16. -toilet-

16.6K 630 7
                                    

~setelah jadi mantan kamu makin ngeselin ya, jadi pengen sentil ginjalnya~

-Azalea-

"Le lu udah ngerjain tugas yang waktu itu bu Tika kasih?"

Seketika Azalea melebarkan kedua bola matanya, "Shit, belom anjir. Gua liat dong punya lu." Pinta Azalea kepada Qanaya.

"Gua juga belom ngerjainnya." Keluh Qanaya.

"Mampus kita berdua. Bu Tika pasti nyuruh kita nyikat wc kalo begini." Ujarnya panik.

"Iya pasti. Mana si Aura belom dateng lagi, padahal dia harapan kita satu-satunya." Kata Qanaya dengan lesu.

"Aduh, mana hari ini bu Tika jam pertama lagi. Udah gaada waktu lagi, 5 menit lagi bell."

"Lu berdua kenapa dah? Masih pagi muka udah lecek banget." Octa masuk kedalam kelas, ia baru saja membeli jajanan dikantin.

"Ta, lu ngerjain tugasnya bu Tika gak?" Tanya Azalea dengan secerah harapan Octa sudah mengerjakannya.

"Emang ada tugas ya?" Tanya Octa dengan polosnya.

"Dahlah, kalau kaya begini kita bertiga dihukum barengan." Pasrah Qanaya.

"Ihh jangan gitu dong. Kita kerjain sekarang aja, daripada dihukum sama bu Tika." Ujar Octa panik.

"Ntar lagi bell, tugasnya 20 soal, pasti gak keburu." Tutur Azalea.

"Yaudahlah kita pasrah aja." Octa menghembuskan napas, pasrah dengan keadaan.

○○○

Bu Tika masuk kedalam kedalam kelas. Setiap ketukan langkah yang menyatu dengan lantai terdengar begitu creepy ditelinga Azalea. Bagaimana tidak takut? Bu Tika adalah salah satu guru killer disekolahnya, dia tidak memandang bulu ketika memberi hukuman, cewe atau cowo sama saja.

Setelah memberi salam dan berdoa para siswa dipersilahkan untuk duduk.

"Tugas yang minggu lalu saya suruh kerjakan, kumpulkan sekarang!" Perintah bu Tika dengan tegas.

Azalea, Octa, dan Qanaya meremang ditempatnya. Sungguh mereka merasa takut, apalagi hari ini bu Tika terlihat badmood, walaupun dia badmood setiap hari.

"Mampus nih kita bertiga." Bisik Azalea.

"Lu sih Ra datangnya telat." Kesal Octa.

"Dih kok salah gua? Lu aja yang malas ngerjain tugas, makanya minta pap kemaren sama gua, biar gak kaya tadi." Tandas Aura ikut kesal.

"Udah terjadi ini. Terima aja nanti hukumannya." Qanaya terlihat tenang walaupun tak ayal dia juga merasa takut.

"Iya udah terjadi ini. Yang penting ada temen, jadi gak malu-malu banget kalo dihukum." Tambah Azalea dengan santai.

"Mengapa hanya ada 27 buku? Kemana 3 lagi? Apa ada yang tidak mengerjakan?" Tanya bu Tika ketika menghitung jumlah buku yang hanya terdapat 27 buah.

"Yang tidak mengerjakan tugas maju kedepan!" Perintah bu Tika dengan keras.

Dengan takut-takut Azalea, Octa, dan Qanaya maju kedepan kelas.

Bu Tika memandang mereka bertiga dengan tajam, "Mengapa tidak mengerjakan tugas."

"Anu bu, itu, saya kemaren itu—"

"Kenapa Octa? Jawab dengan jelas, jangan anu-anu saja!" Sela bu Tika semakin membuat ketiganya merasa takut dan malu.

CHERISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang