wedding

13.1K 447 6
                                    

~Dan pada akhirnya kita berakhir bersama~

-GalvinAzalea-

•••

Azalea menatap pantulan dirinya di kaca dengan tatapan tak percaya dan haru. Ia merasa begitu cantik hari ini, dengan gaun putih yang melekat di tubuhnya, polesan make-up di wajahnya, dan rambut panjangnya diberi model half up half down, lalu diberi bubuhan bunga baby breath yang semakin mempercantik penampilannya.

Hari ini akhirnya datang juga. Mulai hari ini hidupnya tidak akan sama lagi, ia akan menajalani kehidupan yang baru, dan melangkah bersama seseorang yang telah ia pilih untuk menemaninya.

Sudah sejak tadi jantung Azalea berdebar kencang, kegugupan menguasainya. Perasannya campur aduk, ia merasa bahagia, dan juga merasa sedih. Sejak hari ini, hidupnya bukan lagi miliknya sepenuhnya, karena mulai hari ini ia harus mengabdi dan setiap kepada seseorang yang mungkin kini tengah berdiri menunggunya di depan altar.

Azalea menatap foto polaroid dirinya dan seorang pria yang sedang memakai seragam SMA. Di foto tersebut tampak keduanya sangat bahagia, foto tersebut diambil 12 tahun lalu. Azalea sengaja menaruh foto tersebut diatas meja rias. "Ujung-ujungnya aku berakhir sama kamu juga." Azalea mencium polaroid tersebut cukup lama, lalu menyimpannya kembali.

Tok...

Tok...

Tok...

Melalui pantulan cermin, Azalea dapat melihat mamanya masuk, dan berjalan mendekat padanya.

Miranda memegang bahu Azalea, dan tersenyum tulus pada anak gadisnya itu. "Cantik sekali anak mama." Miranda mencium kening Azalea. "Sebentar lagi kamu akan menjadi seorang istri. Apapun masalah dalam rumah tangga kamu nantinya, kamu harus selesaikan, jangan lari dari masalah, karena masalah adalah wajar untuk rumah tangga. Turunkan ego mu, jangan manja, dan jadilah istri yang baik dan setia," nasehat Miranda pada anak bungsunya.

Azalea memeluk Miranda erat. "Aku takut ma."

"Kenapa takut?"

"Aku takut gagal. Aku takut belum dewasa, dan aku takut karena harus pisah dari mama papa."

Miranda mengelus kepala Azalea lembut. Ia mengerti perasaan yang sedang Azalea alami, karena dulu Miranda juga pernah berada di posisi Azalea. "Dulu ketika menikah dengan papamu, mama juga takut. Mama takut tidak bisa menjadi istri yang baik untuk papa, mama takut gagal, dan masih banyak ketakutan yang mama alami sebelum menikah. Tetapi mama papa bisa bersama sampai hari ini hingga rambut kami penuh dengan uban, itu karena proses. Proses yang akan mendewasakan kamu nak. Yang paling penting kamu harus menaruh kepercayaan pada suamimu."

Mirand melepaskan pelukan Azalea dari tubuhnya. Tangannya menyentuh air mata yang keluar sedikit di ujung mata Azalea. "Dia pria yang baik. Papa Mama percaya dia yang akan melindungi kamu."

Azalea menganggukan kepalanya. "Dia yang terbaik, makanya aku pilih dia."

Miranda tersenyum mendengar perkataan anaknya. "Sekarang waktunya, papa sudah menunggu di depan." Miranda membantu Azalea berjalan keluar dari ruangan tersebut.

Sesampainya di luar, Azalea dapat melihat Feri, papanya yang tampak sudah siap dengan balutan jas ditubuhnya.

"Papa..." seru Azalea manja.

Senyum Feri mengembang mendengar seruan manja anaknya itu. Berapapun umur Azalea, ia tetaplah anak bungsu yang manja. Dan dimata Feri, Azalea akan selalu menjadi putri kecilnya.

"Cantik banget sih anak gadis papa yang sebentar lagi di rebut sama pria lain," goda Feri.

Azalea memukul lengan Feri pelan. "Papa jangan kaya begitu, nanti aku nangis."

CHERISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang