34

1K 149 24
                                    

  Wajib vote untuk menghargai kerja keras aku!

Tandai jika ada typo

Happy Reading ❤️

*** 

    Tengah malam di bagian belakang istana yang sudah sangat sepi. Seorang pelayan muda menunggu dengan tatapan waspada. Langkah kakinya membawanya ke pinggir hutan saat ia mendengar suara langkah kaki kuda. Pelayan itu berlari mendekat ke arah kuda dan seorang wanita yang terlihat familiar di balik tudungnya.

    Annette turun dari kudanya. Ia membuka tudung mantelnya menampilkan rambut panjangnya yang berwarna hitam. Iris matanya pun tidak lagi berwarna abu-abu, melainkan hitam pekat. Annette harus mengubah warna rambut dan matanya untuk menyamar.

    "Anda datang di waktu yang tepat. Saya baru saja menyaksikan sesuatu yang mengejutkan," ujar pelayan itu dengan senyum mengundang.

    "Katakan," perintah Annette.

    "Apa anda tahu kalau hari ini adalah hari peringatan kematian putri pertama?" tanya pelayan itu.

    "Putri pertama Baginda Ratu?" Annette mengingat jika sang ratu memang memiliki tiga putri yang semuanya sudah meninggal akibat sakit sebelum akhirnya sang ratu melahirkan Rikhaleid yang tumbuh sehat.

    "Benar. Putri pertama yang meninggal di usia dua tahun akibat sakit keras. Malam ini, seperti yang sudah sering terjadi, Baginda Ratu menghabiskan malamnya ditemani minuman keras dan Countess Colleen tidak meninggalkan istana untuk mendampingi Baginda Ratu. Itulah gosip yang saya dengar dari para pelayan dan memang benar adanya. Tapi, malam ini Yang Mulia Putra Mahkota..."

     "Apa? lanjutkan ucapanmu," ujar Annette dengan tergesa.

     Pelayan itu bersedekap dada dengan tangan terulur. "Saya harus melihat seberapa banyak yang bisa anda berikan untuk informasi ini,"

      Annette langsung mengeluarkan kantung berisi koin emas dari balik mantelnya yang kemudian ia berikan pada pelayan itu. Pelayan wanita itu langsung menghitung isi kantung dengan wajah sumringah. Annette menunggu dengan tidak sabaran, ia menghentakkan kakinya.

     "Yang Mulia Putra Mahkota dipanggil ke kamar Baginda Ratu. Padahal menurut para pelayan senior, Baginda Ratu selalu menghabiskan malam peringatan kematian putri pertama hanya dengan Countess Colleen. Entah apa yang membuatnya memanggil Yang Mulia Putra Mahkota, tapi beliau kembali dari kamar Baginda Ratu dengan tubuh yang gemetar. Anehnya, Yang Mulia tidak terlihat seperti habis menangis atau berduka, bagaimanapun ini adalah malam peringatan kematian kakak perempuannya, bukan? yang lebih anehnya lagi, beliau memasuki kamar Baginda Ratu dengan pakaian berwarna putih. Tapi, beliau keluar dengan memakai pakaian berwarna hitam," 

     Annette menyatukan kepingan informasi ini di kepalanya dan satu kesimpulan yang membuatnya tidak percaya muncul.

     "Apa Yang Mulia Putra Mahkota terlihat kesakitan?" Annette bertanya gusar.

     "Jelas sekali. Tubuhnya gemetar dan langkahnya terseok,"

      Sudah cukup. Annette hanya perlu memastikan satu-dua hal lagi untuk melengkapi kepingan di kepalanya.

     "Cari pakaian putih yang dipakai oleh Yang Mulia Putra Mahkota malam ini dan berikan padaku di kesempatan berikutnya," perintah Annette dengan tegas.

***

     Annette menatap sekeliling taman istana putra mahkota yang sangat sepi tanpa adanya satu pelayan pun. Tamannya sangat luas dengan berbagai macam jenis bunga. Air mancur yang terlihat megah berhadapan dengan gazebo. Gazebo berwarna putih dengan pilar-pilar marmer yang menunjangnya. Berbagai pahatan indah terlihat di segala sisi bangunan itu.

ANNETTE I | Blazing Lady [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang