~Waktu terlalu cepat, hingga semua sudah menjadi kenangan~
-Galvin-
•••
"HAHAHAHA, aku inget banget kejadian itu. Aku malu banget tau kalau inget-inget lagi, apalagi aku jatuh di depan kamu." Azalea tertawa terbahak, mengingat peristiwa awal dirinya dan Galvin bisa bertemu.
"Kamu galak banget tau pas itu," cibir Galvin.
"Galak dari mana sih? Aku tuh gak marah cuman lagi buru-buru aja waktu itu," kata Azalea, membual.
"Kalau di inget-inget kejadiannya udah cukup lama ya Le, hampir 2 tahun yang lalu." Galvin tersenyum sendu, menyadari waktu yang ia lewati terasa begitu cepat.
"Time move too fast ya Vin. Sebentar lagi kamu bakalan ujian akhir, dan kamu lanjut ke universitas."
Galvin menoleh kearah Azalea. "Iya, terlalu cepat Zee, sampai aku gamau menghilangkan setiap memori yang tersimpan."
"Kamu mau tau gak first imperssion aku pas lihat kamu?"
"Apa?"
Azalea mengadah keatas. "Pas pertama kali aku lihat kamu, aku kesel karena kamu cuek banget dan gak peka. Masa aku jatuh, kamu cuman diam aja gak nolongin."
"Tapi akhirnya aku tolongin kan."
"Pas aku minta tolong baru ditolongin, bukan karena kesadaran diri sendiri," ejek gadis itu.
"Kamu mau tau juga gak first imperssion aku ke kamu?" Tanya Galvin.
"MAUUU! Apa?" Balas Azalea menggebu.
"Di saat pertama kali aku lihat kamu, aku hanya terpana. Kamu itu gadis yang aneh, galak, lucu, unik, dan sangat humble. Bahkan, di saat pertama kali kita ketemu, kamu udah bisa berbicara panjang lebar padaku. Di pertemuan kedua, kamu berbicara padaku seperti seorang teman, dan saat itu aku nyaman." Cerita Galvin, bernostalgia.
"Masa sih? Emang aku bicara gimana sama kamu saat itu?" Tanya Azalea penasaran.
"Kamu cerita tentang alasan kamu nangis karena novel yang kamu baca. Kamu juga bercerita kalau kamu udah kenal aku karena aku famous. Kamu bercerita seakan aku teman kamu." Jelas pria itu.
Azalea terkekeh geli. "Aduh aku jadi malu dengernya. Aku sok akrab banget sih kayaknya dulu sama kamu."
"Kamu emang sok akrab banget waktu itu, tapi aku suka. Karena, pas pertama kali mau deketin kamu aku takut dan gugup, tapi karena kamu yang cerewet buat aku bisa lebih nyaman dan gak takut buat deketin kamu."
"Hahaha untung aku orang nya baik, jadi kamu nyaman sama aku."
Azalea merapatkan tubuhnya pada Galvin, lalu menyandarkan kepalanya pada bahu pria itu.
"Kejadiannya udah lama banget. Dan sebentar lagi kamu bakal kuliah. Kamu rencana mau kuliah jurusan apa?" Tanya Azalea.
Galvin mengelus kepala Azalea yang bersandar pada bahunya. "Aku mau ngambil kedokteran."
"Hebat banget sih pacar aku ini, kamu pasti bisa jadi dokter yang hebat suatu saat nanti. Kalau aku sakit nanti kamu yang sembuhin ya," ucap Azalea.
"Kalau kamu cita-cita nya apa?" Tanya Galvin balik.
Azalea mengadahkan kepalanya keatas. "Emm... aku juga gak tau mau jadi apa, Masa depan aku masih abu-abu banget. Aku bingung. Aku gak suka belajar, dan gak pinter. Kebanyakan baca novel juga, sampai lupa belajar."
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERISH
RomanceAzalea dan Galvin adalah sepasang kekasih. Tapi, tidak seperti sepasang kekasih pada umumnya, mereka menjalankan hubungan mereka secara diam-diam. Pernah mendengar istilah, 'stranger in publik, couple in privat,' atau istilah, 'cuek in publik, buci...