||Chapter 22||

515 69 6
                                    

JANGAN LUPA DI VOTE SAYANG!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JANGAN LUPA DI VOTE SAYANG!

•••

Saat jam pulang sekolah tiba, seperti biasa. Keisya dan Nayla akan pulang bersama naik angkot. Jangan tanya kenapa Keisya tidak membawa sepedanya. Sepedanya itu kemarin di naiki oleh Satrio. Parahnya lagi cowok itu ikut membonceng Devin yang badannya lumayan gemuk. Jadilah ban sepedanya kempes. Dan Keisya tidak punya pompanya.

Setelah menemukan dan menyetop angkot yang lewat, kedua gadis itu masuk kedalam angkot. Ocehan Nayla mengenai cogan menemani perjalanan mereka. Namun tiba-tiba, Keisya mengerutkan keningnya ketika tak sengaja melihat Jendra dari jendela belakang angkot, Jendra yang tengah membonceng Tasya.

Astaga! Apa-apaan itu! Katanya sudah putus, kok tiba-tiba terlihat sedang boncengan lagi! Apa jangan-jangan mereka mau balikan?! Nayla yang tiba-tiba merasa diabaikan ikut menoleh ke arah yang Keisya lihat.

"Kenapa sih kei?" Dengan cepat Nayla mengangguk-angguk. "Oh, itu toh," gumamnya lagi.

"Positif thinking aja kei, siapa tau mereka emang mau balikan," kata Nayla memanas-manasi.

Mood Keisya rasanya langsung melayang begitu saja. Gadis itu tersenyum, "bodo amat, emang gue peduli." Keisya langsung menghadap ke Nayla lagi.

"Yakin?" Keisya hanya mengangguk. Kemudian gadis itu diam.

Nayla yang notabenenya tidak bisa diam pun memancing topik baru. "Kenapa suka sama Jendra sih? Kan masih banyak cowok yang lebih ganteng daripada dia!" Keisya menghela nafas.

"Cinta gak butuh alasan," jawabnya singkat.

"Bener tuh mbak!" Tiba-tiba saja bapak-bapak yang satu angkot dengan mereka menyerobot. "Tapi kalau semisalnya bikin sakit doang mah ngapain di lanjutin," si bapak menoleh ke arah Nayla.

"Iya gak mbak?" Nayla mengangguk saja.

•••

Kini Keisya sudah rebahan santai di dalam kamarnya. Menggenggam ponsel yang tengah menyala, memperlihatkan room chat Jendra. Ia ingin bertanya perihal siang tadi, namun ketika di pikir lagi, ia siapa?

Akhirnya Keisya mematikan ponselnya lagi. Gadis itu menelungkupkan kepalanya di bantal. Ting! Dengan malas-malasan, Keisya melihat ponselnya, yap itu pesan dari Jendra! Namun, jika dulu ia bersemangat membalas pesan Jendera, sekarang gadis itu malah bermalas-malasa.

Ka Jendra

Keisya

ya?

lgi ngpin?

Tidur

Kok tidur bisa main hp?

RAJENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang