"Han Jisoo."
"Kesibukanmu apa saat ini? Mahasiswa?" tanya Wendy.
Perempuan bernama Jisoo itu menggeleng lalu tersenyum. "Saya penyiar radio. Karena ada sesuatu persoalan, saya terpaksa harus mencari kerja part time."
"Ouh, bagus lah. Jisoo-ssi, kamu bisa langsung kerja hari ini. Dan juga mulai sekarang bicaranya santai saja."
"Baiklah, Eonni. Terima kasih banyak." Jisoo bangkit seraya membungkukkan badan. "Umm, boleh aku numpang kamar mandi sebentar?"
"Tentunya, kamu tinggal masuk lalu belok kiri," tunjuk Wendy.
Jisoo pun mengangguk paham, dan melangkah pergi menuju kamar mandi.
"Sudah selesai?" tanya Suho yang dibalas dengan anggukan kepala dari Irene. "Kalau gitu ayo kuantar pulang."
"Semisal kamu sibuk, aku bisa naik taksi."
"Kau mau melihatku kena marah Mamamu? Setidaknya aku harus meninggalkan kesan menantu yang baik di hadapan keluargamu."
"Cih," decih Irene. "Munafik!"
Pria ini berjalan pergi, sebelum meninggalkan kafe terlebih dahulu ia menghampiri temannya untuk pamit.
"Wendy-ah, kita pulang dulu," pamit Suho.
"Oh, oke. Sering-seringlah mampir, kamu juga Irene-ssi," ujar Wendy melempar senyum ramah.
Pasangan ini pun berangsur berjalan keluar menuju parkiran. Wendy yang baru saja ingin mencuci gelas, terlonjak kaget dengan keberadaan Jisoo yang tiba-tiba sudah berdiri di sampingnya.
"Astaga! Sejak kapan kamu di sini?" pekik Wendy.
Jisoo terkekeh geli, "Maaf jika membuatmu kaget ... mereka siapa, eonni?" Gadis ini memandang lurus ke arah dua orang yang baru saja meninggalkan kafe tadi.
"Mereka temanku. Kenapa? Apa kamu kenal mereka?"
Dengan cepat wanita bersurai kecoklatan ini menggeleng, "Ngomong-ngomong, aku belum tau caranya menggunakan alat-alat ini." Ia menunjuk pada monitor kasir dan coffee maker.
"Nanti ku kasih tahu caranya. Sekarang bereskan meja-meja itu dan bawa perabot kotornya kemari," titah Wendy.
Jisoo mengangguk dan langsung mengerjakan apa yang diperintahkan. Untuk sejenak, ia kembali memandang sosok laki-laki tadi yang baru saja masuk mobil.
"Kenapa sekarang banyak orang yang punya wajah mirip," gumam Jisoo, yang kemudian segera melanjutkan pekerjaan setelah mobil hitam itu menghilang dari pandangannya.
☂☂☂
Dua hari lagi menjelang pernikahan Kim Suho dan Bae Irene dilaksanakan. Semuanya sibuk, terutama bagi calon pengantin itu sendiri. Percaya atau tidak, menikah itu super ribet. Menyiapkan banyak hal, mulai dari tempat, dekorasi, dan sebagainya. Seperti halnya dua manusia ini. Usai melakukan foto prewedding, mereka masih duduk santai di studio bersama dengan Ye Won.
"Kira-kira kemana rencana bulan madu kalian nanti?"
Suho dan Irene saling melempar pandang bingung. Boro-boro memikirkan tempat untuk bulan madu, gambaran kehidupan rumah tangga mereka nanti pun belum ada bayangan sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
180 DAY'S || SURENE FAN-FICTION ||
FanfictionIni kisah Romeo yang tak menginginkan kehadiran Julietnya. Bukan cerita romantis seorang Pangeran yang jatuh cinta dengan Cinderella pada pandangan pertama. Hanyalah sepenggal kisah lika-liku perjalanan rumit Kim Suho dan Bae Irene dalam skenario...