~punya pacar pinter itu enak, jadi kalau gak bisa pasti diajarin~
-Azalea-
○○○
Kini kegiatan belajar mengajar tengah berlangsung. Huh, Azalea bosan sekali dengan pelajaran matematika yang sedang diterangkan oleh bu Tika. Bu Tika adalah salah satu guru killer yang ada disekolahnya. Setiap kali ia mengajar atsmofir didalam kelas pasti langsung berubah menjadi hening dan tegang dalam satu waktu yang bersamaan.
Azalea memandang bu Tika dengan muka sok seriusnya, padahal didalam otaknya sedang memikirkan cerita wattpad yang semalam belom ia selesaikan. Sungguh dirinya sangat penasaran dengan kelanjutan dari cerita tersebut, tapi apalah daya kemaren matanya sudah sangat berat jadi ia memutuskan untuk tidur saja.
"Apakah kalian sudah mengerti tentang materi di bab 3?" Tanya bu Tika kepada seluruh siswa.
"PAHAM BU," Seru 1 kelas kompak. Padahal pasti hanya 2 persen saja siswa yang benar-benar paham dengan materi yang bu Tika terangkan, sisanya hanya masuk kuping kanan keluar kuping kiri.
"Sekarang kalian kerjakan tugas yang ada dibuku paket halaman 189." Ucap bu Tika memberi tugas.
Sekarang seluruh siswa ips 3 sedang fokus mengerjakan tugas yang bu Tika berikan. Ada siswa yang mengerjakan tugas dengan santai karena memang sudah mengerti materinya. Ada juga yang tidur dan tidak mengerjakan tugasnya, dan ada juga yang saling bertukar jawaban dengan teman sebangkunya
"Anjir stress gua, susah banget sih." Azalea mengacak-acak rambutnya frustasi, sungguh ia tidak paham dengan materi limit matematika.
Qanaya menepuk-nepuk pundak temannya itu, "lu gak sendiri, gua juga sama gak ngerti hahaha."
Azalea menatap Qanaya seraya tersenyum, lalu mereka bertos ria karena merasa punya teman sepergoblokan. "Haha emang lu doang nay yang sehati sama gua."
Qanaya terkekeh, "udahlah gak usah kerjain. Kita salin punya Aura aja nanti."
Merasa namanya terpanggil Aura langsung menatap kearah dua temannya, "apa nih bawa-bawa nama gua?"
Qanaya dan Azalea saling memandang dan tersenyum penuh arti, mereka seperti sedang bertelepati melalui tatapan mata masing-masing. "Aura yang cantek, maniez, imoet, nanti bagi-bagi lah jawabannya."
Aura memandang sinis kedua temannya, "emang keturunan dakjal lu berdua."
"Aura gua juga liat jawaban punya lu yah," Octa mengenggam tangan Aura sambil menatapnya penuh permohonan.
Aura menatap Octa dengan sinis, "gak ada akhlak lu."
Octa tersenyum kearah Aura, "yey makasih Aura lopyu." Octa memonyongkan bibirnya seperti memberi ciuman kepada Aura. Melihat hal itu membuat Aura menatap Octa jijik, dan buru-buru melepaskan genggaman tangan Octa dan segera mengerjakan tugasnya.
Azalea, Qanaya, dan octa sedang memakan jajanan yang tadi pagi mereka beli dikantin sekolah. Mereka makan dengan diam-diam sambil sesekali bergosip, sedangkan Aura sedang pusing mengerjakan tugas matematikanya, tidak ada akhlak memang mereka. Memang diantara mereka yang paling lumayan bisa matematika adalah Aura.
"Nih tugasnya, cepetan kerjain sebentar lagi bell." Aura menyodorkan bukunya kepada teman-temannya.
Dengan cepat ketiganya menyalin tugas matemaika milik Aura. Dan kini Aura lah yang memakan jajanan dengan diam-diam sambil sesekali menyuruh teman-temannya mengerjakan tugas dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERISH
RomanceAzalea dan Galvin adalah sepasang kekasih. Tapi, tidak seperti sepasang kekasih pada umumnya, mereka menjalankan hubungan mereka secara diam-diam. Pernah mendengar istilah, 'stranger in publik, couple in privat,' atau istilah, 'cuek in publik, buci...