Mulai dari part ini bakal ada pengecekan KTP ya^^
Jadi keluarkan KTP kalian sebelum baca ini!
Kalo udah, selamat membaca:)
.
.
.Chanyeol—pria ini masih tak berkata sepatah katapun. Raut wajahnya datar namun sorot matanya menyiratkan jika ia tengah memikirkan sesuatu. Yng dikatakan Suho beberapa saat lalu kembali berkeliaran di benaknya.
“Satu-satunya orang yang aku percaya saat ini adalah temanku, Park Chanyeol.”
Perlahan muncul rasa bersalah dari lubuk hati. Ia sadar jika perbuatannya ini salah dan tak semestinya sekarang berada di sini,bersama dengan pria Wang itu. Kepercayaan yang Suho berikan membuatnya ragu, terlebih untuk bermain api di belakang seseorang yang berstatus sebagai sahabat sekaligus kakak baginya.
“Park Chanyeol-ssi?” Jackson menjetikkan jarinya di depan wajah Chanyeol. “Kenapa diam saja? Kau kemari karena ada hal penting yang ingin dikatakan bukan?”
“Tidak ada,” balas Chanyeol singkat.
“Kau yakin?” selidik Jackson dengan tatapan tak percaya. Ia meletakkan sikunya di atas pundak Chanyeol dan kembali berucap, “Jika masih ragu kenapa kau menerima tawaranku, hm?”
Chanyeol terdiam. Benar kata pepatah, penyesalan memang selalu datang diakhir. Salahkan dirinya yang mengiyakan tawaran konyol itu. Sekitar tiga pekan lalu, Jackson menemuinya dan mengajaknya kerja sama dengan imbalan yang cukup menarik. Ya, Chanyeol bodoh sangat bodoh. Menjadi seorang pengkhianat hanya demi kekuasaan yang dijanjikan Jackson padanya.
“Ini belum terlambat. Silakan kalau mau membatalkan kerja sama kita, dan kembali bekerja sebagai babu orang itu lagi. Tapi, aku sangat ragu Suho bakal menerimamu ketika nanti dia tahu temannya sendiri berencana menusuknya dari belakang,” seloroh Jackson santai.
“Sebenarnya apa yang kau inginkan, Jackson?”
“Umm, aku hanya ingin gadisku kembali. Itu saja.”
Chanyeol membuang napas berat, menatap datar ke arah lelaki di sebelahnya. “Jika hanya ingin mendapatkan Irene lagi, kau hanya perlu memisahkan mereka berdua. Lalu untuk apa menyuruhku menjadi informanmu?”
Jakson langsung tertawa mendengar perkataan Chanyeol. “Kau itu ternyata lebih bodoh dari yang kukira. I’m a businessman. Bagaimana bisa aku melewatkan kesempatan emas untuk melebarkan sayap perusahaanku,” celetuknya tersenyum licik.
“Mengambil Irene dari Suho itu sangat mudah. Tapi karena tidak mau terlihat seperti orang jahat, mereka akan kubuat berpisah secara natural," lanjut Jackson lagi.
“Dasar pria gila,” umpat Chanyeol.
“Dan pria gila ini lebih hebat darimu, Tuan Park,” tampik Jackson seraya menepuk-nepuk bahu Chanyeol. “Kau mau bekerja sebagai bawahan temanmu itu selamanya? Bukankan lebih enak punya perusahaan sendiri, punya jabatan tinggi, dan sudah pasti hidup keluargamu akan terjamin. Kau juga harus memikirkan masa depan anakmu.”’
Chanyeol menimang-nimang kembali tawaran itu. Memang benar apa yang dikatakan oleh Jackson. Pada intinya hidup itu harus realistis. Memang beginilah kejamnya dunia bisnis. Siapapun bisa menjadi kawan sekaligus lawan. Jika seorang Kim Suho berani menjatuhkan ayahnya sendiri, lalu bagaimana dengan Chanyeol?
“Akan kuhubungi lagi nanti.” Chanyeol membuka pintu mobil, berniat untuk keluar. Namun sempat terhenti dengsn lontaran pertanyaan dari Jackson.
KAMU SEDANG MEMBACA
180 DAY'S || SURENE FAN-FICTION ||
FanfictionIni kisah Romeo yang tak menginginkan kehadiran Julietnya. Bukan cerita romantis seorang Pangeran yang jatuh cinta dengan Cinderella pada pandangan pertama. Hanyalah sepenggal kisah lika-liku perjalanan rumit Kim Suho dan Bae Irene dalam skenario...