~Gak ada yang namanya kebetulan. Yang ada disengaja atau takdir~
‐Azalea-
•••
Hari ini Azalea memiliki janji dengan para sahabat-sahabatnya di salah satu restoran yang ada di Jakarta. Sejak para sahabatnya sibuk dengan keluarganya masing-masing mereka jadi sangat susah untuk bertemu, jadi jika ada kesempatan pasti mereka akan mempergunakannya dengan sebaik mungkin.
Inilah realita kehidupan, tahun akan terus berlalu dan kita akan semakin bertambah tua hingga membuat banyak perubahan. Jika dulu saat SMA Azalea dan para sahabatnya akan sangat bebas jika ingin hang out, tetapi sekarang mereka sudah memiliki kesibukan masing-masing.
Setelah pulang dari kantor Azalea langsung saja melesat menuju restoran yang menjadi tempat bertemu dengan para sahabatnya.
Kedua tangan Azalea sibuk menenteng tas dan kopi yang ia beli untuk mengurangi rasa kantuknya. Tak lupa juga ia menggunakan kacamata, tentunya untuk menutupi kantong matanya akibat sering bergadang untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Azalea hari ini menggunakan kemeja berwarna putih gading yang cukup nge-crop dan ia padukan dengan blazer berwarna coklat muda serta celana panjang semi formal berwarna coklat tua. Ia tidak sempat mengganti pakainnya karena terburu-buru, jadilah ia memakai pakaian kerjanya. Azalea benar-benar terlihat seperti wanita karier.
Senyum Azalea mengembang ketika melihat para sahabatnya sudah duduk di meja paling pojok. Bukan tanpa alasan mereka memilih membooking meja yang letaknya sangat jauh dari jangkauan pelanggan lain, mereka semua membawa anak-anak mereka yang pastinya akan sangat rewel.
"Dari jauh udah kedengeran suara para bocil ya bund," ucap Azalea ketika sudah berdiri didepan meja tersebut.
"Lama banget lu datangnya," ucap Qanaya sambil berusaha menenangkan anaknya yang sangat rewel.
Azalea tertawa pelan. Ia berjongkok dihadapan Adam, anak dari Qanaya. "Adam kok nangis? Sini peluk aunty, aunty kangen sama Adam." Azalea merenggangkan tangannya meminta untuk dipeluk.
Bocah kecil berumur 3 tahun itu menggelengkan kepalanya, lalu menjulurkan lidahnya. "Ndamau, wle."
"Bener-bener DNA bapaknya nih anak," decak Azalea ketika melihat tingkah laku Adam yang sangat mirip dengan Alan.
"Adam gaboleh begitu!" Tegur Qanaya membuat Adam kembali memberengut, dan sepertinya sebentar lagi bocah itu akan menangis.
Azalea menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Adam. Azalea membuka tasnya, dan mengambil sesuatu dari dalamnya. "Ini buat Adam, walaupun kamu gamau peluk aku, tapi aku tetep baik." Azalea memberikan Adam coklat yang memang sengaja ia stock banyak di tasnya karena ia memiliki banyak sekali keponakan.
Ragu-ragu tangan mungil Adam mengambil coklat tersebut.
"Bilang apa sama tante Lea?" Tanya Qanaya pada Adam.
"Ma-maacih," ucap Adam lucu membuat Azalea tak tahan untuk mencubit pipi bocah tersebut.
"Sama-sama Adam."
"Tante kok cuman kasih Adam? Raga gak dikasih?" Raga, anak pertama Qanaya terlihat cemberut, iri karena hanya adiknya saja yang diberi coklat.
Tangan Azalea mengelus rambut Raga gemas. "Ini buat Raga. Tapi dengan 1 syarat, hug aku dulu," pinta Azalea yang langsung dituruti oleh Raga.
"Pintar, ini coklatnya for you anak ganteng." Azalea memberikan coklat yang ada di tangannya pada Raga, membuat bocah 4 tahun tersebut bersorak bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERISH
RomansaAzalea dan Galvin adalah sepasang kekasih. Tapi, tidak seperti sepasang kekasih pada umumnya, mereka menjalankan hubungan mereka secara diam-diam. Pernah mendengar istilah, 'stranger in publik, couple in privat,' atau istilah, 'cuek in publik, buci...