Di dalam mobil, baik Sehun maupun Jisoo sama-sama saling diam. Canggung lebih tepatnya. Pria ini berdehem pelan, diliriknya Jisoo yang tengah asik dengan ponselnya.
"Kau marah denganku?"
Gadis ini menggeleng, "Marah kenapa?"
"Karena sikapku yang terlalu berlebihan. Jangan terlalu dipikirkan, lupakan saja perkataanku tadi."
"Aku malah berterimakasih padamu," ujar Jisoo sambil terkekeh kecil. "Setidaknya aku bisa menghindar dari orang itu."
Sehun menautkan kedua alisnya, "Menghindar? ... Ah, apa dia pria yang pernah kau ceritakan padaku? Tapi kenapa? Bukannya selama ini kamu selalu bilang ingin menemuinya."
Jisoo membuang muka keluar. Tangannya bergerak membuka kaca mobil--mata itu perlahan terpejam--merasakan hembusan angin yang menerpa wajahnya. Ia masih terdiam seolah memikirkan sesuatu. Sepersekon kemudian bibirnya terangkat menampakkan senyum getir. "Aku merindukannya, tapi enggan untuk bertemu. Aneh 'kan?" decihnya.
"Kamu tak penasaran dengan apa yang ingin dikatakan, umm...," ucap Sehun sambil berusaha mengingat-ingat nama pria itu.
"Kim Suho," sambung Jisoo kemudian.
"Ah iya, itu maksudku. Kau tak ingin tahu? Sepertinya ada hal yang serius."
"Entahlah ... saat ini aku tak terlalu tertarik hal apapun tentangnya." Wanita ini menghela napas berat, "Jadi, jangan membahasnya untuk sekarang dan seterusnya."
"Baguslah."
"Ha?"
"M--maksudku, cuaca hari ini sangat bagus," elak Sehun dan dibalas gelak tawa dari gadis disampingnya ini. "Kenapa? Bukankah cuacanya memang--"
Tetes demi tetes air langit yang turun mampu membuat Sehun bungkam seketika. Bisa-bisanya ia mengatakan jika cuacanya bagus, disaat langit nampak makin menghitam dan hujan turun kian deras. Dilihatnya Jisoo yang masih terkekeh geli menatap dirinya.
"Hujan tidak terlalu buruk," cicit pria ini seraya tersenyum manis.
☂☂☂
Sepertinya rencana sebelumnya, hari ini Suho dan Irene akan pergi bulan madu ke Bali. Mobil yang akan mengantar ke bandara telah siap di depan rumah, begitu juga barang bawaan mereka sudah masuk dalam bagasi. Usai mengecek semua dan memastikan tidak ada yang tertinggal, mereka pun bergegas karena pesawat akan take off sebentar lagi.
"Kita di sana berapa hari?" tanya Irene sambil membenarkan kuncir rambutnya.
"Empat hari cukup. Selasa depan aku ada acara kantor."
Irene hanya ber-oh ria. Ia memasang earphone lalu menyalakan mp3 player miliknya. Jari jemari lentik itu bergerak mengikuti irama, mulutnya mulai bersenandung kecil menikmati alunan musik. Bahkan ia sampai tak menyadari jika sejak tadi, pria di sampingnya ini menatap heran ke arahnya.
"Sepertinya suasana hatimu sedang baik kali ini," seloroh Suho.
Wanita ini menoleh, "Tentu saja. Karena ini pertama kalinya berlibur tanpa orangtuaku," balas Irene tersenyum senang.
"Bukankah seharusnya senang pergi dengan mereka?"
"Tapi tidak bagiku. Itu sangatlah membosankan," balas Irene datar.
Suho hanya mengangguk dan tak lagi bertanya. Melihat raut wajah perempuan itu, ia paham jika Irene tidak terlalu menyukai pembahasan ini.
"Perempuan yang kemarin itu siapa?" tanya Irene kemudian. "Aku juga melihatnya di hari pernikahan kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
180 DAY'S || SURENE FAN-FICTION ||
FanficIni kisah Romeo yang tak menginginkan kehadiran Julietnya. Bukan cerita romantis seorang Pangeran yang jatuh cinta dengan Cinderella pada pandangan pertama. Hanyalah sepenggal kisah lika-liku perjalanan rumit Kim Suho dan Bae Irene dalam skenario...