Irene berdiri menatap bangunan tingkat tiga dihadapannya. Kedua matanya terpejam. Memanjakan indera pendengaran dengan alunan musik yang dimainkan dan menikmati semilir angin yang menerpa wajah cantiknya. Sungguh, berdiri di luar bar ini cukup membuat Irene merasa begitu rileks. Matanya kembali terbuka seiring dengan senyuman lebar yang terpatri sempurna. Jari-jarinya menggenggam erat tas tangan yang ia bawa, membendung kobaran semangat yang kian meletup-letup. Dengan langkah penuh percaya diri, ia menapaki lantai pintu masuk bar.Dekorasi ruangan mewah, lampu biru keunguan menyala terang di atas rak botol-botol minuman beralkohol, seakan menyambut kedatangannya. Suasana estetik bar pada malam hari, merupakan moodboster paling ampuh buatnya.
Gadis ini mendudukkan dirinya di salah kursi tinggi depan meja bar. Netranya menatap penuh rasa kagum pada seseorang bartender yang tengah membuatkan pesanan. Gerakan lincah dan begitu lihai membuat Irene nyaris bertepuk tangan girang, misal ia tak menyadari jika hal itu hanya akan mempermalukan diri sendiri.
"Mau pesan apa, Nona?" tanya seorang bartender berwajah tampan tadi.
Irene tersenyum ramah membalasnya. Kedua iris matanya berpaling pada name tag yang terkancing di atas saku kanan kemeja hitam orang itu.
'Byun Baekhyun'
Irene kembali tersenyum mempertemukan mata mereka, "Bisa rekomendasikan untukku, Byun Baekhyun-ssi?"
Bartender ini tertawa lebar. Ia menyodorkan sebuah daftar menu pada Irene. "Kita menyediakan beberapa cocktail spesial malam ini."
"Bukankah tadi aku meminta rekomendasimu?"
"Ah, y-ya," balas Baekhyun sedikit tergagap. "Akan kuberi beberapa opsi. Old Fashioned, Sazerac, Manhattan, atau Dark Stormy."
"Dan yang kau sebutkan itu, semuanya berkadar alkohol tinggi."
"Bukankah kau datang kemari untuk mabuk, Nona?"
Irene tak mampu menahan gelak tawanya dan lelaki ini hanya bisa menahan senyum memperhatikan tingkah gadis itu.
"Buatkan aku Seoul Lime. Sekedar pemanasan sebelum aku benar-benar mabuk hingga pingsan malam ini."
Tanpa pikir panjang Baekhyun mulai berkutat dengan botol-botol dan gelas di depannya. Ia mencampurkan beberapa cairan ke dalam wadah berwarna silver, lalu mengocoknya dan kemudian menuangkan campuran minuman tersebut ke dalam gelas berkaki tinggi ramping berbentuk kerucut. Ia mendorong gelas itu kearah Irene. "Pesananmu Nona Irene."
"Bagaimana kau bisa tahu namaku?"
"Kurasa hampir semua pegawai disini tahu, siapa saja yang menjadi pelanggan tetap di bar kami."
Irene hanya ber-oh ria sambil menyesap minuman beralkohol rendah itu. "Oh astaga! Kau mencampurnya dengan mint?" tanyanya terperangah.
"Untuk menambah citarasa."
KAMU SEDANG MEMBACA
180 DAY'S || SURENE FAN-FICTION ||
FanficIni kisah Romeo yang tak menginginkan kehadiran Julietnya. Bukan cerita romantis seorang Pangeran yang jatuh cinta dengan Cinderella pada pandangan pertama. Hanyalah sepenggal kisah lika-liku perjalanan rumit Kim Suho dan Bae Irene dalam skenario...