14

1.8K 241 53
                                    

  Hai manis! Jangan lupa vote dan komen ya😉

***

   Aesther menjejakkan kaki telanjangnya di ubin dingin kamar Annette yang gelap gulita. Dari sini ia bisa mendengar hiruk-pikuk orang-orang yang sedang berpesta dibawah sana. Ia membawa setangkai bunga kristal dari dunia spirit yang sangat berharga. Bunga kristal memiliki bentuk yang padat dan transparan layaknya kristal dan mudah pecah. Yang membuatnya tambah cantik adalah pendar cahaya berwarna kebiruan yang menguar dari bunga ini.

    Aesther sering melihat bunga palsu persis seperti bunga kristal yang ia bawa di dunia manusia. Bedanya hanyalah bunga palsu buatan manusia tidak mengeluarkan pendar cahaya dan digunakan untuk pajangan keluarga kaya. Tentunya bunga kristal yang dibuat oleh manusia dijual dengan cukup mahal dan Annette memiliki bunga kristal ini nyaris di setiap sudut kediamannya.

   Terdengar suara langkah kaki yang berat. Disusul suara seseorang yang membuka pintu balkon. Seorang bocah laki-laki berpakaian mencurigakan dengan kain yang menutupi setengah wajahnya masuk kedalam kamar. Bocah yang Aesther ketahui bernama Rik itu sedang mengendap-endap mendekati kasur Annette. Bocah itu meninggalkan sebuket bunga mawar merah diatas kasur

   Cih! Tidak salah lagi Rik memang pantas disebut bocah. Tubuhnya saja yang sudah membesar, tapi cara berpikirnya masih seperti bocah pecundang. Untuk apa bocah itu memberi hadiah diam-diam? Padahal tidak lama lagi ia yakin kalau Annette akan mengetahui identitas aslinya.

   Aesther masih berdiri di tempatnya semula dengan tenang. Ia memerhatikan Rik yang melihat-lihat isi kamar Annette dengan langkah tenang. Aesther tidak menggerakkan kakinya sedikitpun, ia hanya memutar kepalanya mengikuti pergerakan Rik. Aesther sangat muak dengan tingkah laku tidak sopan Rik. Rik dengan bebasnya berkeliaran di kamar seorang gadis saat tengah malam.

   "Bikin jijik saja," Aesther mendecih kesal melihat Rik yang masih melihat-lihat tanpa menyadari dirinya di tengah ruangan.

   Tentu saja Rik tidak bisa melihat ataupun merasakan kehadiran Aesther.

   Aesther mengeluarkan kekuatannya untuk menjatuhkan tirai yang menutup pintu kaca balkon. Suara penyangga tirai yang jatuh ke lantai membuat Rik terkejut.

   "...Apa kau mendengar suara itu?"

    "Suaranya terdengar dari kamar nona Annette..."

    Suara derap langkah kaki pelayan yang semakin dekat. Rik sontak berlari menuju pintu balkon dan melompat kebawah. Aesther mengikuti pria itu untuk mengetahui bagaimana dia bisa baik-baik saja setelah melompat dari lantai tiga. Ternyata Rik melompat ke batang pohon didepan kamar Annette sebelum menyentuh rumput dibawah.

    Sepertinya ia harus menyingkirkan pohon itu secepatnya.

     Aesther kembali kedalam kamar. Ia menjentikkan jari, bulir bulir berwarna biru melahap buket mawar merah itu hingga menyisakan abu berwarna biru dan merah yang berterbangan. Perlahan-lahan abu dari bunga itu menghilang tanpa sisa.

     Aesther menepuk-nepuk kedua tangannya seakan-akan kotoran berada disana. Ia mengibaskan tangannya dengan ringan membuat penyangga tirai kembali ke tempatnya seperti semula. Bertepatan dengan pintu kamar terbuka menampakkan kedua pelayan yang kebingungan mencari asal suara.

    "Sepertinya tidak terjadi apa-apa,"

    "... mungkin kita salah dengar tadi?"

     "Ya, mungkin saja suaranya berasal dari bawah..."

     Setelah memastikan tidak ada sesuatu hal yang janggal di dalam kamar Annette, kedua pelayan itu keluar tanpa rasa curiga. Aesther mencebik kesal. Annette belum kembali ke kamarnya padahal menurutnya perkiraan Aesther harusnya gadis itu sudah kembali.

ANNETTE I | Blazing Lady [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang