||Chapter 27||

454 43 31
                                    

Hai!! Siapa yang masih bangun unjuk tangan🖐
Happy reading yaa~

•••

"Kei, bangun yuk!" Farhan menepuk-nepuk pipi putrinya. "Ayo pulang, nanti lanjutin tidur lagi di rumah," Bujuknya pelan, membangunkan Keisya dari tidur lelapnya.

Siang tadi, sehabis izin sekolah Keisya jadinya pulang ke rumah Ranti, tantenya karena di rumah tidak ada orang, ayahnya kerja. Dan sekarang Farhan baru bisa pulang kerja, menjemput putrinya dirumah sang adik, Ranti. Duda satu anak itu menjulurkan telapak tangannya ke dahi putrinya, "hangat badannya. Ayo kei, bangun dulu tidur lagi di mobil, kita pulang." Akhirnya mata gadis itu terbuka pelan-pelan, kepala Keisya terasa pening sekali, penglihatannya juga buram. Gadis itu mengulet pelan,

"Hmmm?" Keisya menjerapkan matanya, menatap sang ayah yang berada di samping kasur tempatnya tidur itu.

"Ayo kita pulang, nanti lanjut di rumah tidurnya," Ajak Farhan. Kemudian ayah Keisya itu membantu putrinya bersiap untuk pulang, dan menuntun putrinya keluar dari kamar yang ditiduri Keisya tadi.

"Eh udah bangun, gimana kei? Perutmu udah enakan?" Diluar kamar, Ranti bertanya melihat keponakannya yang sejak siang tadi mengadu merasa tidak enak perut akibat mual-mual berujung demam dan meriang. Keisya mengangguk lemas, berhenti berjalan dengan lesu, menunggu ayahnya berpamitan pulang.

"Udah ran, aku sama Keisya pulang yaa. Makasih loh ini, anak gadisku di tumpangin tidur! Satrio, Devin, om sama Keisya pamit pulang yaa!" Keisya ikut berpamitan kepada tante serta kedua saudara sepupunya itu. Kemudian ia menyusul ayahnya keluar rumah Ranti, yang tengah menyalahkan mesin mobil.

"Tan, aku pulang yaa, makasih tan, assalamu'alaikum!" Keisya bersalaman dengan Ranti, kemudian masuk kedalam mobil ayahnya.

Di dalam mobil, Farhan mulai menarik gas mobilnya. Melewati rumah Jendra, gadis yang masih setengah sadar dan lemas itu kembali memikirkan kejadian siang tadi di sekolah. Menarik nafas panjang, Keisya menutup kembali matanya, berusaha tidak memikirkannya. Jangan dipikirin Kei, mending tidur, kepala lo tambah sakit nanti, hati juga ikutan sakit, katanya berucap dalam hati.

"Besok kalau masih meriang, engga usah sekolah. Nanti ayah bilangin wali kelas kamu lewat whatsapp yaa," Keisya hanya mengumam, matanya sudah sayu. Sedang Farhan mengusap rambut putrinya itu sayang.

•••

Ceklek

Nayla masuk ke ruang rawat inap Keisya, bersama Satrio. Ya mereka adalah 3 bestie yang sangat solid, Satrio menjemput Nayla selepas pulang sekolah untuk mengunjungi Keisya bersama di rumah sakit tempat gadis itu dirawat. Setelah pulang dari rumah Ranti, suhu tubuh Keisya terus naik turun, hingga demamnya yang mencapai 39.79° kemudian Farhan memilih menghubungi adiknya untuk membantunya membawa Keisya ke rumah sakit. Disinilah gadis itu sekarang, berbaring diranjang ruang rawatnya dengan lemas, Keisya terkena gejala tifus akibat kelelahan, sudah 2 hari 2 malam gadis itu berada di ruang rawatnya, hanya berbaring, mengganti posisinya menjadi duduk ketika makan dan bangun dari ranjang ketika ingin ke toilet.

Nayla menaruh plastik bermerek minimarket berisi jajanan ringan di atas meja samping ranjang sakit Keisya. "Nih gue beliin air kelapa kemasan yang lo titip, diminum sampe abis yaa!" Keisya tersenyum lemas, "thanks nay!" Nayla memberikan jempolnya.

RAJENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang