~Walaupun sudah kadaluarsa, kartu kesempatan ini tetap berlaku, karena kamu pemiliknya dan aku penentu atas kartu ini~
-Galvin-
•••
Seminggu sudah sejak Azalea diperbolehkan untuk pulang dari rumah sakit. Tangannya sekarang sudah bebas, tidak ada gips yang mengekang tangannya lagi, kepalanya pun sudah terasa lebih baik, hanya terkadang pusing ringan menyerang kepalanya, tetapi bisa diatasi dengan meminum obat yang diberikan dokter padanya.
Pulang dari tempat kerja, Azalea tidak langsung pulang. Ia harus menjemput Galvin, yang entah kenapa menjadi lebih manja. Manja dalam artian, pria itu seperti selalu bergantung pada Azalea, seperti saat ini pria itu meminta Azalea untuk menjemputnya di rumah sakit, dengan alasan mobilnya yang sedang dalam perbaikan di bengkel.
Azalea tidak langsung menjemput Galvin di rumah sakit, Azalea melipir dulu ke salah satu cafe untuk memesan kopi, dan juga roti. Galvin masih sibuk mengurusi pekerjaannya, jadi ia tidak perlu terburu-buru untuk menjemput pria itu.
Keluarga Azalea dan Galvun sudah tahu tentang hubungan keduanya. Tentunya, keluarga mereka bahagia saat mendengar kabar tersebut, tetapi ada 2 orang yang langsung marah ketika mengetahui Azalea sudah menjadi kekasih Galvin. Nathan dan Geo, kedua ponakannya itu selalu mengeluarkan aura permusuhan ketika melihat Galvin.
Pernah sekali ketika Azalea mengantarkan Galvin ke pekarangan rumah setelah makan malam bersama keluarganya. Saat itu, Galvin mencium pipi Azalea, dan tanpa mereka sadari ada Nathan yang sedang berdiri di depan pintu. Bocah itu langsung hiteris ketika melihat hal itu, membuat Azalea dan Galvin terkejut melihat Nathan yang sudah bersimba air mata.
"HUAAA AUNTY LEA DIGIGIT SAMA OM JAHAT!"
"Nathan, aku gak digigit. Itu— cuman itu..." Azalea yang saat itu ingin menenangkan Nathan jadi kebingungan cara menjelaskan pada bocah sekecil itu.
Galvin saat itu hanya bisa mengusap kepalanya, bingung dengan kondisi yang ada. "Nathan, om gak gigit aunty Lea kamu, om cuma mau pamit untuk pulang."
Nathan menatap Galvin marah, dan tanpa di duga-duga bocah itu meninju-ninju kaki Galvin dengan sekuat tenaganya. "Om jahat! Aku gasuka sama om!"
Mengingat hal itu membuat Azalea kembali tertawa. Malam itu Galvin yang awalnya ingin pulang, malah terjebak di rumahnya karena harus menenangkan Nathan, dan meminta maaf pada bocah laki-laki itu.
Pernah juga sekali saat di meja makan, Azalea merasa kesal sekali pada mamanya yang sangat blak-blakan. Saat itu mamanya menanyakan pada Galvin kapan akan menikahinya, dan seketika itu juga Azalea menatap mamanya jengkel.
"Jadi kalian kapan mau nikah?" Tanya Miranda dengan sangat santai, tanpa menyadari raut tegang dari keduanya.
"Mama apaansih! Aku baru balikan, belum ada 1 bulan!" Tegur Azalea.
"Tapi kalian sudah saling kenal selama 12 tahun lebih. Sudahlah, jangan terlalu lama menunggu, apalagi kalian sudah sama-sama dewasa, dan siap untuk ke jenjang yang lebih serius."
"Iya, pasti tante." Hanya itulah jawaban yang dapat Galvin berikan pada mamanya.
Dan untuk para sahabat-sahabatnya, Azalea sudah memberi tahu pada mereka, dan tentu saja mereka protes dan merasa keberatan akan hal tersebut. Tetapi setelah Azalea memberikan penjelasan pelan-pelan mereka akhirnya hanya bisa pasrah dengan keputusan Azalea walaupun masih belum seratus persen setuju.
Seketika Azalea tersadari dari pikirannya yang membuatnya tersenyum. Azalea menatap ponselnya yang menampilkan notifikasi chat dari Galvin.
Galvin:
Aku udah selesai
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERISH
RomanceAzalea dan Galvin adalah sepasang kekasih. Tapi, tidak seperti sepasang kekasih pada umumnya, mereka menjalankan hubungan mereka secara diam-diam. Pernah mendengar istilah, 'stranger in publik, couple in privat,' atau istilah, 'cuek in publik, buci...