27. -rumus perempuan-

13.2K 500 4
                                    

~semakin di pelajari rumusnya, semakin tidak masuk di akal. Tapi aku suka~

-Galvin-

°°°


Setelah 1 minggu di opname di rumah sakit, akhirnya hari ini Feri diperbolehkan untuk pulang. Selama 1 minggu terakhir ini Galvin banyak sekali membantu keluarga Azalea, dan hubungan keduanya juga semakin dekat.

Galvin membantu membawa tas besar yang berisi keperluan Feri selama 1 minggu kebelakang.

"Udah taruh situ aja Vin!" Miranda menunjuk sofa yang ada di ruang tengah.

Dengan patuh Galvin menaruh tas yang ia bawa ke atas sofa.

"Vin, makasih ya udah bantu om selama di rumah sakit." Feri tersenyum tulus kepada Galvin.

"Bukan sesuatu yang besar om," balas Galvin dengan sopan.

"Mama tinggal kebelakang dulu ya, mau buatin kalian minum." Miranda beranjak pergi meninggalkan kedua pria itu.

"Bagaimana hubungan kamu dengan Azalea?" Tanya Feri tiba-tiba.

"Belom kembali," balas Galvin lesu.

"Hahaha, anak muda memang membingungkan. Kamu berjuang terus untuk meluluhkan hati si Lea." Feri tertawa melihat hubungan dua sejoli ini.

"Iya om."

"Meluluhkan hati perempuan itu gampang Vin, tapi rumus perempuan itu yang susah, dan harus terus kita pelajari," nasehat Feri sudah seperti seorang ayah yang menasehati anak laki-lakinya.

"Rumus?" Tanya Galvin bingung dengan ucapan Feri

Ditengah perbincangan mereka, Azalea datang dengan tangan membawa tampan yang berisi 2 gelas teh hangat, dan beberapa makanan ringan.

"Jangan kebanyakan gibah, apalagi gibahin anaknya!" Sindir Azalea kepada Feri.

"GR banget kamu, siapa juga yang mau gibahin kamu?" Ledek Feri.

Muka Azalea memerah menahan malu. "Baru sembuh udah ada aja ulahnya." Setelahnya Azalea kembali ke dapur, membantu mamanya menyiapkan makan malam. Bantu liatin aja.

Feri menyeruput teh yang Azalea bawakan, lalu menaruhnya kembali keatas meja. "Perempuan itu sangat mudah luluh, kamu gombalin dikit aja udah meleleh hati mereka. Tapi mereka punya rumus sendiri yang harus kita selesaikan," ucap Feri menjelaskan ucapannya yang sebelumnya.

"Rumus mereka terlihat ribet, dan terkadang tidak masuk di akal. Tetapi, kalau kamu sudah memahami perempuan yang benar-benar kamu cintai, maka semua rumus yang tidak masuk akal itu akan semakin terasa tidak masuk akal," ujar Feri melanjutkan ucapannya.

"Kenapa semakin tidak masuk akal?" Galvin menautkan kedua alisnya, semakin bingung.

"Karena ketika kamu mencintai perempuanmu dengan benar-benar maka kamu akan berusaha mempelajari mereka, dan semakin kamu mempelajari mereka semakin banyak rumus baru yang semakin tidak masuk akal," Feri menjeda sebentar ucapannya. "Tapi, kamu pasti akan suka dengan setiap rumus yang perempuan yang kamu cintai punya."

"PAPA GALVIN MAKAN!" Teriakan dari Azalea menggelegar membuat Feri terkekeh mendengarnya.

Feri berdiri dari tempatnya. "Suatu saat kamu akan mengerti, ayo makan." Feri menepuk-nepuk pundak Galvin.

"Widih, enak banget nih makanannya," puji Feri menatap bahagia makanan yang terhidang diatas meja makan.

"Iya dong mama yang masak," ucap Miranda sombong, "sekarang papa sama Galvin duduk dulu, biar ciwi-ciwi aja yang nyiapin makanan."

CHERISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang