50

3.1K 152 4
                                    

    Hai! Tolong tinggalkan jejak, ya.

Happy Reading ❤

***

     Annette keluar dari kamarnya dengan wajah penuh penasaran. Hal pertama yang ia dengar setelah kembali ke kamarnya adalah suara-suara bising dari lantai di bawahnya. Ia meninggalkan Aesther yang baru saja keluar dari portal dengan langkah yang terburu-buru.

    Annette menuruni tangga dengan cepat untuk sampai di lantai bawah. Ia dapat merasakan jantungnya yang memompa semakin cepat saat ia melihat para pelayan hilir mudik di lorong kamar Avarant. Ia menerobos mereka semua dan membuka pintu kamar Avarant dengan kasar hingga daun pintunya membentur dinding dan mengeluarkan suara keras. Seharusnya orang-orang terkejut dengan suara itu dan menghentikan aktivitas mereka. Tapi, apa yang sedang mereka lakukan di kamar Avarant ternyata sangatlah penting sampai mereka tidak menyadari jika seseorang telah membuka pintu kamar dengan kasar.

    Annette merasakan kakinya yang seakan-akan terpaku di lantai tempatnya berdiri yang berjarak sekitar tiga meter dari tempat tidur Avarant. Ia menahan lengan seorang pelayan yang sedang membawa baskom berisi air yang baru ia ambil dari kamar mandi. "Apa yang terjadi?"

    "Nona?!" Pelayan itu tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat melihat kehadiran Annette yang bagaikan hantu. "Anda dari mana saja? Kami semua mencari Anda! Tuan Duke diserang saat ia sedang berbicara dengan Yang Mulia Pangeran di luar gerbang tadi,"

    Gadis itu menghampiri tempat tidur Avarant, ia menggeser posisi seorang pelayan yang sedang membersihkan luka kakaknya. Perasaannya menjadi tak karuan saat melihat punggung telanjang Avarant yang bersimbah darah.

    Annette seakan kehilangan kesadarannya. Kakinya lemas, ia meluruh ke lantai. Mata abu-abunya menatap kosong dan perlahan-lahan pandangannya menjadi buram--tertutup oleh air mata yang menggenang di pelupuknya.

***

     Setelah mendapat kesadarannya kembali, Annette mengusir para pelayan agar Alcina dapat memeriksa Avarant dengan leluasa. Alcina--salah satu spirit healer terkuat itu menurunkan tangannya dari punggung Avarant yang masih dipenuhi luka. Luka-lukanya sudah jauh membaik setelah diberi penanganan oleh Alcina.

      "Aku membutuhkan lebih banyak waktu untuk membuatnya sembuh total. Jika aku menggunakan terlalu banyak sihir, tubuh manusia tidak akan kuat menahannya," Alcina berujar penuh penyesalan.

     "Dia tidak akan selamat jika kau membiarkannya begitu saja!" Annette bertambah gusar dari sebelumnya.

      "Kalau pun aku ingin memaksakan kekuatanku untuk menyembuhkannya, dia tidak akan kuat menahan gelombang sihir yang terlalu besar. Dia berbeda denganmu, Anne. Aku bisa menyembuhkanmu dengan mudah bahkan jika lukamu jauh lebih parah dari yang diterima Avarant. Avarant masih sangat murni, jika aku menggunakan terlalu banyak sihir, gelombang sihirku tidak akan membaur dengan tubuhnya karena dia tidak memiliki darah seorang spirit. Berbeda denganmu yang sudah menaklukan Aesther, kalian berbagi kekuatan dan tubuhmu memiliki sebagian kekuatan Aesther. Gelombang sihirku dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan tubuhmu," jelas Alcina sambil membalutkan perban ke tubuh Avarant yang setengah terduduk di atas tempat tidur.

     Aesther yang berada di sebelahnya,  meremas kedua pundak Annette untuk membuang ketegangan ditubuhnya.

     "Alcina akan membawa Avarant ke Essergen sesuai rencana kabur kakakmu. Dan kau akan melakukan apapun yang kau inginkan, " Aesther mengenggam tangan kanannya dengan hangat. "Aku tahu berat bagimu untuk menerima segala perintah Avarant. Melepaskan semua hal yang sudah kita lakukan hanya untuk melarikan diri dan hidup tenang terdengar sangat pengecut, bukan?" Raja spirit itu terkekeh ringan dan Annette sedikit tersenyum mendengarnya.

ANNETTE I | Blazing Lady [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang