28

1K 180 29
                                    

   Readers yang baik hati, jangan lupa untuk vote & komen

Aku bakal seneng banget kalau kalian mau memberitahukan jika ada typo

Happy Reading ❤️

***

   Rikhaleid berlutut di hadapan ibunya dengan kepala yang tertunduk. Ibunya, Ratu Ophelia sedang menatapnya dengan tajam dan penuh penghakiman. Rikhaleid bisa merasakan tatapan yang membuatnya terintimidasi. Suara ketukan sepatu hak yang dipakai ibunya juga menambah kesan mencekam.

  "Cedric sudah mengajukan permohonan pertunangan pada raja dan raja menyetujuinya. Kau tahu siapa calon tunangannya?" Ratu Ophelia menghujani kepala Rikhaleid dengan tatapan tajamnya.

    "..."

    "Dia akan bertunangan dengan Alice Remington. Padahal ini baru dua minggu sejak mereka pertama bertemu di pesta debutante. Atau mungkin mereka sudah pernah bertemu sebelumnya. Yang jelas Cedric akan melangkahi mu cepat atau lambat. Yang artinya kau sudah lengah, Rikhaleid,"

     "Mata-mata kita mengatakan kalau Cedric tidak pernah bertemu dengan Alice Remington sebelumnya. Mereka memang pertama kali bertemu di pesta debutante," Jelas Rikhaleid dengan wajah yang masih tertunduk.

    Ratu Ophelia terlihat marah. Ia menginjak telapak tangan Rikhaleid yang berada di atas lututnya. "Siapa yang menyuruhmu membuka mulut?"

    "..."

    "Aku memberimu satu tugas sederhana, mengawasi pergerakan Cedric. Dan kau tidak bisa melakukannya dengan benar. Kalau saja orang yang kau perintahkan untuk memata-matai Cedric lebih kompeten, kita akan bisa mencegahnya mengajukan permohonan pertunangan. Sekarang sudah terlambat, Cedric memiliki Duke Remington di belakangnya. Artinya posisi kalian menjadi setara,"

    "..."

    "Apa yang membuatmu lengah, Rikhaleid? Sepertinya aku harus turun tangan untuk menyadarkan mu, ya? Baiklah kalau itu yang kau inginkan. Harleen, ambilkan barang itu,"

    Countess Colleen, dayang sang ratu yang sedari tadi mengawasi dari pojok kamar sang ratu langsung melaksanakan perintah itu. Ia kembali dengan sebuah cambuk di tangannya.

    Rikhaleid masih berlutut dengan kepala menunduk dalam. Ia bisa melihat ujung cambuk yang menjuntai di samping kaki sang ratu. Rikhaleid merasa tegang dan ketakutan. Tubuhnya menjadi sangat kaku, matanya membesar dan ia menjadi gelisah.

    "Kau harus tetap diam, ya?" Ratu Ophelia berbisik di telinga Rikhaleid.

    Countess Colleen membuka paksa pakaian Rikhaleid hingga menampakkan punggungnya yang dipenuhi bekas luka berbentuk garis yang saling tumpang tindih. Ratu Ophelia berjalan perlahan-lahan mengitari tubuh Rikhaleid dan berhenti di belakangnya.

    Ratu Ophelia mengangkat tangannya tinggi dan mencambuk punggung Rikhaleid dengan keras. Satu kali, dua kali, tiga kali, sampai Rikhaleid tidak sanggup lagi untuk menghitung. Tubuhnya tersungkur karena ia sudah tidak kuat untuk menahan tubuhnya. Countess Colleen memaksanya untuk berlutut dengan punggung tegak. Rikhaleid menahan rasa sakit itu dengan mengepalkan kedua tangannya yang ia rasa sudah mengeluarkan darah.

    "Kau beruntung, karena kau memiliki kencan dengan Annette besok, aku tidak akan menghukum mu lebih keras dari ini,"

    Rikhaleid hanya terdiam menerima semua perlakuan kasar dari ibunya. Ia tidak akan pernah berani untuk melawan.

***

    Siang itu, Annette berteman dengan matahari terik yang berada tepat diatas kepalanya. Ia memiliki janji kencan dengan Rikhaleid hari ini. Annette sudah memikirkan hal apa yang akan mereka lakukan di siang hari begini. Pasti akan menyenangkan jika menikmati minuman dingin di salah satu restoran dengan Rikhaleid yang sedikit lebih cerewet dari biasanya.

ANNETTE I | Blazing Lady [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang