25. -pertandingan basket-

11.7K 494 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA SHAY

...

~Ketika kamu memberi semangat padaku yang sudah lelah, seketika itu juga semangatku kembali membara dalam diriku~

-Galvin-


Saat ini Galvin beserta tim nya sedang latihan basket untuk pertandingan yang akan diadakan minggu depan antara sma Galaxy dengan sma Cemara. Sebenarnya Galvin sudah menolak berulang kali untuk mengikuti lomba kali ini, karena masih banyak adik kelas yang bisa menggantikannya, tetapi pak Togar, pembina dari ekskul basket ini tetap memaksanya ikut membuat Galvin mau tak mau menyetujuinya.

Dengan pandangan yang fokus lurus kearah keranjang lawan, Galvin mendribble bola basket yang ada di tangannya. Di dalam otaknya Galvin sedang memikirkan tak tik agar bisa memasukkan bola basket tanpa melenceng dan bisa menghindari hadangan lawan.

"GALVINNNNN, AYO BISA! GO, GO, GO GALVIN!" Teriak dari para supporter fans berat Galvin dengan begitu ganas nya.

Dengan langkah mantap Galvin berjalan kearah ring lawan, dan ketika ada yang menghadang Galvin segera berbalik badan lalu menggeser tubuhnya dan dengan cepat ia berlari kearah keranjang lawan.

"YASHH MASUK, GALVIN KAMU MEMANG GAK PERNAH MENGECEWAAKAN," teriak para supporter dengan heboh ketika Galvin kembali memasukkan bola basket ke dalam keranjang.

"Bagus Galvin, kamu memang top markotop." Pak Togar mengacungkan jempolnya kepada Galvin.

Galvin tersenyum tipis mendapat pujian itu dari pak Togar. "Makasih pak," ucapnya sopan.

"Bah, sudah 2 jam saja kita latihan, baiklah nakku kalian boleh istirahat, hari ini kalian semua bermain dengan hebat," ucap pak Togar dengan logat batak yang begitu kental.

"Baik pak," ucap mereka semua dengan serentak.

Galvin berjalan kearah bangku tempat ia menaruh handuk kecil dan air minumnya. Galvin mengelap keringat yang mengucur dengan deras pada wajahnya. Ia mengambil botol minum nya, lalu meneguk nya hingga tandas tanpa tersisa, tenggorokan nya sungguh kering.

"Vin, tadi lu mainnya keren," puji Tio teman satu tim nya.

"Thanks," balas Galvin.

Rasanya lelah sekali dirinya, ia sepertinya butuh istirahat untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Galvin berjalan ke ruang ganti, untuk mengganti bajunya yang sudah basah oleh keringat. Ia mengganti bajunya dengan kaos polos berwarna hitam membuatnya terlihat berkali-kali lebih tampan. Ia mengambil tas miliknya yang ia taro di loker, nenyampirkannya dipundak kanan nya, dan berjalan keluar dari ruang ganti.

Baru saja ia masuk ke dalam mobilnya, ponselnya langsung berdering. Panggilan masuk dari Dion. Sebenarnya Galvin malas mengangkat telepon dari Dion, tapi ia angkat saja siapa tau penting.

"Apa?" Tanyanya tanpa basa basi.

"Idih jutek banget sih bos, yang ramah dikit ngapa jadi orang indo," ucap Dion dibalik telepon.

Galvin mendengus, sudah ia duga pasti tidak penting. "Gua tutup teleponnya."

"Eh, eh, tunggu dulu jangan dimatiin, gua mau ngasih informasi penting nih buat lu," tahan Dion ketika mendengar perkataan Galvin.

"Gak penting."

"Soal Azalea."

"Ngomong." Raut wajah Galvin langsung berubah menjadi serius ketika Dion menyebut nama Azalea.

CHERISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang