47

1.2K 128 6
                                    

Aku minta dukungan kalian lewat vote boleh, ya? Soalnya beberapa bab sebelumnya yang baca sudah sampai ratusan, tapi yang memvote cuma 10% aja 😏🤔

Happy Reading❤


***

     Alice Remington sedang memakai perhiasaannya pagi itu saat seorang pelayan istana masuk ke dalam kamarnya di kediamannya--Mansion Remington. Ia tersenyum puas saat tangannya menerima kotak berukuran sedang yang diberikan oleh si pelayan.

     Alice meletakkan kotak berwarna coklat itu diatas meja teh dihadapannya. Ia membuka tutupnya dan mulai membaca salah satu surat dari tumpukan surat di dalam kotak. Ia menyeringai sesaat setelah ia menemukan apa yang ia cari.

    "Kau tidak diikuti oleh siapapun, kan?" Alice bertanya.

    "Saya mengambilnya setelah Pangeran Cedric pergi, nona," pelayan itu menunduk untuk berbisik di telinga Alice.

    "Kerja bagus,"

    "Apa yang akan saya dapatkan, nona?" Si pelayan yang membawakan kotak surat itu bertanya dengan hati-hati.

    "Kau akan menjadi pelayan pribadi putri mahkota atau..." Alice menjeda ucapannya menunggu ekpresi penasaran yang akan ditunjukkan oleh pelayan itu.

    "Atau?" Pelayan itu memajukan tubuhnya dengan penasaran.

    "....pelayan pribadi ratu. Kau pilih salah satu," lanjut Alice.

    "Saya bisa menjadi pelayan pribadi Baginda Ratu?" Pelayan itu menangkup kedua pipinya yang memerah karena euforia. Menjadi pelayan ratu artinya ia juga akan dihormati oleh para pelayan lain. Bayarannya tinggi dan ia akan mendapatkan banyak keuntungan hanya dengan melayani ratu.

   "Tentu saja. Tapi, kau harus siap untuk melakukan satu hal lagi. Bagaimana, kau mau?"

     "Tentu saja, nona,"

     Alice kemudian memanggil pelayannya yang lain dan meminta untuk disiapkan kereta kuda.

     "Anda ingin ke mana, nona?"

     Tatapan matanya penuh dengan ambisi saat ia menjawab pertanyaan itu. "Ke istana. Sudah saatnya untuk mengadu mereka dan membuat pertunjukkan yang sebenarnya,"

***

     Alice Remington terlihat kalut dan sedih sehingga tanpa sengaja ia menabrak Rikhaleid di lorong istana utama, tepatnya di depan ruang belajar Cedric. Wajahnya menunjukkan seakan-akan ia baru saja mendengar berita buruk dari ruangan itu. Tangannya dengan lekas memungut satu persatu kertas surat yang berhamburan di atas lantai berkarpet yang terjatuh dari tangannya tadi.

     "Tunggu," Rikhaleid berjongkok dihadapannya, menahan lengan kanannya yang memegang sebuah surat terbuka.

     Rikhaleid merebut surat itu dan kembali berdiri. Ia memerhatikan kembali inisial nama si pengirim di pojok kanan bawah kertas.

    Dari A

      Inisial itu menarik perhatiannya dan membuat pikiran Rikhaleid kembali tertuju pada Annette. Semua hal yang ia temui seakan-akan mengingatkannya pada Annette. Surat itu sudah terlanjur berada di tangannya dan ia juga didorong oleh rasa penasaran setelah melihat ekspresi Alice Remington yang terkejut dan semakin kalut saat ia memutuskan untuk membaca isi suratnya dari atas.

    "Surat apa ini?" Rikhaleid menghujam Alice dengan tatapan tajamnya--menuntut agar gadis itu segera menjawab.

    "Sa-saya tidak tahu. Permisi, Yang Mulia," Alice menunduk dalam saat ia mendekap tumpukan surat yang berhasil ia kumpulkan.

ANNETTE I | Blazing Lady [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang