Bagian 2 [4. mistake]

10.9K 499 29
                                    

~12 tahun aku menahan semuanya, tetapi sekarang aku akan memperjuangkan kamu kembali~

-Galvin-

Saat ini Azalea sedang duduk di salah satu cafe terkenal yang ada di Jakarta. Ia duduk sendirian, sedang menunggu seseorang untuk datang.

Sudah hampir satu setengah jam Azalea duduk di cafe tersebut dan orang yang ia tunggu tak kunjung datang. Azalea bahkan sudah menghabiskan kopi yang ia pesan, dan berniat untuk memesannya kembali.

Azalea mendengus kesal ketika seseorang yang ia tunggu tak kunjung datang. Padahal orang tersebutlah yang memintanya untuk bertemu, tetapi dia juga yang tidak datang. Azalea sudah buru-buru datang dari kantor, hingga ia berusaha mengerjakan semua pekerjaannya secepat mungkin agar tidak terlambat.

"Galvin kemana sih? Lama banget." Galvin, adalah orang yang Azalea tunggu sedari tadi.

Galvin dan Azalea sudah membuat janji untuk bertemu hari ini di dengan tempat yang sudah mereka tentukan. Tetapi apa? Pria itu malah tak kunjung datang juga. Padahal, pria itu yang ingin beremu dengan dirinya, tetapi dia juga yang tidak datang.

Sudah berkali-kali Azalea untuk coba menghubungi pria dewasa itu, tetapi ponsel pria itu sedang tidak aktif. Azalea juga berusaha mengirim pesan pada pria itu dengan harapan pria itu bisa membacanya, tetapi yang ia dapat hanyalah centang satu pada setiap pesan yang ia kirim, yang artinya pria itu sedang tidak aktif.

"Ck, kalau sampai dalam waktu satu jam dia gak datang juga, gue bakal pulang beneran." Sungguh Azalea kesal sekali pada pria itu. Galvin membuat waktunya terbuang dengan sia-sia.

Bosan menunggu, Azalea memilih membuka laptopnya, dan mengechek e-mail yang masuk serta mengerjakan beberapa pekerjaan yang belum sempat ia kerjakan.

Untung saja pekerjaannya tidak menumpuk karena hampir sembilan puluh persen pekerjaannya sudah ia selesaikan. Sekarang ia hanya perlu mengerjakan pekerjaan yang sebenarnya bisa ia kerjakan nanti, tetapi ia tidak ingin pekerjaannya menumpuk.

Tangan Azalea bergerak cepat diatas keyboard laptopnya. Matanya menatap fokus pada layar laptop yang ada di hadapannya. Azalea benar-benar terlihat seperti seorang wanita karier.

Padahal dulu sekali, Azalea bercita-cita untuk menikah dan membangun keluarganya sendiri diumur yang ke-25 tahun, tetapi apa daya sampai umur 28 tahun ia belum menikah. Sekarang Azalea sudah tidak mau memikirkan tentang hal tersebut, ia masih cukup muda, dan juga kalau memang Tuhan belum mempertemukannya dengan jodohnya untuk apa dipaksa?

Walaupun, terkadang ada perasaan iri di dalam hati Azalea ketika melihat para sahabat-sahabatnya sudah menikah dan memiliki anak, tetapi sekali lagi Azalea tahu setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing. Kalau memang saat ini bukan waktunya, mungkin nanti. Lagipula, Azalea senang menjalani kehidupannya yang sekarang. Ia bisa membelikan banyak mainan bagi para keponakannya, ia juga bisa memanjakan dirinya sendiri dengan pergi ke salon atau shopping dengan uangnya sendiri.

Azalea melihat jam yang ada pada tangannya. Sudah pukul 7, dan dua setengan jam sudah Azalea menunggu Galvin, dan hasilnya nihil, pria itu tak kunjung datang.

Tanpa mau menunggu lebih lama lagi, Azalea merapihkan laptopnya yang ada di atas meja, dan menaruhnya kembali kedalam tasnya. Dan berjalan keluar dari cafe tersebut dengan perasaan hati yang luar biasa kesal.

"Gak dulu, gak sekarang, tetep aja nyebelin."

•••

Galvin duduk di atas kursinya, mendongakkan kepalanya sedikit keatas, lalu memejamkan matanya. Hari ini ia benar-benar lelah luar biasa. Tiba-tiba ia harus melakukan operasi secara mendadak kepada salah satu pasiennya. Pasiennya yang adalah seorang pria yang berumur 50 tahunan yang mengalami jantung bocor tiba-tiba harus menjalani operasi serius akibat kondisinya yang nge-drop hingga harus menjalani tindakan yang serius.

CHERISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang