S2 Part 11~Broken Home

771 97 55
                                    

Part ini didedikasikan khusus buat kalian yang pernah/sedang mengalami pahitnya menjadi anak broken home.

♪♪♪♪ Now Playing ♪♪♪♪

Goodbye~ Wendy (Red Velvet )
~The Beauty Inside Ost. Part 06~
.
.
.

"Keluarga bahagia itu pilihan."

Terkadang apa yang telah direncanakan dengan begitu baik, sudah disusun rapi sedemikian rupa, dan tergambar dengan begitu indahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terkadang apa yang telah direncanakan dengan begitu baik, sudah disusun rapi sedemikian rupa, dan tergambar dengan begitu indahnya. Selalu saja bertolak belakang dengan ekspektasi yang telah di damba-damba.

Skenario manusia seringkali tidak sejalan dengan skenario semesta. Dan mungkin membuat banyak orang merasa lelah bahkan hampir putus asa.

Tapi bukankah memang begini yang namanya kehidupan?

Tak perlu mencari tahu siapa yang patut disalahkan, karena pada dasarnya setiap cerita sudah punya porsi masing-masing di tiap halamannya. Sudah juga disisipkan paragraf yang manis dan pahitnya. Cukup percaya jika semesta itu pasti berlaku adil.

Dan sekarang, Irene mungkin sedang berada pada paragraf pahit itu.

Satu setengah bulan semenjak pertemuannya dengan Suho di bandara. Dua pekan tinggal serumah. Dan baru tiga hari ia merasakan kehadiran sosok suami setelah sekian lama. Lalu sekarang malah ditinggal pergi lagi. Apa dunia sedang mempermainkannya?

Sebagai balasan atas skenario palsu dalam pernikahan pura-pura diseratus delapan puluh hari waktu dulu. Dua insan yang dipertemukan lewat jalur perjodohan, menikah tanpa rasa cinta, meskipun pada akhirnya Irene juga lah yang lebih dulu menaruh perasaan.

Digelapnya langit malam tak berbintang. Berdiri di tepian balkon rumah, Irene menengadahkan kepala menatap jauh ke cakrawala. Satu hembusan nafas berat keluar bersamaan dengan udara yang bertiup sepoi-sepoi, menerpa paras cantiknya.

Nampaknya ia mulai pasrah akan keadaan. Sorot mata sendu dan wajah lesunya seakan menyiratkan sebuah keputusasaan. Irene lelah mencintai pria bernama Kim Suho itu.

Terkadang ia berpikir, apakah benar semesta telah menuliskan kisah mereka dalam satu cerita yang indah dalam skenarionya?

Ia hanya takut jikalau Suho hanya sekedar menaruh rasa belas kasihan terhadapnya, tidak lebih.

"Irene!" panggil seseorang.

Perempuan ini menoleh ke sumber suara, dilihatnya Seonho yang datang menghampiri.

"Dimana adik ipar?" tanyanya.

"Kenapa masih bertanya? Sudah jelas tadi siang kau sendiri yang mengantarnya ke bandara," ketus Irene.

"Bukan begitu, tapi Suho mengirim pesan katanya penerbangan hari ini ditunda besok. Ada masalah dengan pesawatnya. Kukira dia sudah di rumah."

Irene tersenyum getir. Sampai sekarangpun Suho sama sekali belum mengirimkan pesan apapun padanya.

180 DAY'S || SURENE FAN-FICTION ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang