~Aku ingin menjadi wanita sempurna~
-Azalea-
•••
Di weekend ini, Azalea dan Galvin pergi mengunjungi kediaman orang tua Azalea. Azalea sangat bahagia, karena Galvin memiliki waktu untuk bisa berkumpul bersama keluarganya, mengingat betapa sibuknya pria itu.
Di dalam mobil hanya ada keheningan. Biasanya Azalea akan berceloteh di sepanjang perjalanan, tapi untuk kali ini ia seperti orang bisu yang kehabisan tenaga. Sedari tadi, Azalea hanya menatap keluar jendela, memperhatian jalanan.
Galvin yang sibuk menyetir pun merasa bingung dengan istrinya. Kenapa istrinya yang biasanya begitu cerewet bisa menjadi begitu pendiam.
Tangan Galvin terulur dan mengusap lembut kepala istrinya, membuat Azalea yang sedari tadi diam menoleh pada Galvin.
"Are you okay?" Tanya Galvin menatap dalam mata Azalea yang begitu sayu.
"I'm okay, thankyou," balas Azalea dengan senyum menenangkannya.
Galvin tersenyum lalu menarik Azalea untuk bersandar pada pundaknya. Sesekali Galvin mengusap kepala Azalea lalu mengecup puncak kepala istrinya dengan lembut.
"Kalau kamu ada beban you have me as your friend, you can tell me everything." Galvin kembali berbicara.
"I know Galvin. But i have no tea to tell you," balas Azalea.
Galvin hanya menganggukan kepalanya, lalu kembali fokus untuk menyetir.
Sesampainya di rumah kedua orang tua Azalea, masih di rumah yang sama seperti beberapa tahun yang lalu. Rumah tempat Azalea menghabiskan masa kecilnya hingga beranjak dewasa.
Rumah ini juga sangat berarti untuk Galvin tentunya. Dulu saat masih remaja, Galvin selalu datang ke rumah ini ketika merindukan Azalea hanya untuk bertemu Azalea. Di rumah ini juga pertama kalinya Galvin diintrogasi oleh papa Azalea yang kini sudah menjadi papanya juga.
Dari luar sudah terlihat 2 mobil lain yang sudah berjejer pada halaman depan rumah, karena rumah Azalea tidak memiliki garasi dan halaman dalam rumah pun tak cukup untuk memakirkan mobil, jadilah semua mobil harus di parkir di luar.
Senyum Azalea langung merekah ketika keluar dari mobil. Kedua kakaknya ternyata juga datang, terlihat dari mobil-mobil yang terparkir.
Azalea langsung menggandeng tangan Galvin, dan mengajaknya masuk ke dalam. Bahkan, dari luar rumah saja, suara berisik anak-anak sudah terdengar, membuat Azalea dan Galvin tersenyum satu sama lain. Keponakan mereka memang sangat berisik.
Keduanya masuk ke dalam rumah, dan mereka langsung di sambut oleh seruan heboh dari sang mama.
"Azalea Galvin! Ya Tuhan setelah 10 purnama akhirnya kalian datang juga." Sang mama pun langsung menghampiri mereka, dan memeluk kedua anaknya itu. Ia mencium keduanya dengan haru.
"Aku mah sering dateng kesini, anak mama yang itu tuh yang sibuk terus, sampe jarang kesini." Azalea memang sering main ke rumah kedua orang tuanya.
"Iya nih kamu, sibuk kerja terus sampe jarang ke rumah," omel sang mama pada Galvin dan memukul lengan menantunya itu.
Galvin tersenyum kecil. "Sorry ya ma, kerjaan lagi gabisa di tinggal soalnya." Bukannya apa-apa, tetapi memang jadwal Galvin sebagai seorang dokter sangat padat.
Miranda memukul bahu Galvin pelan. "Kerja mulu kamu, sekali-kali kamu sama Azalea harus liburan, masa anak gadis mama kamu anggurin doang sih," ucap Miranda sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERISH
RomanceAzalea dan Galvin adalah sepasang kekasih. Tapi, tidak seperti sepasang kekasih pada umumnya, mereka menjalankan hubungan mereka secara diam-diam. Pernah mendengar istilah, 'stranger in publik, couple in privat,' atau istilah, 'cuek in publik, buci...