Hai! Selamat datang di lapak Annette
Tandai start kalian disini ya
Happy Reading ❤️
***
Rikhaleid dengan lima puluh prajurit yang berada dibawah pimpinannya semakin mempercepat laju kuda mereka begitu melihat asap yang bergumul menghiasi langit yang mulai menggelap. Ia dapat melihat jalan menuju gerbang kediaman Duke of Rouge yang bersimbah mayat.
Rikhaleid melihat ksatria keluarga Rouge yang mulai kewalahan menahan serangan dari pasukan kerajaan. Ia berteriak dan memberi komando pada pasukannya untuk menyerang pasukan kerajaan. Rikhal mempercepat laju kudanya dan menabrak seorang prajurit kerajaan. Ia mengayunkan pedangnya dan mengibas leher seorang prajurit.
Rikhaleid melihat seorang pria yang sedang membuang mayat ksatria keluarga Rouge kedalam kobaran api dan memacu kudanya mendekat pria itu.
Rikhaleid melompat turun dari kudanya dan mengacungkan pedangnya pada kakaknya, "Hentikan ini, Cedric!"
Cedric yang sedang membakar potongan mayat ksatria Rouge langsung mengayunkan pedangnya yang dengan sigap ditangkis oleh Rikhaleid.
"Apa maksudmu hentikan? Ini perintah raja," Cedric menyeringai dengan kejam.
Mereka masih beradu pedang dengan sengit, "Lalu, kamu akan membunuh Anne?" Tanya Rikhaleid.
Cedric tertawa keras, "Tentu saja. Memangnya siapa wanita itu sampai aku harus mengabaikan perintah ayah. Aku tidak seperti kamu! Dasar bodoh!,"
"Anne juga temanmu!" Ucap Rikhaleid berusaha menyadarkan kakaknya dari kegilaan ini.
"Lalu? Aku bisa mendapatkan teman baru, 'kan?"
"Seharusnya aku tidak boleh membiarkan orang brengsek seperti mu berada disekitar Anne dari dulu,"
Rikhaleid yang sedari tadi mengalah dengan terus menangkis serangan dari kakaknya menjadi sangat marah karena mendengar jawaban itu. Ia menyerang balik dengan sama brutalnya.
Cedric yang tidak menyangka dengan serangan mendadak dari Rikhaleid terpukul mundur dan bahunya terluka.
"Putra Mahkota Rikhaleid melawan pasukan kerajaan untuk membela tunangannya yang memiliki kekuatan sihir! Ini lucu sekali. Kamu pikir ayah masih akan menyerahkan tahta kepadamu setelah semua ini?" Tanya Cedric.
"Tidak, karena ia memiliki satu lagi pangeran selain aku, yaitu kamu," jawab Rikhaleid sambil mundur beberapa langkah.
"Benar sekali. Kamu akan disebut pemberontak, karena melawan pasukan kerajaan," ucap Cedric.
"Lalu? Kamu berharap untuk menggantikan ku sebagai putra mahkota, bukan?" Rikhaleid tertawa keras.
"Kamu hanyalah anak seorang selir, tapi berani bermimpi tinggi, Cedric. Aku merasa bangga, tapi juga kasihan padamu," tambah Rikhal.
"Cukup basa-basinya," ucap Cedric dengan datar.
Mereka kembali saling menyerang dengan brutal. Pertarungan ini tidaklah seimbang. Cedric sudah bertarung melawan ksatria keluarga Rouge sehingga staminanya lebih sedikit dibandingkan dengan Rikhaleid yang baru memulai.
Cedric sudah mendapatkan beberapa luka goresan yang cukup dalam, sedangkan Rikhaleid belum terluka sedikitpun.
Ledakan besar terdengar dan mansion Rouge terlahap api dengan cepat. Percikan api membuat suasana semakin suram. Langit malam menjadi pekat dengan asap.
Rikhaleid melebarkan matanya dengan terkejut. Jantungnya terasa berhenti berdetak. Setengah dari ksatria keluarga Rouge yang masih melawan juga terkejut dan lengah sehingga dapat dilumpuhkan dengan mudah. Para ksatria itu terlihat kehilangan harapan.
"Lihatlah usaha sia-sia yang kamu lakukan untuk menyelamatkan Anne. Wanita itu sedang terbakar didalam sana," Cedric menyeringai kejam.
Dengan nafas memburu, Rikhal mengayunkan pedangnya dengan membabi-buta. Kemarahannya sudah sampai pada puncaknya. Ia menyeringai melihat kakaknyanya yang mulai kelelahan. Serangan Cedric semakin melemah seiring dengan tubuhnya yang mendapat banyak luka goresan.
"Jika kamu mati, ayah tidak punya pilihan selain memaafkan pemberontakan yang aku lakukan," ucap Rikhaleid.
Salah satu prajurit kerajaan yang berada dibelakang Rikhaleid berniat untuk menebas lehernya. Ia menundukkan tubuhnya dan melakukan gerakan memutar, kemudian merobek perut si prajurit dengan mudah.
Cedric memanfaatkan situasi ini. Ia meloncat tinggi dan menendang punggung Rikhaleid sampai pria itu tersungkur. Cedric hendak menusukkan pedangnya ke jantung Rikhaleid. Tapi, Rikhaleid lebih dulu menghindar kesamping, sehingga pedang Cedric menancap kedalam tanah. Rikhaleid menorehkan pedangnya ke perut Cedric dari samping.
"Kamu harus tahu kalau aku tidak menyesal setelah melakukan ini," Cedric meludah ke wajah Rikhal.
"Walaupun kamu akan mati, tapi masih bisa berucap sombong seperti ini," ucap Rikhaleid dengan senyum miring tersungging di bibirnya.
Rikhaleid mengelap wajahnya. Pria itu memutar pedangnya yang masih menancap didalam perut Cedric.
Cedric yang sejak tadi berusaha menahan rasa sakit mengeluarkan jeritan yang memekakkan telinga. Nafasnya sangat cepat sampai dadanya terasa sesak.
Rikhaleid menarik pedangnya dengan kasar. Cedric yang sedang bertumpu pada pedangnya memuntahkan darah dari mulutnya dan terhuyung kedepan. Rikhaleid menyeringai tajam, kemudian menebas kepala Cedric dengan mudahnya.
Rikhal memungut kepala Cedric, "Cukup basa-basinya. Selamat tinggal," lalu, ia melemparkan kepala kakaknya kedalam kobaran api.
***
Rabu, 12 Mei 2021Hai! Aku kembali dengan cerita baru lagi dengan harapan bisa mendapat banyak dukungan dari kalian...jangan lupa untuk vote dan komen ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNETTE I | Blazing Lady [TAMAT]
FantasyBuku pertama dari seri : Annette Genre : Fantasi, Romansa Menjadi ratu kerajaan Rotherham bukanlah tujuan Annette yang sebenarnya, melainkan hanya sebuah batu loncatan untuk sesuatu yang lebih besar. Seharusnya Annette menaruh curiga pada takdir yan...