~kesalahan pertama aku maafin, tapi gatau deh kalau kesalahan yang kedua~
-Azalea-
•••
Disinilah Azalea berada, di dalam salah satu bilik toilet untuk menenangkan dirinya. Ia sempat menangis, tapi sudah berhenti walaupun masih sesegukan sesekali.
"Nyebelin banget tuh 2 orang," dumalnya yang masih kesal dengan Galvin dan Clarissa yang benar-benar sudah menghancurkan moodnya.
Azalea mengambil ponselnya yang berada di sakunya. Membuka kamera, dan mengambil beberapa gambar dirinya dengan mata yang masih sembab.
"Cakep juga gua kalo abis nangis begini," gumamnya saat melihat beberapa gambar dirinya yang ia ambil.
Perempuan itu keluar dari bilik kamar mandi, karena merasa sudah mulai tenang. Ia berjalan ke arah westafel yang ada di kamar mandi dengan kaca di depannya.
Ia menatap dirinya sendiri di kaca, lalu tersenyum seperti orang tidak waras. Ia melakukan berbagai macam gaya, seperti menjulurkan lidah, berpose sok imut, dan lain sebagainya di depan kaca. Setelah puas berpose di depan kaca, ia membasuh wajahnya yang sangat kusut sehabis menangis.
Dengan perasaan lebih tenang Azalea berjalan keluar kamar mandi. Tapi, ketika melewati pintu keluar kamar mandi tangannya sudah di tahan oleh seseorang. Ia membalikkan tubuhnya, dan melihat Galvin yang sudah menatapnya dengan sayu.
Dengan sedikit kasar Azalea menghentakan tangan Galvin yang menahan tangannya. Baru saja terlepas, Galvin kembali menarik tangannya dengan cukup keras, membuat tubuhnya menjadi berbalik dan kembali menghadap pria itu.
"Apaan sih?" Ucapnya dengan nada marah.
"Nangis?"
"Bukan urusan kamu! Urus aja si Clarissa, emang apa peduli kamu sama aku?!" Azalea menatap pria yang ada di hadapannya dengan berani.
"Urusan aku kalau kamu sampai nangis begini. Kamu gak usah marah atau cemburu."
Azalea tersenyum sinis. "Siapa yang cemburu? Gak banget cemburuin cowo kaya kamu! Mendingan cari pacar baru aja."
Galvin menggeram, rasanya ingin marah melihat tingkah laku gadis di hadapannya ini, tetapi ia tahan, ia sadar ia yang salah disini. "Udah ya, jangan marah lagi." Galvin menatap mata Azalea dengan begitu datar.
"Siapa?"
"Kamu."
"Yang nanya," sela Azalea cepat.
Galvin menganga mendengar perkataan Azalea. Sungguh menyebalkan, kalau yang ada di hadapannya saat ini bukan Azalea sudah dapat di pastikan Galvin malas sekali memohon seperti ini.
"Bapak Galvin yang terhormat dengerin ya, kalau emang mau selingkuh yaudah selingkuh aja, biar nanti aku cari cowo lain buat simpenan aku," sarkasnya.
"Kamu ngomong apa sih?! Ngelantur banget!" Terdapat nada marah pada perkataan Galvin.
"Bacot, udah lepasin tangan aku! Aku mau hunting cowo dulu, siapa tau ada yang nyangkut." Azalea kembali menghempaskan tangan Galvin.
Tak membiarkan Azalea pergi begitu saja, Galvin menarik bahu gadis itu. "Udah ada aku, jangan coba-coba cari cowo lain!"
"Dih, mendingan aku cari cowo yang lebih baik dan lebih peka, dan yang gak marah-marah sama aku."
"Yang lebih baik emang banyak, tapi yang beliin kamu banyak makanan cuman aku," ucap Galvin dengan tangan yang menggenggam pergelangan tangan Azalea.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERISH
RomanceAzalea dan Galvin adalah sepasang kekasih. Tapi, tidak seperti sepasang kekasih pada umumnya, mereka menjalankan hubungan mereka secara diam-diam. Pernah mendengar istilah, 'stranger in publik, couple in privat,' atau istilah, 'cuek in publik, buci...