mengambil napas panjang dan tiba-tiba saja menangis lumayan keras--lebih tepatnya pura-pura. Irene merengek-rengek seperti anak kecil yang minta dibelikan lolipop di hadapan Suho.
Sebisa mungkin, Suho berusaha menghentikan tingkah konyol istrinya ini. Bukan Irene yang malu, melainkan dirinya. Terlebih sekarang mereka jadi pusat perhatian orang yang lewat. Pasti banyak yang mengira ia telah melakukan sesuatu hal buruk pada Irene. "Bisakah kau diam!" bisiknya geram.
Bukannya diam, tangisan itu malah semakin keras. Otomatis hal itu membuat Suho kelabakan karenanya. Ia menghembuskan napas frustrasi, "Oke, kita masuk. Tapi sekarang berhentilah merengek, kau membuatku malu." Suho lebih baik menyerah, daripada harus menghadapi kelakuan absurd perempuan ini. Tak habis pikir, bisa-bisanya Irene melakukan itu di tempat umum.
Irene langsung tersenyum cerah, tangannya mengusap sisa-sisa air mata palsu yang ia buat tadi. Selain expert dalam dunia modeling, ia juga punya sejentik bakat akting. Di agensinya yang lama dulu, ia pernah hampir debut sebagai aktris. Namun gagal, karena ia lebih mencintai karirnya sebagai model. "Thank you, oppa!" ujarnya sedikit centil.
Sumpah demi apapun, Suho merasa agak ilfeel dengan panggilan itu. Ingin sekali rasanya mencekik leher perempuan yang kini berstatus sebagai istrinya, detik ini juga. Kenapa watak Irene sering berubah-ubah? Terkadang bersikap dingin, kadang juga hangat, dan juga tak jarang bersikap childish, seperti sekarang. Kepribadian Irene yang memang sangat sulit ditebak, membuatnya semakin hari kian penasaran. Ditambah lagi dengan kehadiran sosok laki-laki dari masa lalu gadis itu, Wang Jackson.
"Apa kau punya kamera?” Tanya Irene.
“Ada kamera pocket di mobil. Buat apa memangnya?”
“Tentu saja untuk mengambil gambar. Kau pikir fungsi kamera itu buat apa, Tuan Kim yang terhormat?” ketus Irene.
Suho hanya mengangguk seraya ber-oh ria, “Kamu ambil sendiri, aku tunggu di loket.” Dilemparkannya sebuah kunci mobil pada Irene dan berangsur pergi.
Keduanya kini sudah berada di depan wahana komedi putar, Camelot Carousel. Permainan kuda kayu paling ikonik di Lotte World. Suho berdecih pelan, menatap remeh ke arah Irene. Memaksanya kemari hanya untuk menemani perempuan itu naik wahana anak-anak seperti ini? Ia merasa telah membuang-buang waktu berharganya demi memenuhi keinginan konyol Irene.
“Kau pikir aku bakal naik ini?” seloroh Irene seolah tahu apa yang Suho pikirkan sekarang. “Aku hanya ingin memotretnya.”
“Lalu kau mau naik yang mana? Ayolah jangan membuang waktu ber—" Kalimat Suho terjeda ketika tangan mungil itu tiba-tiba menarik lengannya begitu saja. Wanita bersurai hitam ini mengajak ke salah satu wahana ekstrem yang memacu adrenalin, Gyro Drop.
KAMU SEDANG MEMBACA
180 DAY'S || SURENE FAN-FICTION ||
ספרות חובביםIni kisah Romeo yang tak menginginkan kehadiran Julietnya. Bukan cerita romantis seorang Pangeran yang jatuh cinta dengan Cinderella pada pandangan pertama. Hanyalah sepenggal kisah lika-liku perjalanan rumit Kim Suho dan Bae Irene dalam skenario...