30

1.3K 150 35
                                    

 Jangan lupa vote dan komen cantik✨

Happy Reading ❤️

***

   Annette menerima uluran tangan Rikhaleid yang membantunya untuk turun dari kereta kuda. Langit mulai menjingga---hampir gelap saat mereka melangkahkan kaki masuk kedalam sebuah restoran. Seorang pelayan mengambil dan menyimpan mantel bulu putih yang tergantung di bahu Annette. Annette terlihat memukau saat ia memakai gaun berpotongan sederhana berwarna hijau pastel dengan aksen renda yang menampakkan bahu indahnya. Ia juga memakai perhiasan sederhana yang terbuat dari mutiara.

   Rikhaleid juga memberikan mantel hitamnya pada pelayan untuk disimpan. Ia masih memakai baju berbahan sutra pemberian Annette yang sangat nyaman. Kesederhanaan yang mereka tunjukkan petang itu membuat orang lain merasa pakaian mewah yang mereka pakai terlihat berlebihan.

   Para tamu yang tadinya berbicara dengan semangat berubah menjadi suara bisikan saat Annette dan Rikhaleid melewati meja mereka. Puluhan pasang mata mengikuti setiap langkah mereka dengan tajam dan lekat seakan-akan mereka adalah objek wisata yang menarik.

   Seorang pelayan menggiring mereka ke meja khusus yang berada di pojok ruangan dan sedikit jauh dari tamu lain. Rikhaleid menarik kursi untuknya sendiri dan seorang pelayan menarik kursi untuk Annette layaknya seorang pria sopan. Annette membuka buku menu yang diberikan, begitu juga dengan Rikhaleid. Mereka duduk saling berhadapan sambil menatap buku menu di tangan.

   Annette memberikan buku menunya dan menyebutkan pesanannya, begitu juga dengan Rikhaleid. Pelayan itu pergi sambil menutup tirai tipis yang membatasi meja mereka dengan tamu lain.

    "Menarik kursi untukku adalah salah satu tugasmu, bukan pelayan tadi,"

   "Kenapa itu menjadi tugasku? Aku akan terlihat seperti seorang pria yang tunduk dibawah kaki wanitanya," Rikhaleid menumpukkan wajahnya dengan satu tangan. Dengan wajah datarnya, ia menatap Annette seakan-akan ia bosan dengan wajah jelitanya. Yang sebenarnya ia lakukan adalah mengamati wajah indah itu.

    "Kau akan dilihat sebagai seorang pria yang menghargai tunangannya. Kita sudah sepakat untuk bersikap selayaknya pasangan di depan umum, bukan?" Annette menatap Rikhaleid dengan lekat.

     Rikhaleid melepaskan tumpuannya dan menyenderkan tubuhnya dengan nyaman. "Aku akan melakukannya lain kali. Ini pertama kalinya aku melakukan hal semacam ini, kamu harus memaklumi kekuranganku,"

     "Baiklah. Lagipula aku tidak ingin merusak kencan pertama kita," Annette mengalah.

     Rikhaleid mengangguk puas. "Ibuku menitipkan pesan untukmu. Kau harus datang ke istana besok siang untuk mencoba gaun pesta pertunangan,"

     "Sebenarnya aku sudah memesan gaun untuk pesta pertunangan, karena pihak istana tidak menghubungiku sama sekali. Bukankah ini terlalu mepet untuk mengepaskan gaun? Pestanya hanya dua hari lagi, yang artinya gaun itu harus sampai di rumahku paling lambat besok malam setelah aku kembali dari istana,"

     "Untuk pesta penting seperti ini, pihak istana sangat berhati-hati dalam segala hal. Termasuk untuk urusan gaunmu. Kita tidak mau hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Seperti seorang tamu yang datang dengan gaun yang sama persis dengan gaunmu, bukan?" Jelas Rikhaleid.

     Rikhaleid memberikan penjelasan yang masuk akal. Jika gaun Annette baru selesai dua hari sebelum pestanya, tidak mungkin ada orang lain yang sempat membuat gaun yang sama persis. Kejadian seperti seorang gadis meniru pakaian gadis lainnya sangat sering terjadi. Tentunya hal seperti ini tidak boleh terjadi di sebuah pesta penting.

ANNETTE I | Blazing Lady [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang