||Chapter 23||

561 61 0
                                    

"Keisya, ingat waktu ya, udah malam, jangan teriak-teriak!" Siapa lagi jika bukan Fathan orangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Keisya, ingat waktu ya, udah malam, jangan teriak-teriak!" Siapa lagi jika bukan Fathan orangnya.

"Iya yah iya," jawab Keisya kalem. Setelah itu Keisya kembali rebahan anteng di kasurnya. Memandangi ponselnya yang menampilkan room chat dengan Jendra.

"Tapi kalo dia suka sama aku kenapa bonceng mantannya tadi!" Kata Keisya kesal.

Ka Jendra

Klo ska aku, td bncng" mksdnya ap?


Tdi aku kerja kelompok di rmhnya Septian. Trs Tasya gk ada yg bonceng, kebetulan aku lg sendiri, ywdh aku d suruh bonceng Tasya

oh gt


Iya, jdi jngn marah lg!

ga tuh

sp yg mrh


Tuhkan msh marah

g mrh ish

•••

Keisya


g mrh ish

Jendra mengulum bibirnya, tersenyum kecil. Keisya sungguh menggemaskan! "Duh, untung sayang!" Katanya sembari mengelus dada. Kemudian cowok itu berfikir, "Sebelum paketan gue habis, mending telepon! Ya telepon!" Jendra segera mendial nomor Keisya.

Tut..

Telepon terhubung! Namun, Keisya sama sekali tidak mengeluarkan suaranya di sebrang sana. "Halo.. Keisya?" Sapa Jendra duluan. Cowok itu menggigit jempolnya gemas karena tak kunjung mendapat respon.

"Kei?"

"Keisya!"

"Eh iya?" Terdengar sahutan. Jendra terkikik kecil ketika membayangkan Keisya yang tersadar dari lamunannya.

"Hem," kini cowok itu bingung sendiri harus berbicara apa.

Krik, krik, krik.

Sempat senyap beberapa saat, "ka Jendra," panggil Keisya. "Iya?" Di ujung sana, Keisya menggigit bibirnya. "Kenapa telepon?" Jendra langsung memutar otaknya.

Kenapa ya dia telepon Keisya tadi? Tuh kan! Lupa. "Hem, enggak kenapa-kenapa, cuman pengen telepon aja," kata-kata tersebut meluncur lancar. "Oh gitu," hancur sudah harapan Keisya! Gadis itu kira Jendra menelponnya karena..

Yah tidak usah diperjelas! "Kalo gak ada yang penting, Keisya tutup ya kak, ngantuk, mau tidur," Jendra gelagapan sendiri. "Eh? Eh iya, iya, tidur deh, udah malem," katanya kaku.

"Yaudah, bye ka Jendra,"

•••


"Yaudah, bye ka Jendra,"

RAJENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang